Patut Ditiru, Semangat Belajar Tasya Kamila: ‘Uang Bisa Habis, Ilmu tidak akan Pernah Habis’

Tasya Kamila ketika tampil menjadi pembicara dalam Talkshow Inspiratif HUT ke-13 Tahun YPA-MDR bertajuk “Bergerak Bersama Majukan Pendidikan Indonesia” yang digelar secara virtual, Selasa (25/1/2022). (EDUWARA/Bhakti)

JAKARTA – Mantan penyanyi cilik Shafa Tasya Kamila atau akrab disapa Tasya, sejak kecil sangat cinta belajar. Itu sebabnya Tasya selalu terpacu untuk bersekolah tinggi.  Tasya pun mengantongi gelar Master atau Sarjana Strata Dua (S2) dari University of Columbia dan sebelumnya telah meraih gelar Sarjana Strata Satu (S1) dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 

“Aslinya, aku suka banget belajar, walaupun waktu kecil aku menyanyikan lagu yang judulnya ‘Libur Telah Tiba’ .  Buat aku belajar itu berarti mempelajari skill baru. Dari kecil udah punya cita-cita, aku harus kuliah di luar negeri, mau keluar dari zona nyaman dan mencoba hidup di luar negeri kayak apa,” ujar Tasya dalam acara Talkshow Inspiratif HUT ke-13 Tahun YPA-MDR bertajuk “Bergerak Bersama Majukan Pendidikan Indonesia” yang digelar secara virtual, Selasa (25/1/2022).

Keinginan Tasya, tercapai saat dia menempuh pendidikan S2 untuk mengambil gelar Master di Columbia University. Cita-citanya untuk dapat menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia ini akhirnya tercapai. Kegemilangan Tasya di dunia pendidikan juga tak lepas dari dukungan penuh kedua orang tuanya 

“Almarhum Papa aku seorang auditor dan dosen. Jadi Papa sangat concern dengan dunia pendidikan. Wejangan Papa yang masih selalu aku ingat, katanya uang itu bisa habis tapi ilmu tidak akan pernah bisa habis jika terus menerus dipakai. Ini aku pegang betul dalam hidup aku,” tutur Ibunda dari Arrasya ini. 

Baca Juga:

Sebagai publik figur, di masa sebelum pandemi Covid-19, Tasya juga kerap berkunjung keliling Indonesia dan memperhatikan sekolah-sekolah yang ada di pelosok nusantara. Tasya mengaku prihatin akan belum meratanya kualitas pendidikan di dalam negeri.

“Kalau diamati masih terdapat kesenjangan terutama dilihat dari sisi infrastruktur sekolah. Ada sekolah yang tidak punya perpustakaan. Lalu kalau seperti ini bagaimana kita bisa menumbuhkan minat baca?” ujar Tasya prihatin.

Selain itu, pelantun tembang ‘Anak Gembala’ ini juga menyaksikan ada sekolah yang tak memiliki atap. Sehingga saat hujan turun, kata Tasya, sekolah tersebut harus libur. “Ini sedih sekali,” tutur Tasya.

Saat ini, sejalan dengan digulirkannya Merdeka Belajar dan penerapan kurikulum prototipe, Tasya meyakini, kualitas pendidikan di Indonesia dapat semakin merata dan menjadi lebih baik lagi.

Tulisan ini telah tayang di eduwara.com oleh Bhakti Hariani pada 26 Jan 2022 

Editor: Nila Ertina
Bagikan

Related Stories