Berbalik Untung, Indosat (ISAT) Bukukan Rp6,75 Triliun

Indosat (ist)

JAKARTA – Berbalik untung, emiten operator telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan kinerja positif selama tahun 2021. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Selasa, 22 Februari 2022, jumlah pendapatan Indosat tumbuh 12,4% year-on-year (yoy) menjadi Rp31,39 triliun per 31 Desember 2021 dari Rp27,93 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan selular masih menjadi kontributor utama perseroan dengan porsi Rp25,4 triliun atau naik 10,03% yoy dari Rp23,08 triliun. Pertumbuhan juga dicatatkan oleh pendapatan multimedia, komunikasi data, dan internet (MIDI) serta telekomunikasi tetap dengan masing-masing perolehan Rp5,42 triliun dan Rp574,84 miliar pada 2021.

Pada kesempatan yang sama, perseroan sukses menekan jumlah beban menjadi hanya Rp21,03 triliun hingga akhir tahun lalu. Nilai tersebut turun hingga 21,36% yoy dari Rp25,53 triliun pada 2020.

Baca Juga:

Dengan catatan tersebut, perseroan akhirnya membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak Rp6,75 triliun pada 2021. Padahal, di tahun sebelumnya, ISAT masih menelan kerugian hingga Rp716,72 miliar.

Perlu diingat, pertengahan tahun lalu perseroan sempat menjual 4.247 aset menara miliknya kepada PT Epid Menara Assetco dengan nilai transaksi mencapai Rp10,28 triliun. Nilai tersebut diproyeksikan bakal mendongkrak pos laba/rugi perseroan.

Epid Menara Assetco sendiri merupakan anak usaha Edge Point Singapura yang berbasis Indonesia. Perusahaan tersebut sepenuhnya dikuasai oleh raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Digital Colony.

Selama 2021, total liabilitas Indosat menebal sekitar 6,48% yoy menjadi Rp53,09 triliun dari sebelumnya Rp49,87 triliun. Di sisi lain, jumlah ekuitas menipis cukup dalam, mencapai 20,22% yoy dari Rp12,91 triliun menjadi hanya Rp10,30 triliun.

Sementara itu, kas dan setara kas ISAT selama tahun lalu melesat 112,60% yoy ke Rp3,79 triliun dari Rp1,78 triliun. Adapun jumlah aset sedikit bertambah dari Rp62,78 triliun menjadi Rp63,40 triliun pada akhir tahun 2021.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 22 Feb 2022 

Bagikan

Related Stories