Asa Srikandi Aspal Hidupi Keluarga

"Alhamdulillah, Tupo (tutup poin)," ucap Ati salah seorang mitra GoJek Palembang, belum lama ini sekitar pukul 21.00 WIB (ist)

"Alhamdulillah, Tupo (tutup poin)," ucap Ati salah seorang mitra GoJek Palembang, belum lama ini sekitar pukul 21.00 WIB.

Berhasil tutup poin memang menjadi momentum yang mesti disyukuri oleh driver GoJek, termasuk Ati karena sejak pagi mereka sudah mengaspal dan kadang kala hingga malam baru berhasil mencapai target.

Setiap driver GoJek R2 alias motor perlu mengumpulkan `1.300 poin agar tutup poin, tambah dia.

Bukan hanya mengejar tutup poin, driver juga mesti menjaga performa. Ketentuan aplikator karya anak bangsa tersebut, berlaku untuk semua driver tanpa membedakan gender.

"Kami setara lho mbak, jadi tidak ada perbedaan antara driver laki-laki maupun perempuan," kata ibu dua anak ini.

Aturan yang berlaku bagi pengemudi ojek online tidak dibedakan, karena itu srikandi aspal di Kota Palembang berkompetisi secara sehat berjuang mencari nafkah di jalanan.

Driver ojol atau ojek online, telah dilakoni perempuan single parent ini sedak tahun 2017.Saat itu, awal-awalnya GoJek beroperasi di Kota Palembang.

Bersama sejumlah teman mendaftarkan diri menjadi pengemudi ojol. Ketika itu, Ati Sudiarti nama lengkap perempuan berusia 43 tahun ini mengungkapkan kalau dirinya baru berhenti bekerja di perusahaan.

 

Sebelum menjadi driver sempat dua kali bekerja di perusahaan, waktu kerjanya sangat tidak fleksible pergi pagi kadang pulang malam. Akibatnya, jarang bertemu anak karena saat pulang anak-anak sudah tidur.

 

Sejak 4 tahun menjadi driver ojol, waktu kerja bisa diatur dan anak serta orang tua juga bisa dengan mudah diperhatikan.

 

"Aku juga jadi driver R4 sudah sejak awal beroperasi GoJek di Palembang, tahun 2017," kata Tut Wuri Handayani pengemudi Gojek perempuan lainnya.

Oya, R2 merupakan istilah untuk mitra driver GoJek yang mengemudi motor sedangkan R4 mitra yang mengendarai mobil alias roda empat.

Itut, panggilan akrab perempuan yang memiliki tiga orang buah hati ini mengatakan banyak pengalaman menyenangkan selama menjadi mitra GoJek.

 

"Saya dasarnya senang jalan-jalan mbak, jadi saat mengantar dan menjemput penumpang tentunya dengan senang hati, ujar dia.

 

Sebelum pandemi, biasanya mengaktifkan aplikasi usai salat subuh sampai jam malam, tergantung orderan. Bahkan pernah mengantar penumpang ke bandara pukul 12.00 WIB malam, tapi hampir dua tahun ini terpaksa pulang lebih cepat karena memang pengguna R4 menurun signifikan.

 

"Profesi ini (driver online) memang masih didominasi pria tetapi perempuan juga memiliki kesempatan yang sama untuk berjuang memenuhi kebutuhan hidup keluarga," kata perempuan yang aktif juga di Asosiasi Driver Online (ADO) Palembang.

 

Tidak jauh berbeda dengan Ati, Itut mengungkapkan setiap bulan mampu mengumpulkan pendapatan sekitar Rp4 juta sampai Rp5 juta tapi itu belum bersih.

 

Dibandingkan dengan bekerja di perusahaan atau lembaga yang disiplin waktu masuk dan pulang kerja, menjadi driver online lebih bisa membagi waktu."Kami tidak terikat waktu, bisa mengatur sendiri waktu berkerja dan juga pendapatan," kata dia.

 

Kenalkan Pekerjaan ke Anak

 

Sebagai orang tua tunggal, Itut mengaku sebelum menjadi mitra Gojek sempat menjadi rekanan kantor pemerintah. "Beberapa tahun, saya menjadi rekanan tetapi akhirnya berhenti dan memilih driver sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak," katanya.

 

Sebenarnya, saat ini antara pengemudi perempuan dengan pria tidak jauh perbandingan jumlahnya. Namun, mungkin masih ada pengguna jasa yang baru menemukan atau memesan melalui aplikasi GoJek dan mendapati supir atau pengemudinya perempuan.

