KabarKito
BMKG Sumsel: Waspada Kenaikan Suhu dan Hujan Mendadak Fase Pancaroba
PALEMBANG, WongKito.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan mengingatkan masyarakat untuk waspada kenaikan suhu dan hujan mendadak. Pasalnya, saat ini Wilayah Sumatera Selatan sudah memasuki masa pancaroba.
Koordinator BMKG Sumatera Selatan, Wandayantolis menjelaskan, Bulan Mei merupakan penghujung musim hujan di Sumatera Selatan sebelum wilayah ini secara bertahap memasuki musim kemarau pada Juni 2025.
“Saat ini, wilayah Sumsel sedang berada dalam masa pancaroba, yaitu masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau,” ungkapnya, Kamis (01/05/2025).
Pihaknya melaporkan kondisi terkini iklim Sumsel. Curah hujan pada dasarian III April 2025 menunjukkan kondisi yang beragam. Sebagian besar wilayah Sumsel hujan dalam kategori menengah. Sebagian kecil Lahat, Muara Enim bagian barat, dan OKU Selatan bagian utara curah hujannya kategori tinggi.
Baca Juga:
- May Day, Buruh di Sumsel Tuntut Upah Sektoral Sesuai Rekomendasi Pengupahan
- H-1 Operasional Haji, Asrama Haji Embarkasi Palembang Siap Sambut JCH
- Puluhan Penari Bawakan Tari Tanggai di Palembang Square
Sementara di Musi Banyuasin, Banyuasin bagian selatan, Palembang, Ogan Ilir, Prabumulih, sebagian Muara Enim, OKI bagian selatan, OKU Timur, OKU bagian timur, OKU Selatan bagian barat, sebagian kecil Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, sebagian Lubuk Linggau, dan Musi Rawas kategori rendah.
Suhu Udara Meningkat, Jeda Hujan Lebih Panjang
Fase pancaroba ini, jelas Wandayantolis, biasanya diikuti dengan peningkatan suhu udara harian. Ini adalah puncak suhu udara maksimum pertama dalam setahun (puncak kedua terjadi sekitar akhir September–Oktober), yang terkait dengan pelepasan panas dari daratan dan lautan setelah matahari bergerak semu melintasi wilayah Sumsel.
Selama masa ini, jeda hujan akan memanjang menjadi 3–6 hari tanpa hujan (HTH). Saat HTH terjadi, suhu udara akan terasa lebih menyengat, akumulasi dari pelepasan panas yang tersebut di atas, dan juga karena turunnya kelembaban udara atau lebih sedikit uap air untuk menyerap dan memantulkan panas.
“Kenaikan suhu juga dikarenakan minimnya pembentukan awan yang biasanya melindungi dari radiasi matahari langsung,” terangnya.
Waspada Hujan Mendadak dan Cuaca Ekstrem
Pola cuaca pada masa pancaroba juga cenderung berubah dengan cepat. Pemanasan intensif pada pagi hari bisa memicu pembentukan sistem konvektif kuat di siang hingga sore hari. Hal ini dapat menyebabkan hujan deras berdurasi singkat, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.
“Masyarakat Sumatera Selatan dihimbau untuk menghindari aktivitas luar ruangan berlebih pada siang hari untuk mencegah paparan suhu tinggi. Menggunakan pakaian pelindung dan tabir surya bila berada di luar,” imbuh dia.
Disarankan juga untuk mencukupi asupan air putih untuk mencegah dehidrasi. Waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat mendadak dan angin kencang, khususnya pada siang hingga sore hari. Lindungi barang dan bangunan ringan, serta hindari berlindung di bawah pohon saat angin kencang atau badai. (*)