BucuKito
Cerita Banjir Palembang, Indekos Tergenang hingga Siswa SD Pilih tidak Sekolah
SENIN dini hari, (10/11/2025 ) suara petir menggelegar saut-sautan hujan deras turun hingga pagi. Kota Palembang dikenal sebagai daerah dengan dataran rendah, mayoritas adalah kawasan rawa yang kini sebagian besar telah beralih fungsi menjadi permukiman.
Data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kota Palembang yang dipublikasikan pada awal tahun 2025 terdapat 42 titik langganan banjir. Sementara jumlah kolam rentensi di Kota Palembang mencapai 46 kolam, dari kebutuhann idealnya 103 kolam.
Karena itu, tak heran jika hujan deras sebentar saja sejumlah jalan protokol di Kota Palembang tergenang, hujan lebih lama maka air akan mengenangi permukiman, sekolah dan juga termasuk kos-kosan.
Baca Juga:
- Intip Profilnya, Prabowo Tetapkan 10 Pahlawan Nasional Baru
- Kritik Kehadiran RI dalam KTT COP30: Komitmen Iklim Lemah dan Sarat Solusi Palsu
- Mahasiswa UIN Raden Fatah: Maknai Hari Pahlawan Sebagai Momentum Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme dan Kepedulian Sosial
Salah satunya yang menjadi langganan banjir adalah kawasan di belakang Kampus UIN Raden Fatah Palembang, Kampus A. Meskipun ada area yang jarang banjir karena berada di lokasi yang lebih tinggi.
Victor Petualang, salah seorang mahasiswa yang tinggal dekat kampus, mengatakan bahwa daerah kosnya jarang banjir sampai masuk kos karena dekat drainase dan biasanya kalau hujan sebentar air bisa ditahan sampai ke halaman saja
.
“Kalau di sini paling banjir sebatas kaki saja. Jarang yang tinggi,” ujarnya, Senin (10/11/2025).
Berbeda dengan Victor, warga yang bermukim di Kelurahan Pahlawan, Marisa tidak jauh dari kampus UIN mengungkapkan kalau hampir setiap hujan deras hujan masuk ke rumah.
"Biasanya kalau hujan deras kami sudah siaga, menaikan barang-barang ke atas meja atau tempat tidur," kata dia.
Menurut dia, hujan Senin dini hari hingga pagi membuat dirinya dan keluarga terpaksa tidak bisa beraktivitas normal karena rumah kebanjir.
Baca Juga:
- Ivonne Setiawati dari Kebun Buddhi, Ajak Masyarakat Olah Sampah jadi Bernilai Ekonomis dengan Biowas Promic
- Puluhan Pegiat Lingkungan Ikuti Pelatihan Mitigasi Perubahan Iklim
- Kampanye Toxic20, Anak Padi Bentang Spanduk: Racun PLTU Membunuh Sungai Pendian, Pule, dan Lematang
Hal senada diungkapkan, Yeni warga yang bermukim di kawasan Kamboja, Palembang yang bercerita kalua terpaksa meliburkan anak sekolah karena rumah banjir.
"Kami tidak bisa turun dari lantai dua rumah, karena lantai satu terendam," kata dia.
Iin warga Jalan Dwikora mengungkapkan hujan yang masih deras membuat dia meliburkan anak-anak sekolah.
Anak-anak terpaksa tidak berangkat ke sekolah karena hujan tidak berhenti dan info banjir dimana-mana, tambah dia.(Mg/Jupio Dwi Prananda/Nila Ertina)

