Ragam
Awas Bahaya Timbal Menghantui Tumbuh Kembang Anak
Jakarta, Wongkito.co - Timbal memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, apalagi terhadap anak-anak karena menghambat tumbuh kembangnya.
Diketahui timbal merupakan salah satu unsur kimia dengan simbol Pb. Unsur ini dikenal sebagai logam berat, dan ini sangat berbahaya. Sabtu, 20 Januari 2024.
Meskipun memiliki beberapa kegunaan industri, seperti dalam pembuatan baterai, cat, dan produk logam, paparan berlebihan timbal pada tubuh manusia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Timbal telah diidentifikasi sebagai neurotoksin berbahaya, terutama pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Paparan timbal dapat merusak sistem saraf, menyebabkan cacat lahir, kerusakan otak, serta masalah kesehatan lainnya, seperti gangguan kardiovaskular dan kerusakan ginjal.
Paparan timbal dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk cacat lahir, penyakit kardiovaskular, dan kerusakan ginjal. Efek jangka panjang ini memberikan ancaman kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Guru Besar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas Indonesia, Muchtaruddin Mansyur, menekankan bahwa penanganan yang tertunda dapat berdampak pada kualitas generasi mendatang. Tumbuh kembang anak terhambat, dan risiko penyakit jantung serta penyakit kronis lainnya meningkat.
Baca juga
- Sepekan Setelah di Setujui ETF Bitcoin Mengalami Pelemahan
- Salah: Warga Amerika Serikat Mengusir Duta Besar Israel
- Doyan Makan Mi Goreng tapi yang Nyemek, Cobain Yuk! ini Resepnya
"Penguatan kapasitas sektor kesehatan untuk mengenal dan mencegah pajanan timbal lingkungan serta dampak kesehatannya harus menjadi prioritas,” ujar Muchtaruddin, dilansir ui.ac.id, Senin, 15 Januari 2024.
Bahaya Timbal Pada Tumbuh Kembang Anak
Penelitian UI menunjukkan bahwa anak-anak dengan kadar timbal darah (KTD) tinggi mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup anak-anak dan menimbulkan risiko masalah kesehatan lainnya.
Anak-anak dengan KTD tinggi cenderung mengalami anemia. Kajian menunjukkan bahwa anemia dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, meningkatkan risiko penyakit jantung, serta masalah kesehatan kronis lainnya.
Sumber paparan timbal umumnya berasal dari aktivitas industri, limbah elektronik, dan daur ulang aki bekas tanpa standar. Paparan dapat terjadi melalui udara melalui debu, tanah, air, dan makanan.
Anak-anak biasanya lebih rentan terhadap paparan timbal karena mereka cenderung mengonsumsi tanah atau debu, dan tubuh mereka masih dalam tahap pertumbuhan yang rentan terhadap efek berbahaya.
Aktivitas industri, seperti daur ulang aki bekas tanpa standar, menjadi salah satu penyebab utama tingginya kadar timbal di lingkungan.
Baca juga
- Yuk Merapat, Toko Emas Cemerlang Indralaya Berikan Potongan Harga Hingga Kupon Umroh
- Awan Tebal Sejak Pagi, ini Prakiraan Cuaca Palembang Hari Minggu
- Kapal SSV Dapat Menampung 621 Personel dan 12 Unit Kendaran Tempur
Prof. dr. Badriul Hegar, Direktur IMERI-FKUI, menekankan bahwa tantangan ke depannya adalah merancang strategi preventif dan promotif untuk menanggulangi paparan timbal. Penguatan kapasitas sektor kesehatan menjadi kunci dalam menghadapi ancaman ini.
Pentingnya penanganan dan pencegahan paparan timbal tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor industri. Kesadaran akan bahaya timbal adalah langkah awal untuk melindungi kesehatan generasi mendatang dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas aman kadar timbal darah pada 5 µg/dL sebagai tanda adanya paparan lingkungan yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, penelitian, kesadaran masyarakat, dan upaya pencegahan menjadi kunci dalam mengatasi bahaya timbal dan melindungi kesehatan manusia serta keberlanjutan lingkungan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 20 Jan 2024