Cek 9 Cara Mengatasi Rasa Takut Saat Naik Pesawat

Ilustrasi wanita sedang memainkan ponsel di dalam pesawat. (Freepik/tawatchai07)

JAKARTA – Sebuah pesawat Air India dengan tujuan London dan membawa 242 orang jatuh menabrak sebuah perguruan tinggi kedokteran tak lama setelah lepas landas pada Kamis, 12 Juni 2025, di kota Ahmedabad, India barat laut, menurut keterangan pejabat setempat.

Insiden ini menjadi salah satu kecelakaan penerbangan terburuk di India dalam beberapa dekade terakhir. Seorang pejabat tinggi India menyatakan bahwa hanya satu penumpang yang selamat dari kecelakaan tersebut. Pihak maskapai menyebutkan bahwa tidak ada korban selamat lainnya.

Dilansir dari AP News, kecelakaan pesawat Air India pada hari Kamis melibatkan Boeing 787 yang telah berusia 12 tahun.

Baca juga:

Meskipun penyebab insiden ini masih belum diketahui secara pasti, sejumlah analis meragukan bahwa kejadian ini akan berdampak besar terhadap permintaan global terhadap pesawat Boeing, meski perusahaan tersebut sebelumnya telah menghadapi berbagai masalah keselamatan pada tipe pesawat lain.

“Ini adalah tragedi yang sangat menyedihkan, tapi berdasarkan informasi yang masih terbatas saat ini, saya rasa dampaknya terhadap Boeing tidak akan terlalu besar,” ujar Richard Aboulafia, analis kedirgantaraan senior sekaligus direktur pelaksana di AeroDynamic Advisory.

Ia menjelaskan, saat ini ada sekitar 1.200 unit pesawat 787 Dreamliner yang beroperasi di seluruh dunia, dan kecelakaan ini merupakan yang pertama menelan korban jiwa dalam 16 tahun masa pengoperasiannya.

Menteri Transportasi, Sean Duffy, menyatakan bahwa pemerintah akan segera mengambil tindakan jika ditemukan masalah keselamatan pada pesawat Boeing 787, meskipun saat ini penyelidikan masih berada pada tahap awal.

Tim dari Amerika Serikat akan berangkat ke India untuk membantu proses investigasi, setelah pemerintah India secara resmi meminta bantuan. Lembaga Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), Administrasi Penerbangan Federal (FAA), Boeing, dan General Electric semuanya akan mengirimkan para ahli mereka.

Melihat kecelakaan pesawat Air India atau kecelakaan-kecelakaan pesawat sebelumnya, membuat sebagian orang merasa takut naik pesawat.

Bagi sebagian orang, terbang bisa menjadi pengalaman yang menakutkan. Meskipun kecelakaan pesawat sangat jarang terjadi, ungkapan seperti “Tenang saja, terbang itu sangat aman” sering kali tidak mampu meredakan ketakutan seseorang, karena rasa takut tidak selalu sejalan dengan logika atau nalar.

Lantas, bagaimana cara mengatasi rasa takut naik pesawat?

Cara Mengatasi Rasa Takut Saat Naik Pesawat

Dilansir dari beberapa sumber, berikut cara mengatasi rasa takut naik pesawat:

1. Cari Tahu Penyebab Rasa Takut

Selain aviophobia (fobia pesawat), ketakutan naik pesawat juga bisa dipicu oleh jenis fobia lainnya, seperti acrophobia (takut ketinggian) atau claustrophobia (takut berada di ruang tertutup atau sempit).

Rasa takut ini juga bisa berasal dari pengalaman tidak menyenangkan saat terbang, seperti nyeri pada telinga selama penerbangan. Dengan memahami penyebab ketakutan kalian, akan lebih mudah untuk mencari cara menghadapinya.

Misal, jika kalian takut ketinggian atau merasa tidak nyaman di ruang sempit, memilih kursi di dekat lorong bisa membantu. Kursi ini memberikan akses yang lebih mudah untuk berjalan-jalan serta pandangan yang lebih luas ke dalam kabin.

2. Pilih Waktu Terbang yang Nyaman

Salah satu cara yang bisa membantu mengurangi rasa takut saat naik pesawat adalah dengan memilih jadwal penerbangan yang lebih nyaman.

Misalnya, kalian bisa memilih penerbangan malam atau pada jam tidur, sehingga kemungkinan untuk tertidur selama perjalanan menjadi lebih besar. Pilihan ini juga cocok jika kalian bepergian bersama bayi.

Selain itu, terbang pada malam hari memungkinkan kalian tiba di tujuan pada pagi hari dan langsung melanjutkan aktivitas dengan lebih segar.

3. Jangan Takut dengan Turbulensi

Ada kabar baik dan kabar buruk. Kabar buruknya, perubahan iklim kemungkinan besar akan meningkatkan frekuensi turbulensi, termasuk turbulensi udara jernih yang bisa terjadi tanpa peringatan.

