Berkat BRI, Olahan Hasil Laut Siger Jaya Abadi Mendunia

Nelayan beraktivitas di perkampungan nelayan kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Minggu, 26 Juli 2020. Warga dan nelayan mengaku dampak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat pandemi COVID-19 sangat berpengaruh terhadap perekonomian warga pesisir Jakarta Utara. Harga jual hasil laut nelayan merosot tajam, seperti harga jual ikan berkurang hingga setengah harga normal. (Ismail Pohan/TrenAsia)

JAKARTA - Salah satu peserta UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2021, PT Siger Jaya Abadi yang digagas oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BBRI) mengakui pengetahuan dan wawasan yang didapatkan melalui kegiatan tersebut membantu perusahaan mengoptimalkan penetrasi ke pasar global. 

Yoga Sadana, pemilik PT Siger Jaya Abadi mengatakan bahwa ajang tahunan BRI tersebut telah memberi bekal wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk mengoptimalkan penetrasi produknya di kancah global.  Selain itu, melalui berbagai pelatihan dan workshop, pelaku UMKM Indonesia bisa lebih siap dan mampu bersaing di kancah internasional. 

"Kapasitas produksi dan kualitas pelaku UMKM juga akan meningkat,” kata dia dalam keterangan resmi seperti dikutip Senin, 3 Januari 2022.

Ditambahkan Yoga, bisnis yang kini ia geluti berangkat dari kegemaran akan hidangan laut. Tinggal di wilayah Lampung, Yoga menilai sumber daya alam di sekitarnya kaya akan potensi hasil laut.

Baca Juga:

Ia pun mendirikan Siger Jaya Abadi pada tahun 2011 yang menghasilkan produk olahan daging rajungan hasil pasteurisasi. Daging tersebut dijual dalam kemasan kaleng dan didistribusikan di domestik maupun luar negeri.

Sumber rajungan ini didapatkan dari Medan, Bangka Belitung, Lampung, Jawa, Kalimantan, dan Papua. Keunggulan produk Siger Jaya Abadi terlihat dari kemurniannya yang berasal dari alam, tidak dicampur bahan pengawet apapun sehingga rasa, warna, tekstur masih original.

Rajungan yang diproses hanya memisahkan sel dan cangkang, kemudian dikemas dalam kaleng. Pengemasan ini bertujuan agar produk bisa langsung disantap oleh konsumen. Adapun sistem produksi pasteurisasi dipakai untuk mempertahankan keaslian dari produk, mulai dari pemanasan hingga pendinginan dengan suhu dan waktu tertentu. 

“Kami pun terus berupaya mempertahankan mutu dan menjalankan prosedur penangkapan ikan yang tepat, demi menjaga kelestarian lingkungan,” tambah Yoga.

Volume ekspor Siger Jaya Abadi saat ini sendiri mencapai 1 kontainer per bulan.  Tahun 2021 lalu, ada kenaikan bahan baku mencapai 220% yang terjadi sejak Juli 2020.

Dari sisi pendapatan, Siger Jaya Abadi berhasil mencatatkan revenue sebesar US$5-7 ribu atau setara Rp71 juta – Rp99 juta per tahun (kurs Rp14.142 per dolar AS). Untuk market penetration, selama ini perusahaan berfokus pada produk pasteurized crab.

Ia pun menargetkan, exponential growth 2021 ada di Negara Amerika Serikat dengan target 5 kontainer per bulan. Target ini dilakukan secara bertahap dengan joint operation bersama perusahaan yang dinilai kuat di sisi supply.

Sementara dari sisi market development, lewat produk yang sudah eksis, Siger Jaya Abadi akan merambah ke Kanada dan Asia Timur melalui kerja sama dengan mitra yang memiliki akses langsung ke food services/retail.

Perusahaan ini juga berekspansi ke produk diversifikasi, seperti crab sambal, crab mayo/dip, dan pasteurized shrimp yang akan dipasarkan di dalam negeri. Kemudian pangsa pasar luar negeri antara lain Korea Selatan, China, Taiwan, Hong Kong, dan Indonesia. 

Terkait diversifikasi, dilakukan lewat kerja sama joint operation untuk komoditas lobster, gurita, dan cumi-cumi di samping produk rajungan/blue swimming crab.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 03 Jan 2022 

Bagikan

Related Stories