 

"Pernah saya batal mengantarkan penumpang, karena penumpang tahu saya perempuan," kata dia.

 

Setelah tahu driver perempuan, penumpang pria ada yang membatalkan tetapi tetap membayar karena sudah dipotong ongkos dari GoPay. Meskipun jarang terjadi, namun bagi Itut pengalaman itu tentunya menjadi cerita yang berkesan. 

Ati juga bercerita, kalau beberapa kali menerima pesanan GoRide dari laki-laki. "Biasanya, kalau pemesan laki-laki gantian saya yang dibonceng," tutur Ati sambil ketawa.

 

Kedua srikandi ini mengungkapkan hal yang sama."Kami mengenalkan pekerjaan kepada anak-anak, agar mereka tahu bagaimana ibunya mencari uang halal untuk memenuhi kebutuhan mereka," kata duo srikandi hampir berbarengan.

 

Itut menjelaskan bagaimana ia mengajak anak-anaknya bergantian saat pengemudi. Bahkan, perempuan lulusan sarjana salah satu perguruan tinggi di Palembang ini mengungkapkan anak perempuannya pernah menggantikan dirinya menyetir karena sedang tidak enak badan. 

"Anak-anak saya ajak memahami pekerjaan ibunya dan mereka tidak merasa malu tetapi justru senang bisa ikut jalan-jalan keliling Kota Palembang," kata dia.

 

Begitu juga dengan Ati walaupun pengemudi ojol dia mengakui pernah mengajak anaknya untuk mengenalkan bagaimana aktivitas dirinya di jalanan.

 

Dengan mengenalkan langsung pekerjaan ke anak, paling tidak mereka tahu perjuangan ibu memberikan kecukupan nafkah dengan cara yang halal dan juga diharapkan penuh keberkahan, tambah Ati yang juga menjadi salah satu Pelaksana Kopdar Meeting (PKM) yang ditunjuk langsung GoJek.

 

Setia dan Menanti Gacor

 

Dua srikandi Ati dan Itut, termasuk dari mayoritas mitra GoJek yang setia. Hal itu, dibuktikan meskipun telah beroperasi aplikator lain di Kota Palembang beberapa tahun ini, tetapi memilih setia hanya pada aplikasi karya anak bangsa (GoJek) sejak tahun 2017.

 

"Yang pasti saya sudah nyaman menjadi bagian dari mitra GoJek," ujar Ati.

 

"Saya juga gak mau direpotkan dengan tambahan aplikator lain, karena memang sudah sejak awal menjadi mitra GoJek," tambah Itut yang saat itu ditemui disalah satu sekret driver online.

Itut mengungkapkan dirinya sudah sangat klop dengan sistem kerja GoJek, paling kami harus memastikan kapan waktunya gacor. Gacor adalah istilah saat pesanan mengalir dengan deras.

Waktu gacor biasanya, tambah Ati saat pagi menjelang anak-anak masuk sekolah atau siang hari pas makan siang. Lalu, sore ketika pegawai pulang kantor, malam pun biasanya juga gacor saat customer cari makan malam, jelas dia.

 

Gacor menjadi waktu yang tepat bagi para driver mendulang poin, poin sesuai target berarti pendapatan juga optimal.

 

"Gacor menjadi waktu yang paling kami nantikan, karena biasanya di waktu Gocar ini orderan terus kita terima," tambah Itut.

 

Kalau sudah lewat gacor, tambah Itut lagi biasanya orderan netes alias tidak deras mengalirnya, kondisi ini tentunya dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan lain, seperti urus anak atau jemput anak sekolah.

 

Senangnya, Dapat Tas GoFood

 

Bagi Ati, pandemi COVID-19 sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatannya dari mengaspal. Karena meskipun layanan antar jemput penumpang (GoRide) sempat dinonaktifkan tetapi masih ada rejeki lain dari ekosistem Gojek lainnya yaitu GoFood.

 

Pesanan GoFood selama hampir dua tahun ini sangat membantu menjaga performa, oh iya bagi Ati performa tinggi menjadi sangat penting bagi dirinya karena disana menjadi salah satu bukti kerja keras dirinya mengaspal. Hitungan performa dalam aplikasi Gojek minuman 80 persen dan paling tinggi performa diangka 100 persen.

 

"Saya bersyukur, selama saya menjadi driver Gojek hampir tidak pernah performa berada dibawa angka minuman, karena memang saya tidak pernah libur kecuali hari raya," ujar Ketua Srikandi Ojol Story ini.

