BUMN hingga Semester I-2023 Raih Laba Bersih Rp183,9 T

Ketua Umum PSSI Erick Thohir (bumn)

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatatkan, laba bersih mencapai Rp183,9 triliun sepanjang semester I-2023.

Laba bersih tersebut bersumber dari peningkatan pendapatan usaha BUMN paruh pertama tahun 2023 sebesar Rp1.389 triliun atau naik 2,2% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, laba tersebut mengekor perbaikan kinerja pada 2022. Kala itu, BUMN mengantongi keuntungan sebesar Rp309 triliun atau naik 147,8% dari 2021. Capaian tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak 2019.

"Mayoritas BUMN kini juga sudah jauh meninggalkan zona dominasi utang dalam pengelolaan keuangannya. BUMN telah menurunkan tingkat utang dibanding investasi tertanam dari 36,2 persen pada 2021, menjadi 34,9% pada 2022," ungkap Erick dilansir Jumat, 27 Oktober 2023.

Baca juga:

Sebagai informasi, laba bersih BUMN sebesar Rp124,99 triliun pada 2019. Sedangkan pada 2020, labanya menurun akibat pandemi menjadi sebesar Rp13,29 triliun.

Dari segi pendapatan, nilainya mencapai Rp2.292 triliun pada 2021. Lalu tumbuh menjadi Rp2.916 triliun pada tahun 2022, atau naik 27,2% yoy.

Lanjut Erick, kontribusi BUMN terhadap perekonomian pun menunjukkan peningkatan. Dimana Belanja Modal (capex) BUMN pada paruh pertama 2023 mencapai Rp 118,6 triliun atau naik sebesar 47,3% jika dibandingkan dengan Semester-I 2022 yang mencapai Rp80,55 triliun.

Berbagai aktivitas bisnis yang positif itu mengantarkan perolehan ekuitas seluruh BUMN ke angka Rp3.101 triliun pada tahun 2022 atau tumbuh 11,6% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2.778 triliun.

Raihan tersebut, ujar Erick, membuat BUMN tangguh dengan aset yang tumbuh dari Rp8.978 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp9.789 triliun pada tahun 2022.

Bersih - Bersih BUMN Dilakukan

Ketua PSSI ini juga menegaskan bahwa program bersih-bersih BUMN terus berlanjut. Di mana Erick Thohir juga menyasar pada BUMN asuransi, mulai dari Jiwasraya dan Asabri, hingga dana - dana pensiun (dapen) BUMN.

Sebelumnya, Hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengungkapkan, dana pensiun (dapen) di empat badan usaha milik negara (BUMN) merugikan negara hingga Rp300 miliar.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, keempat perusahaan pelat merah yang dimaksud adalah Inhutani, ada PTPN, Angkasa Pura I, dan RNI atau IDFOOD. Di tubuh 4 BUMN itulah ditemukan adanya penyimpangan pengelolaan investasi dapen.

Erick menegaskan, angka tersebut belum secara menyeluruh diungkapkan oleh BPKP dan Kejaksaan Agung. Ia bahkan tidak menutup kemungkinan angka kerugian negara bisa lebih membengkak.

Lebih lanjut, adik konglomerat Boy Thohir ini terang-terangan mengatakan bahwa dari 48 dana pensiun yang dikelola BUMN, 70% ATAU 34 di antaranya dalam keadaan sakit alias bermasalah.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 27 Oct 2023 

Bagikan

Related Stories