BI Tahan Suku Bunga Acuannya di 3,5%, Ini Alasannya

BI Tahan Suku Bunga Acuan di 3,5% (ist)

JAKARTA – Demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan terkendalinya inflasi sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 April 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 % dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 %. 

"Di tengah tekanan eksternal yang meningkat terkait dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara maju," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers vitual, Jakarta, Selasa, 19 April 2022.

Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut, melalui berbagai langkah. Salah satunya adalah memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.

Baca Juga:

Selain itu, implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif dengan mempertahankan: (a) rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0%; (b) Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94%; serta (c) rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 6% dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio PLM Syariah sebesar 4,5% dengan fleksibilitas repo sebesar 4,5%.

Kemudian, kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman asesmen pada perkembangan sumber pendapatan operasional perbankan.

Dilanjutkan dengan kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang, dan layanan kas, serta kesiapan penyelenggaraan BI-FAST selama periode bulan Ramadan serta Hari Raya Idulfitri 1443H.

Tidak hanya itu saja, nilai yang dapat disimpan pada uang elektronik registered dari Rp10 juta menjadi Rp20 juta dan batas nilai transaksi bulanan dari Rp20 juta per bulan menjadi Rp40 juta per bulan, berlaku sejak tanggal 1 Juli 2022.

Terakhir, Memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait, serta bersama Kementerian Keuangan menyukseskan 6 (enam) agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022.

Bank Indonesia memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam pengendalian inflasi, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, meningkatkan kredit dan pembiayaan terhadap dunia usaha pada sektor-sektor prioritas agar mendorong pertumbuhan ekspor, ekonomi, keuangan dan inklusi ekonomi

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Agnes Yohana Simamora pada 19 Apr 2022 

Bagikan

Related Stories