Ekonomi dan UMKM
Bahaya Pemanis Buatan Yang Harus Diketahui
Jakarta, Wongkito.co - Orang yang sedang diet akan membatasi asupan gula, dan akan menggantikannya dengan pemanis buatan pengganti gula. Karena pemanis buatan dianggap rendah kalori.
Pemanis buatan tampak seperti alternatif yang baik untuk gula rafinasi dan pemanis alami dan cocok untuk diet rendah karbohidrat. Tapi tahukah kamu, sejak diperkenalkan pada sekitar tahun 1950-an, kehadiran pemanis buatan menghadirkan kontroversi. Sabtu, 18 Nopember 2023.
Karena kurang diketahui apa saja efek samping konsumsi pemanis pengganti gula ini. Melansir Dr Axe, pemanis buatan awalnya diperkenalkan untuk memuaskan selera konsumen terhadap makanan manis tanpa kalori.
Berikut efek samping pemanis buatan yang diketahui hingga saat ini.
1. Mengakibatkan Ketagihan
Pemanis buatan dapat menyebabkan kecanduan yang berbahaya karena mengakibatkan muncul keinginan untuk mencari makanan yang lebih manis. Kecanduan pemanis buatan juga sering kali mengarah pada obesitas, diabetes tipe 2, kerusakan ginjal, dan masalah kesehatan terkait.
Baca juga
- Peringatan Dini BMKG: Waspada Potensi Hujan Lebat Disertai Kilat, Cek Daerah di Sumsel
- Perusahaan Penjaminan Punya Peran Penting dalam Program KUR
- Sekitar 98% Pangkalan LPG sudah Disiapkan Lakukan Pencocokan Data, Pertamina Sampaikan Progres Subsidi Tepat LPG 3 Kilogram
Para peneliti berpendapat penggunaan pemanis buatan juga mendorong individu mencari makanan berkalori tinggi lainnya agar merasa kenyang. Perilaku tersebut dapat diamati ketika orang memilih minuman soda diet tetapi kemudian memilih menu makanan berkalori tinggi.
2. Dihubungkan sebagai Penyebab Kanker
Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2022 mengevaluasi pemanis buatan dan risiko kanker dengan memanfaatkan data dari studi kohort berbasis populasi NutriNet-Santé. Para peneliti melakukan penelitian konsumsi pemanis buatan pada 102.865 orang dewasa Perancis. Hasilnya, ditemukan bahwa pemanis buatan terutama aspartam dan acesulfame-K yang digunakan di banyak merek makanan dan minuman di seluruh dunia, dikaitkan dengan peningkatan kanker.
Mantan executive editor of Harvard Health, Holly Strawbridge menyebutkan meskipun penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat telah mengesampingkan risiko kanker pada pemanis non-nutrisi, namun seluruh penelitian yang dilakukan dilakukan pada dosis yang jauh lebih kecil dibandingkan 24 ons sehari. Padahal, saat ini ukuran porsi pemanis buatan di sejumlah makanan dan minuman misalnya soda diet memiliki kandungan sebesar 30 ons, 40 ons, dan bahkan 50 ons
3. Menaikkan Berat Badan dan Risiko Diabetes
Meskipun dianggap sebagai alternatif untuk membantu mengurangi konsumsi gula sehingga dapat menurunkan berat badan, pemanis buatan kemudian telah dikaitkan dengan penambahan berat badan dan efek buruk bagi kesehatan.
Eksperimen pada tahun 2017 menunjukkan pemanis buatan dapat meningkatkan indeks massa tubuh, sindrom metabolik, dan diabetes tipe 2. Berbagai penelitian menunjukkan peningkatan risiko penambahan berat badan, diabetes, dan masalah kardiovaskular di kalangan konsumennya.
Selain itu, penelitian menunjukkan pemanis buatan dapat mengganggu mikrobioma, mengurangi rasa kenyang, mengubah kadar glukosa, meningkatkan asupan kalori, dan menyebabkan penambahan berat badan, berlawanan dengan manfaat yang dipasarkan yaitu mengurangi obesitas dan resistensi insulin.
Pemanis buatan tidak hanya ditemukan pada makanan atau minuman yang selama ini kita tahu seperti soda diet. Pemanis buatan ternyata juga ditemukan pada produk-produk yang terlihat baik untuk kesehatan namun ternyata mengandung pemanis buatan seperti pasta gigi, obat kumur, vitamin kunyah untuk anak-anak, saus salad, yoghurt, dan sereal sarapan.
Oleh karena itu, saat ini Anda harus benar-benar memperhatikan kandungan makanan atau produk apapun yang dibeli.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Bintang Surya Laksana pada 18 Nov 2023