 

Kembali ke orderan GoFood, sebagai pengemudi yang berperan sebagai kurir tentu dirinya menginginkan selalu berupaya mengantarkan makanan atau minuman dengan kondisi terbaik. Namun, kadang ada saja masalah akibat kemasan yang tidak sesuai dari mitra UMKM Gojek.

 

 

Apalagi, saat musim hujan biasanya makanana atau minuman yang dipesan pelanggan kebasahan dan kemasan rusak akibat curahan air. Sempat bingung dengan kondisi tersebut, Ati bersama pengemudi GoJek lainnya akhirnya kini bisa dengan mudah menyampaikan pesanan pelanggan GoFood dengan kemasan bersih, rapi dan tentunya tidak rusak.

 

Iya, GoJek memfasilitasi tas GoFood."Tas GoFood diberikan secara cuma-cuma alias gratis," kata dia.

 

Tas GoFood kini menjadi solusi dalam memberikan layanan optimal pelanggan Gofood maupun GoSend, tidak takut lagi kebasahan karena hujan atau tumpah. Makanan dan minuman yang dipesan bisa sampai sesuai dengan kemasan dari restoran.

 

Tas itu, juga sangat membantu bagi pengguna jasa GoSend dengan kapasitas yang cukup besar."Pokoknya, kami semakin semangat mengejar orderan," ucap Ati bersemangat.

Wisata Religi dan Naik Haji

 

Ati dan Itut meskipun sama-sama berprofesi sebagai driver online tetapi berbeda kendaraan yaitu R2 dan R4 tetapi tentunya memiliki cita-cita yang mulia untuk kehidupan dirinya dan keluarga.

 

Itut mengakui kalau selama menjadi driver online dirinya tidak ketinggalan menyempatkan diri untuk melakukan wisata rohani.

 

"Sederhana saja sebenarnya, setiap kali selesai mengantar penumpang biasanya saya langsung mendatangi masjid terdekat. Senang rasanya bisa menjalankan salat di masjid-masjid yang berbeda," tuturnya.

 

Perjalanan religi saat bekerja sebagai driver diakui Itut juga bagian yang sangat dinikmati. Masjid baru ketemu orang baru menjadi cara dirinya untuk tetap bersemangat mencari nafkah dengan kendaraan yang dibelinya dengan cari mencicil.

 

"Alhamdulillah, selama nge-GoCar saya bisa membeli mobil meskipun pembayarannya dengan mencicil," ucap perempuan yang tampak selalu bersemangat ini.

 

Lain lagi dengan Ati yang mengatakan kalau saja tidak pandemi mungkin dirinya sudah mendamping kedua orang  tua berangkat ke tanah suci menjalankan ibadah haji rukun Islam kelima.

"Saya sudah bersiap menemani ibu dan ayah  tetapi ternyata COVID-19, padahal uang dari  hasil nge-GoJek sudah cukup untuk berangkat menemani orang tua yang sudah sepuh," kata dia.

Tentunya, meskipun batal berangkat beribadah ke tanah suci dia mengaku terus berdoa dan berusaha menambah tabungannya agar cita-cita beribadah bisa segar diijabah Allah SWT.

“Ayah saya saat masih gagah adalah seorang buruh di pasar, Ibu mencari tambahan dengan mencuci pakaian tetangga tetapi mereka sudah memiliki biaya untuk berangkat ke Mekkah. Mudah-mudahan kondisi pandemi ini bisa segera membaik dan kehidupan kembali normal," ujar dia. 

Semangat mereka beribadah dan keinginan berangkat ke tanah suci tentunya menjadi pemacu dirinya untuk semakin memantapkan performa saat mengaspal di jalanan Kota Palembang. 

Semangat srikandi-srikandi aspal ini beribadah juga tampak jelas, ketika sedang bercengkrama di sekretariat tiba waktu salat Maghrib mereka saling ajak untuk beribadah bersama, berjamaah. Salat berjamaah pun dilaksanakan bersama driver yang mengimami mereka.

Usai salat berjamaah, para srikandi driver online tersebut juga kembali memantau dengan cermat aplikasi GoJek di telpon pintar mereka untuk memastikan pesanan masuk.

