Cari Tahu Yuk! Kue Ali Agrem Khas Sunda dan Kue Deram Deram Kepulauan Penyengat apakah Sama?

Cari Tahu Yuk! Kue Ali Agrem Khas Sunda dan Kue Deram Deram Kepulauan Penyengat apakah Sama? (ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Setiap berkunjung ke daerah lain, mencari tahu makanan khas atau tradisional tersebut menjadi salah satu cara untuk menambah kekayaan dan keberagaman cita rasa.

Sebagai warga Kota Palembang, saya tentunya menjadi penjelajah kuliner ketika berkesempatan mengunjungi daerah lain.

Termasuk ketika berkunjung ke Tanah Sunda pada akhir tahun, Sukabumi, Bandung dan Cianjur tentunya merepresentasi Jawa Barat dengan 18 kabupaten dan sembilan kota.

Ada sangat beragam makanan khas daerah, mulai dari bubur ayam yang tiap daerah berbeda topingnya, ada juga mi kocok, ayam bakar dan tentunya bakso yang sangat bervariasi.

Baca Juga:

Namun, kali ini ingin membahas kue unik yang tidak hanya menjadi kegemaran saya sejak puluhan tahun lalu.

Namanya, Ali Agrem atau kue cincin, rasanya yang manis dengan tekstur yang unik membuat makanan ini banyak digemari. Tak heran, hampir setiap kota dan kabupaten di Jawa Barat menjadikan makanan berbentuk donat mini ini kudapan khas yang cocok dinikmati saat santai sembari minum teh.

Oh iya, masyarakat Sunda lebih mengemari teh tawar alias teh tanpa gula dibandingkan  teh manis. Hampir di setiap kesempatan makan minumnya pasti teh tawar panas menyertai.

Berdasarkan penelusuran yang saya lakukana, kue cincin sudah disajikan dan dinikmati masyarakat Sunda sejak jaman dahulu kala.

Kue ali agrem berasal merupakan kue tradisional dari Kabupaten Karawang yang biasanya disajikan pada saat perayaan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Kekinian, kue cincin bisa dijumpai di pasar-pasar tradisional, termasuk juga saya membeli di Pasar Pasunda Kota Sukabumi.

Harganya pun sangat terjangkau, Rp 4 ribu per kemasan isi 10. Berbeda dengan di pasar tradisional, biasanya kalau sudah di toko oleh-oleh harga termurah mencapai Rp 15 ribu per kemasan.


Kue Kepulauan Penyengat

Dikenal dengan nama kue ali agrem dari Tanah Sunda, ternyata kue yang sama juga menjadi kudapan khas dari masyarakat Melayu di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.

Namanya, kue deram deram. Cita rasa dan bentuknya sama begitu juga dengan bahan dan cara membuatnya.

Kue deram deram telah menjadi kudapan khas, sejak Kesultanan Melayu di wilayah Kepulauan Riau, terutama di Kepulauan Penyengat yang masuk teritori Kota Tanjungpinang.

Setiap toko oleh-oleh di Tanjungpinang menjual kue deram deram, dengan harga berkisar Rp 20 ribu per kemasan isi 10.

Saat berkunjung ke Kepulauan Penyengat, turun dari kapal penyeberangan yang ditumpangi, sebelah kiri dan kanan jalan tampak penjual beragam makanan khas pulau yang merupakan salah satu objek wisata di Kepulauan Riau.

Di pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah yang di antaranya adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para Yang Di-Pertuan Muda Kerajaan Johor-Pahang-Riau-Lingga, dua diantaranya yaitu makam dari pahlawan nasional Raja Haji Fisabilillah dan Raja Ali Haji (Bapak Bahasa), terdapat juga kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi serta Balai Adat Melayu Kepulauan Riau. 
 

Resep Ali Agrem-Deram Deram

Bahan utama dari kue tradisional ini adalah tepung beras, tepung ketan dan gula merah.

Baca Juga:

Langkah pertama, campurkan serta larutkan gula merah dan gula pasir dengan air, kemudian sisihkan. Langkah berikutnya, masukkan semua bahan seperti tepung beras, tepung ketan, garam, serta parutan kelapa ke dalam satu wadah.

Kemudian tuangkan larutan gula yang telah anda buat sebelumnya. Campurkan semua bahan secara perlahan dan aduk hingga merata.

Uleni hingga adonan kalis dan mudah untuk dibentuk. Bentuk adonan menjadi bulat pipih dan lubangi bagian tengahnya. Proses terakhir, goreng adonan ke dalam minyak panas, bolak-balik hingga matang.(*)


Related Stories