Bank KB Bukopin Segera Migrasi ke Sistem Baru Adopsi dari Korsel

Logo Bank KB Bukopin (KB Bukopin)

JAKARTA - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) saat ini sedang menyelesaikan persiapan migrasi sistem perbankan mereka, baik front-end, back-end, hingga core banking system menuju sistem generasi selanjutnya atau New Generation Banking System (NGBS). 

Adapun tujuan migrasi dilakukan agar Bank Bukopin menjadi pemain utama khususnya di era digital banking terutama di segmen ritel dan UMKM, dengan mengadopsi dari Korea Selatan dan akan berproses selama lima tahun..

Corporate Secretary Department Head Bank KB Bukopin Tias Hardi menyatakan saat ini perwakilan tim teknis NGBS dari Korsel sudah berada di Indonesia. Mereka akan memastikan migrasi sistem ini akan berjalan dengan smooth. Sebelumnya perseroan menggunakan sistem ERP AS/400 milik International Business Machines Corporation (IBM). 

Baca juga:

Sistem yang diperkenalkan pertama kali oleh IBM pada tahun 1988 dan disempurnakan oleh Oracle ini dinilai sudah usang untuk bisa bersaing di era perbankan digital saat ini.

“Saat ini tim ahli dari Korea Selatan tengah bersiap untuk menjalankan migrasi sistem. Ini akan memakan waktu karena nantinya juga kita harus merestart sistem kami secara keseluruhan. Dan ini akan dilakukan bertahap dalam beberapa tahun ke depan, sudah ada cetak birunya,” kata dia di sela makan siang bersama wartawan, Selasa, 14 desember 2021. 

Sejalan dengan operasional Bank Bukopin yang nantinya berjalan sepenuhnya di atas NGBS, perseroan juga akan meluncurkan satu super apps untuk melayani berbagai kebutuhan nasabah dalam satu pintu. 

Migrasi sistem juga akan dibarengi dengan digitalisasi layanan yang dipersenjatai dengan berbagai teknologi terkini seperti seperti Application Programming Interface (API), Robotic Process Automation (RPA) dan Artificial Intelligence.

“Setahu saya, bisa dicek lagi, saat ini baru ada dua bank yang menjalankan NGBS ini, BTPN dan Danamon,” tambah Tias. 

Seperti diketahui, saat ini perseroan juga tengah merampungkan penawaran umum terbatas (PUT) VI sebanyak 36 miliar lembar saham senilai lebih dari Rp7 triliun.

Dana hasil emisi dengan skema PMHMETD atau rights issue ini akan digunakan sebagian besar untuk ekspansi kredit ke segment ritel dan UMKM serta sisanya untuk investasi IT terkait NGBS. 

“Hari Jumat nanti kita akan adakan virtual public explose untuk menyampaikan lebih rinci hasil emisi PUT VI tersebut,” tambah Tias. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 14 Dec 2021 


Related Stories