BucuKito
Cerita Mahasiswa KKN UIN Palembang: Tumbuhkan Literasi Keuangan Digital dari Balai Desa
Oleh: Muhammad Aris, Muhammad Ismail *
PAGI itu, suasana Balai Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, tampak berbeda dari biasanya.
Spanduk bertuliskan "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Digitalisasi Ekonomi Lokal" menghiasi dinding, sementara barisan kursi mulai dipenuhi oleh ibu-ibu pelaku UMKM, perangkat desa, dan tokoh masyarakat.
Di tengah semangat gotong royong desa, sekelompok anak muda dengan atribut KKN tampak sibuk menyiapkan proyektor, selebaran, dan daftar hadir. Mereka adalah Mahasiswa KKN Kelompok 13 Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
Baca Juga:
- Begini Dampak Kesepakatan Tarif RI-AS ke Ekonomi
- Konten Jiplak Tak Dapat Cuan, YouTube Semakin Perketat Aturan
- Pemasangan PLTS di 9 Fasilitas KAI Rampung, Termasuk Kantor Divre III Palembang
Tak hanya datang untuk mengabdi, para mahasiswa ini membawa misi besar mengenalkan tiga hal utama yang digagas oleh Bank Indonesia, yaitu digitalisasi pembayaran dengan QRIS, edukasi perlindungan konsumen, dan kampanye Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah. Tiga tema ini menjadi satu kesatuan dalam gerakan literasi keuangan yang digalakkan secara nasional dan kini dibumikan di tingkat desa.
Literasi Keuangan yang Membumi
Bagi sebagian warga, istilah seperti "QRIS" atau "CBP Rupiah" terdengar asing dan rumit. Namun di tangan mahasiswa, semua itu menjadi lebih mudah dipahami.
"QRIS itu seperti kode belanja di minimarket, Bu. Tapi ini bisa dipakai di warung juga. Jadi pembelinya tinggal scan, bayarnya langsung masuk ke rekening ibu," jelas Ayu Susanty, pemateri pertama, kepada seorang ibu.
Teknologi yang selama ini terasa jauh, kini hadir di tengah warga desa, akrab dan bisa dipegang.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Dwi Safitri, yang menekankan pentingnya perlindungan konsumen digital. Ia mengingatkan warga agar lebih berhati-hati terhadap penipuan online dan penyalahgunaan data pribadi, yang belakangan ini marak terjadi.
Sesi ketiga dibawakan oleh Risa Dianti, yang membahas tentang CBP Rupiah. Ia mengajak warga berdiskusi tentang bagaimana rupiah bukan sekadar alat tukar, tetapi juga simbol negara yang harus dijaga.
Semuanya dikemas dalam suasana yang santai dan dialogis. Bukan hanya ceramah, tapi juga kuis, simulasi, diskusi, bahkan tanya jawab langsung seputar pengalaman warga dalam menggunakan uang digital.
Sinergi Bersama Koperasi dan Lembaga Keuangan
Kegiatan ini tidak berhenti pada sosialisasi semata. Mahasiswa juga membuka akses nyata ke layanan keuangan digital dengan membantu warga yang belum memiliki rekening untuk mendaftar secara langsung.
Difasilitasi oleh salah satu lembaga keuangan nasional, yang mendukung penuh perluasan akses keuangan digital di wilayah pedesaan.

Tak kalah penting, kegiatan ini juga menggandeng Koperasi Merah Putih, koperasi aktif milik warga desa, yang kini disiapkan untuk menjadi agen layanan keuangan desa. Koperasi ini akan melayani kebutuhan warga seperti tarik-setor tunai, pembayaran digital, hingga transaksi kebutuhan rumah tangga lainnya.
Sinergi antara mahasiswa, lembaga keuangan, koperasi, dan pemerintah desa ini menjadi contoh nyata bahwa ekosistem digital bisa dibangun dari desa, oleh desa, dan untuk desa.
Muhammad Aris Dharmawan, Ketua KKN Kelompok 13, tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya.
"Kami ingin warga merasa percaya diri dalam menggunakan teknologi keuangan. Literasi digital tidak hanya milik orang kota, tapi juga hak masyarakat desa," ujarnya saat memberikan kata sambutan.
Hal senada disampaikan oleh Syukur, Ketua Koperasi Merah Putih, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut.
"Sosialisasi ini sangat membantu masyarakat Desa Tanjung Baru, terutama anggota Koperasi Merah Putih. Dari yang tadinya tidak tahu, menjadi paham soal QRIS. Kami selaku pengurus koperasi dan mewakili warga desa mengucapkan banyak terima kasih kepada adik-adik KKN UIN Palembang atas sosialisasi QRIS, perlindungan konsumen, dan CBP Rupiah ini, katanya.
Baca Juga:
- Sinergi SMSC dan Duta PORA Sumsel 2025, Edukasi Pemuda Melek Finansial dan Digital
- Tempe Tembus Pasar Global Berkat Startup Inggris Ini
- Ekspor Meningkat, Tiongkok Masih Jadi Tujuan Utama Ekspor Sumsel
Acara ditutup dengan pembagian doorprize bagi peserta aktif dan sesi foto bersama seluruh peserta, pemateri, dan perangkat desa. Semua dokumentasi kegiatan menjadi bagian dari pelaporan kepada Bank Indonesia sebagai bentuk laporan.
Melalui kegiatan ini, Mahasiswa KKN UIN Raden Fatah tidak hanya menjalankan kewajiban akademik.
Mereka hadir sebagai agen perubahan membawa cahaya literasi keuangan digital ke desa yang selama ini berada di pinggir arus informasi.
Dalam waktu yang tidak lama, kelompok 13 telah berhasil menyalakan obor kecil di Tanjung Baru, pengetahuan yang jika dijaga dan diteruskan, bisa tumbuh menjadi cahaya besar perubahan desa menuju era digital yang inklusif dan mandiri.
* Mahasiswa KKN UIN Raden Fatah Palembang, Angkatan 2022