Ekosistem Andalan

Bukan hanya, driver GoRide dan GoCar yang merupakan bagian dari ekosistem GoJek tetapi yang paling berperan penting menjadikan aplikasi karya anak bangsa tersebut semakin tumbuh dan berkembang bahkan hingga ke Singapura,  Vietnam dan Thailand tak lain tak bukan adalah pelanggan atau pengguna jasa transportasi dan ekspedisi itu.

Kekinian, ekspansi GoJek pun sudah semakin luas bukan hanya GoPay yang menjadi andalan pengguna uang elektronik. Tetapi hampir semua yang dibutuhkan pelanggan kini bisa difasilitasi Gojek. Mergernya Tokopedia dan GoJek menjadi GoTo pun semakin membuat aplikasi ini meroket. Mengapa demikian? Karena GoTo sangat bisa diandalkan dalam memenuhi kebutuhan keseharian pelanggannya.

“Aku dengan mudah belanja beragam kebutuhan sehari-hari di Tokopedia dengan menggunakan GoPay akan mendapatkan cashback yang lumayan,” kata seorang ibu rumah tangga, Dewi di Palembang, belum lama ini.

Dia mengungkapkan sudah menggunakan aplikasi GoJek sejak tahun 2017 dan saat ini semakin dimudahkan dengan beragam ekosistemnya.

Baru-baru ini, saat belanja di Tokopedia ternyata diaplikasi belanja online tersebut telah menempelkan GoPay untuk salah satu pilihan pembayaran belanja. Semakin asik lagi, saat membayar dengan GoPay ternyata dapat potongan yang lumayan, jauh lebih hemat.

Beragam kemudahan dan potongan harga tersebut, tentunya semakin memantapkan pengguna untuk terus mengandalkan ekosistem GoJek dalam mendukung kebutuhan dan aktivitas sehari-hari.

Sedikitnya, sampai Oktober 2021 terdapat 7.000 mitra Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mengandalkan ekosistem GoJek, kata  Head of Regional Corporate Affair Gojek Sumatera, Aji Wihardandi ketika ditanya berapa banyak pelaku usaha yang mengandalkan Ekosistem GoJek.

Cerita gembiranya lagi, ternyata di  tengah pandemi COVID-19 ekosistem paling menjadi andalan mitra maupun pengguna. Mitra UMKM bukan hanya bertambah tetapi transaksi penjualan produk usaha mikro dengan mayoritas produk kuliner pun terus tumbuh.

Dia mengungkapkan peningkatan transaksi menggunakan ekosistem GoJek memang tidak bisa dipungkiri mengalami lonjakan luar biasa saat pandemi COVID-19.

Tak hanya sebatas transaksi mengalami lonjakan dan penambahan mitra UMKM tetapi pengguna ekosistem GoJek di Palembang meningkat signifikan hal itu menjadi bukti lagi kalau andalan Wong Palembang ialah GoJek.

Hal itu, dibenarkan Ati, tak ada jedah panjang meskipun di awal pandemi COVID-19 sempat bingung karena dilarang narik penumpang. GoRide tidak boleh, tapi ternyata rejeki lainnya justru gacor yaitu dari pesanan GoFood.

Layanan GoFood hampir setiap waktu sarapan, makan siang dan makan malam deras pemesannya. Syaratnya tentu harus rajin mengambil orderan maka Gacor. Kalau banyak membatalkan pesanan, akan menjadi masalah karena semua dibaca aplikasi, penilaian tidak bisa dibohongi karena aplikator menggunakan teknologi canggih guna memastikan kinerja mitra driver-nya.

Butuh BPJS Kesehatan

Sebenarnya, pihak aplikator telah mendaftarkan mitra GoJek ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan dibayar tiap bulan oleh mitra GoJek  dengan memotong saldo rekening mereka.

Karena itu, puluhan ribuan mitra GoJek yaitu driver GoRide dan GoCar sudah di-cover BPJS tersebut, dimana salah satu produknya adalah dana pensiun atau Jaminan Hari Tua (JHT).

“Kami berharap agar didaftarkan pula ke BPJS Kesehatan, agar tidak was-was saat sakit,” kata Itut.

Dia mengungkapkan mayoritas mitra driver GoJek perempuan berstatus single parent , kalau didaftarkan BPJS Kesehatan tentu akan semakin membuat lebih nyaman  bekerja karena sudah ada jaminan kesehatan.

Untuk iuran bulanannya, sama seperti BPJS Ketenagakerjaan, dipotong dari saldo rekening masing-masing mitra dengan besaran yang tidak memberatkan tentunya.(Nila Ertina)

Editor: Nila Ertina

Related Stories