BMKG Sebut Fenomena Aphelion Tidak Berdampak ke Bumi

Mendung di Dermaga Sungai Lais Palembang,

PALEMBANG, WongKito.co - Cuaca dingin dan cenderung mendung di Kota Palembang pada Rabu (14/7) banyak dikaitkan dengan fenomena Aphelion. Fenomena alam ini pun menjadi perbincangan dan menarik perhatian publik.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Klimatologi kelas 1, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palembang, Nandang Pangaribowo mengatakan, suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau.

Hal ini dikarenakan tutupan awan yang sedikit sehingga tidak ada panas dari permukaan bumi (yang diserap dari cahaya matahari dan dilepaskan pada malam hari) yang dipantulkan kembali ke permukaan bumi oleh awan.

Mengingat posisi matahari saat ini berada di belahan Utara, maka tekanan udara di belahan Utara lebih rendah dibanding belahan Selatan yang mengalami musim dingin.

“Oleh karena itu, angin bertiup dari arah Selatan menuju Utara dan saat ini angin yang bertiup itu dari arah Australia yang sedang mengalami musim dingin. Dampak yang ditimbulkan adalah penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di Selatan khatulistiwa,” jelas Nandang, Rabu (14/7).

Adapun fenomena Aphelion, ia mengatakan, itu merupakan fenomena astronomi dimana posisi bumi berada pada titik terjauh dengan matahari dan tidak berdampak pada bumi.

"Hal ini disebabkan karena orbit bumi tidaklah sepenuhnya melingkar sempurna, tetapi berbentuk elips. Dimana jarak bumi dan matahari bervariasi sekitar 3 persen sepanjang tahun," terangnya.

Dia menjelaskan, setiap tahunnya bumi akan menyelesaikan satu gerak revolusinya dalam mengeliling matahari, karena lintasannya yang berbentuk elips (1/60) maka bumi akan berada pada jarak terdekat (Perihelion) dan terjauh (Aphelion) dari matahari.

Sementara itu, dilansir dari situs resmi instagram LAPAN RI, fenomena Aphelion tahun ini terjadi pada 6 Juli 2021 pukul 05.27 WIB/ 06.27 WITA/ 07.27 WIT pada jarak 152.100.527 kilometer. Secara umum, tidak ada dampak yang signifikan pada bumi ketika jarak ke matarahari lebih jauh 66 persen. (tri)

Editor: Amalia
Bagikan

Related Stories