Bukalapak Berbalik Cuan Rp14,54 Triliun, Genggam Saham Allo Bank Milik Chairul Tanjung

Warga mengakses logo Bukalapak melalui gawai dengan latar grafik pergerakan IHSG di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). BUKAberhasil membalikkan kerugian pada pada kuartal I-2021 menjadi laba berkali lipat di periode ini. 

Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, Kamis 28 April 2021, laba periode berjalan BUKA terbang menjadi Rp14,54 triliun per kuartal I-2022. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, e-commerce pertama yang melantai di bursa saham ini masih merugi Rp323,80 miliar.

Baca Juga :

Kinerja ciamik juga terlihat dari perolehan pendapatan BUKA. Tiga bulan pertama tahun ini, Bukalapak mencetak pendapatan bersih sebesar Rp787,91 miliar, meningkat 85,95% secara year on year (yoy) dari sebelumnya Rp423,70 miliar.

Secara rinci, pendapatan BUKA dari segmen bisnis mitra menjadi pendorong utama pertumbuhan. Segmen ini mengalami kenaikan pendapatan sebesar 226,84% yoy, dari Rp144,35 miliar menjadi Rp471,82 miliar pada kuartal I-2022.

Segmen selanjutnya yakni bisnis marketplace juga tumbuh 9,38% yoy, dari Rp254,66 miliar menjadi Rp278,55 miliar. Kemudian, segmen bisnis buka pengadaan menyumbang Rp37,53 miliar, tumbuh 52,05% dari kuartal 1-2021 senilai Rp24,68 miliar.

Satu lagi sumber pundi-pundi Bukalapak yang mencolok adalah laba dari nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp15,49 triliun. Perolehan tersebut naik signifikan dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu Rp297,93 juta.

Akan tetapi, perseroan juga melaporkan adanya kenaikan beban pokok pendapatan BUKA yang cukup drastis, menjadi Rp509,52 miliar dari sebelumnya Rp77,09 miliar. Beban penjualan dan pemasaran turun ke level Rp328,71 miliar dari Rp426,39 miliar. 

Sedangkan, beban umum dan administrasi bengkak jadi Rp1,02 triliun dari Rp291,32 miliar per Maret 2021. Adapun total aset BUKA per Maret 2022 mencapai Rp39,92 triliun, tumbuh 50% dari posisi aset Maret tahun lalu sebesar Rp26,61 triliun. 

Kemudian, liabilitas BUKA turun dari 42,30% dari Rp 3,11 triliun pada akhir Desember 2021 menjadi Rp 1,8 triliun dan ekuitas naik jadi Rp38,12 triliun dari semula Rp23,49 triliun di akhir tahun lalu.

Investasi Allo Bank

Menelisik lebih lanjut, asal muasal ‘durian runtuh’ perseroan bersumber dari investasi di PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Pada 18 Januari 2022, Bukalapak mengeksekusi penggalangan dana lewat skema rights issue Allo Bank sejumlah Rp1,19 triliun.

Total, Bukalapak menggenggam saham bank milik taipan Chairul Tanjung sebanyak 2.497.816.903 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham, yang mewakili 11,49% dari total saham di Allo Bank.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 28 Apr 2022 

Bagikan

Related Stories