Namun kabar baiknya, turbulensi sebenarnya lebih bersifat mengganggu daripada membahayakan. Saat terjadi guncangan, pesawat biasanya hanya bergeser sekitar enam meter.

Sayap pesawat juga tidak akan patah, bahkan ada yang mampu melengkung hingga 90 derajat, dan pesawat tidak akan tiba-tiba terbalik. Meski begitu, turbulensi parah bisa menyebabkan cedera, jadi pastikan untuk selalu mengenakan sabuk pengaman saat tanda sabuk pengaman dinyalakan atau saat Anda sedang duduk.

4. Jangan Khawatir dengan Hal Menakutkan Lainnya

Terbang itu mirip seperti berenang, ada aliran udara yang terus-menerus menopang pesawat, dan tidak ada lubang udara yang menyebabkan pesawat jatuh, yang ada hanyalah turbulensi. Jadi, sebagaimana Anda tidak bisa jatuh dari danau atau laut, pesawat juga tidak bisa tiba-tiba jatuh dari langit.

Khawatir soal mesin? Mesin pesawat diperiksa secara rutin dan menyeluruh. Bahkan dalam kasus yang sangat jarang terjadi di mana kedua mesin gagal sekaligus, pesawat yang terbang di ketinggian sekitar 30.000 kaki masih bisa meluncur sejauh 160 kilometer tanpa mesin dan melakukan pendaratan darurat.

Jika kalian takut ada orang yang membuka pintu pesawat saat di udara, tenang saja, pintu pesawat terkunci rapat, dan perbedaan tekanan antara kabin dan luar pesawat membuat hal tersebut secara fisik mustahil terjadi.

5. Mengalihkan Perhatian Selama Penerbangan

Selama penerbangan, usahakan untuk mengalihkan pikiran dengan melakukan aktivitas yang kalian sukai atau yang memerlukan konsentrasi. Misalnya, membaca buku, menonton film, bermain gim, mendengarkan musik favorit atau bahkan mengobrol dengan penumpang di sebelah kalian.

Hal ini bertujuan agar perhatian kalian teralihkan, sehingga tidak terus-menerus terpaku pada rasa cemas atau takut selama penerbangan. Jika semua itu terasa kurang menarik, tidur atau makan juga bisa menjadi cara efektif untuk membuat waktu perjalanan terasa lebih cepat.

6. Mengingat Tujuan Kalian Naik Pesawat

Apa alasan kalian naik pesawat? Apakah untuk urusan pekerjaan atau justru untuk liburan? Apa pun alasannya, penerbangan adalah bagian dari proses untuk mencapai tujuan akhir kalian.

Jika kalian bepergian untuk berlibur, bayangkan kembali keindahan destinasi yang ingin kalian kunjungi begitu mendarat nanti.

Sedangkan jika perjalanan kalian berkaitan dengan pekerjaan, ingatlah manfaat yang mungkin kalian peroleh, seperti bonus tambahan atau kesempatan menikmati waktu luang di sela-sela kesibukan.

7. Sampaikan kondisi Anda kepada pramugari

Jika kalian merasa cemas saat akan naik pesawat, jangan ragu untuk memberi tahu pramugari sebelum penerbangan dimulai.

Dengan menyampaikan hal tersebut lebih awal, mereka dapat lebih mudah memantau kondisi kalian sepanjang perjalanan. Hal ini juga memungkinkan mereka memberikan bantuan dengan lebih cepat dan tepat bila kalian membutuhkannya di tengah penerbangan.

8. Bekali Diri dengan Teknik Relaksasi

Rasa takut saat naik pesawat bisa muncul secara tiba-tiba, bahkan ketika kalian merasa tenang di awal penerbangan. Ketakutan bisa saja datang di tengah perjalanan tanpa diduga.

Untuk mengatasi situasi ini, kalian bisa mencoba teknik relaksasi dengan metode pernapasan 4–7–8 yang direkomendasikan oleh Mental Health Foundation.

Caranya, tarik napas perlahan melalui hidung selama empat detik, lalu tahan napas selama tujuh detik. Setelah itu, buang napas melalui mulut sambil mengeluarkan suara desis selama delapan detik. Ulangi latihan ini tiga kali atau hingga kalian merasa lebih tenang.

9. Lakukan Konsultasi ke Psikolog

Jika ketakutan kalian saat naik pesawat berasal dari fobia, langkah terbaik untuk mengatasinya adalah dengan berkonsultasi kepada psikolog.

Psikolog dapat membantu kalian mengidentifikasi akar dari fobia tersebut, sehingga bisa menentukan metode penanganan yang paling sesuai.

Biasanya, fobia ditangani melalui pendekatan psikoterapi, seperti terapi kognitif perilaku (CBT) atau terapi pemaparan secara bertahap.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 13 Jun 2025 

Bagikan

Related Stories