Ragam
Astra Kantongi Laba Bersih Rp18,17 Triliun di Semester I-2022
JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) mengantongi laba bersih sebesar Rp18,17 triliun pada semester I-2022. Laba tersebut telah termasuk hasil keuntungan nilai wajar atas investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Tbk) sebesar Rp3,71 triliun.
Laba bersih ASII semester I-2022 melonjak 106% lebih tinggi dari semester pertama tahun 2021. Jika tidak memperhitungkan keuntungan yang belum direalisasikan tersebut, laba bersih grup Astra meningkat sebesar 64% menjadi Rp14,5 triliun.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan capaian ini mencerminkan kinerja yang kuat dari hampir semua divisi bisnis, terutama divisi alat berat dan pertambangan, otomotif dan jasa keuangan Astra.
Baca Juga :
- Australia Kembali Kirim Sukarelawan, ini yang Dilakukan di Indonesia
- Tren IHSG Bisa Tembus 7.001, Bergerak ke Zona Hijau
- Percepat Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Tingkatkan Plafon KUR UMKM
“Pada semester pertama tahun 2022, grup Astramencatatkan kinerja yang baik pada hampir semua divisi bisnis, didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya harga komoditas secara signifikan. Kinerja Grup untuk sisa tahun ini diperkirakan akan tetap kuat, meskipun Grup diperkirakan masih akan menghadapi situasi yang belum stabil dan diliputi ketidakpastian," ujar Djony dalam keterangan resmi, Kamis, 28 Juli 2022.
Mulusnya keuntungan grup Astra juga sejalan dengan pendapatan bersih konsolidasian pada semester I-2022 sebesar Rp143,7 triliun, yang meningkat 34% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan ini lebih tinggi dibandingkan kinerja sebelum pandemi.
Adapun nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2022 sebesar Rp4.541, meningkat 7% dibandingkan pada 31 Desember 2021. Kas bersih tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp33,6 triliun pada 30 Juni 2022, dibandingkan Rp30,7 triliun pada akhir tahun 2021. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup mencapai Rp35,9 triliun pada 30 Juni 2022 dibandingkan Rp39,2 triliun pada akhir tahun 2021.
Perolehan laba bersih Astra pada paruh pertama 2022 ditopang oleh berbagai lini bisnis yakni otomotif dengan laba bersih senilai Rp4,27 triliun (naik 29%), jasa keuangan Rp2,9 triliun (naik Rp36%), serta alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi Rp6,19 triliun (naik 131%).
Kemudian, agribisnis Rp 645 miliar (naik 25%), infrastruktur dan logistik Rp353 miliar (naik 288%, teknologi informasi Rp24 miliar (naik 71%), serta properti Rp73 miliar (turun 12%).
Pada divisi otomotif, penjualan mobil Astra naik 23% menjadi 259.000 unit, dengan pangsa pasar meningkat dari 53% menjadi 54%. Sementara, penjualan Astra atas sepeda motor Honda turun 13% menjadi 1,6 juta unit karena kendala produksi.
Bisnis komponen otomotif Astra dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk, mencatatkan laba bersih sebesar Rp432 miliar, meningkat 62% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kinerja Anak Usaha
Nilai pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen ASII mengalami peningkatan sebesar 18% menjadi Rp47,2 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan Astra yang
fokus pada pembiayaan mobil meningkat sebesar 47% menjadi Rp827 miliar, yang disebabkan karena jumlah pembiayaan yang lebih besar.
Kontribusi laba bersih dari PT Federal International Finance yang fokus pada bisnis pembiayaan sepeda motor juga meningkat sebesar 60% menjadi Rp1,5 triliun, terutama karena provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah.
Laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup Astra meningkat 131% menjadi Rp6,2 triliun, terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara, yang seluruhnya diuntungkan oleh harga batu bara yang lebih tinggi.
PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan
peningkatan laba bersih sebesar 129% menjadi Rp10,4 triliun.
PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT,
melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 18% menjadi 144.000 ons.
Sementara, laba bersih divisi agribisnis Grup meningkat 25% menjadi Rp645 miliar, terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi.
PT Astra Agro Lestari Tbk, yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan
peningkatan laba bersih sebesar 25% menjadi Rp809 miliar.
Adapun divisi infrastruktur dan logistik Grup Astra mencatat peningkatan laba bersih dari Rp91 miliar pada periode yang sama pada tahun 2021, menjadi sebesar Rp353 miliar, terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol.
Divisi teknologi informasi grup, diwakili oleh PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan laba bersih yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp24 miliar, dibandingkan dengan Rp14 miliar pada periode yang sama tahun lalu, terutama disebabkan oleh peningkatan marjin usaha.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Laila Ramdhini pada 29 Jul 2022