Arifin Tasrif Paparkan Roadmap Transisi Energi Indonesia, Bertemu Petinggi World Bank

Ilustrasi pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) (pixabay.com)

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan pertemuan dengan World Bank Managing Director for Operations Axel van Trotsenburg. Dalam pertemuan itu, Menteri ESDM memaparkan peta jalan transisi energi yang akan dilakukan Indonesia.

Arifin menyampaikan pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai 23% energi baru dan terbarukan (EBT) pada bauran energi tahun 2025. Pada akhir 2021, bauran energi dari EBT telah mencapai sekitar 11,7%.

Dirinya juga menerangkan sejumlah langkah yang telah dilakukan pemerintah sejauh ini dalam upaya mencapai target bauran energi pada 2025 itu.

Baca Juga :

“Kami mengesahkan Peraturan Menteri terkait PLTS Atap. Kami juga menargetkan bahwa akan ada tambahan 3,6 Gigawatt (GW) PLTS Atap yang terpasang pada tahun 2025,” jelas Arifin dalam keterangan resmi dikutip Rabu, 16 Februari 2022.

Arifin juga memaparkan pemerintah telah melakukan berbagai upaya lainnya untuk mengakselerasi capaian target bauran energi itu. Di antaranya yakni membangun 10,6 GW pembangkit listrik tenaga (PLT) EBT, termasuk penggantian PLTD menjadi PLT EBT dan pemanfaatan biofuel hingga 11,6 juta kiloliter.

Sementara itu, dalam hal mewujudkan rencana besar untuk mencapai Net Zero Emission atau NZE tahun 2060, Arifin menerangkan, pada 2035 pembangkit listrik akan didominasi oleh Variable Renewable Energy (VRE) dalam bentuk tenaga surya, diikuti tenaga angin dan arus laut pada tahun berikutnya.

Hidrogen juga akan dimanfaatkan secara gradual mulai 2031 dan secara masif pada 2051. Kemudian tenaga nuklir akan masuk dalam sistem pembangkitan mulai tahun 2049.

Indonesia yang juga merupakan negara tropis memang memiliki segudang potensi energi baru terbarukan (EBT) melalui angin, air, dan arus laut.

"Pada rencana suplai listrik, kami memiliki arus laut, surya, air, panas bumi, dan sebagainya. Namun saat ini sumber energi terbesar adalah dari energi surya. Selain itu, kami juga belum mempertimbangkan pemanfaatan tenaga nuklir (dalam waktu dekat), melainkan mulai tahun 2049," jelas Arifin.

Adapun pertemuan yang dilakukan dengan membahas upaya transisi energi di Indonesia itu merupakan bagian dari gelaran event Presidensi G20 Indonesia. Transisi energi merupakan salah satu dari tiga isu utama yang diangkat Indonesia dalam gelaran KTT  G20.

Di akhir pertemuan, Arifin mengatakan akan tetap menjalin hubungan baik dengan Wolrd Bank untuk mencapai target-target transisi energi yang telah direncanakan itu.

"Kami akan tetap bekerja sama dengan World Bank dan berharap kita dapat mengatur program-program lainnya untuk dapat dieksekusi," pungkas Arifin.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Farhan Syah pada 16 Feb 2022 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories