Data Pribadi RI Akan Ditransfer ke AS, Simak 12 Cara Lindungi Privasimu

Ilustrasi hacker meretas data pribadi. (ist/freepik)

JAKARTA, WongKito.co – Gedung Putih mengumumkan, Amerika Serikat dan Indonesia sepakat untuk mempererat hubungan ekonomi bilateral melalui kerangka Agreement on Reciprocal Trade atau Perjanjian Perdagangan Timbal Balik.

Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Gedung Putih pada Selasa, 22 Juli 2025, disebutkan salah satu aspek utama dari kerja sama ini mencakup pengelolaan data pribadi warga negara Indonesia oleh Amerika Serikat.

“Indonesia telah berkomitmen untuk mengatasi berbagai hambatan yang memengaruhi perdagangan digital, jasa, dan investasi. Indonesia juga akan memberikan kepastian hukum terkait mekanisme transfer data pribadi ke luar negeri, khususnya ke Amerika Serikat,” tulis dalam dokumen tersebut.

Anak-anak dan remaja merupakan pengguna digital yang aktif, dan mereka merupakan sepertiga dari pengguna internet di dunia, dan terlibat dengan dunia digital dengan cara yang berbeda dan unik. Namun, pemahaman dan perspektif unik mereka seringkali tidak dipertimbangkan dalam perdebatan dan diskusi seputar privasi dan keamanan.

Menjaga privasi di internet kini menjadi hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan oleh semakin maraknya kasus kebocoran data pribadi. Tak hanya data diri, jejak aktivitas dan profil online kalian pun berisiko untuk dipantau atau dilacak oleh pihak lain.

Lalu, bagaimana caranya untuk melindungi privasi di internet? Dilansir dari xandwhy.co.uk dan news.stanford.edu, berikut cara melindungi data pribadi untuk anak muda:

1. Selalu Perbarui Perangkat Lunak

Langkah awal yang penting untuk melindungi data adalah memastikan bahwa semua aplikasi di komputer maupun perangkat seluler selalu diperbarui secara rutin. Aktifkan pengaturan pembaruan otomatis agar perangkat langsung mengunduh dan memasang versi terbaru begitu tersedia.

Pembaruan ini biasanya dirancang untuk memperbaiki celah keamanan dan bug baru yang sering dimanfaatkan oleh peretas.

Menurut layanan dukungan Apple, mematikan dan menyalakan ulang komputer juga dapat membantu memindai serta menghapus malware atau bug mencurigakan yang mungkin masuk melalui aktivitas online.

Meskipun lebih praktis hanya menutup layar atau mengaktifkan mode tidur (sleep), membiasakan diri untuk benar-benar menutup semua aplikasi dan mematikan sistem secara menyeluruh dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi perangkat kalian.

2. Gunakan Browser yang Aman

Safari adalah peramban atau browser bawaan pada perangkat Apple, dan keuntungan menggunakan Safari sebagai browser utama adalah jika terjadi masalah, tim dukungan Apple hanya akan memberikan bantuan untuk peramban ini.

Namun, masih menjadi perdebatan apakah Safari adalah browser yang paling aman, karena kini semakin banyak alternatif yang menawarkan fitur keamanan dan kustomisasi yang lebih baik.

Beberapa browser populer seperti Chrome dan Brave mulai menarik perhatian karena fitur-fiturnya. Brave, misalnya, mempromosikan dirinya sebagai browser yang memberikan kontrol lebih besar terhadap iklan dan cookie, serta privasi pengguna.

Bahkan, Brave memungkinkan pengguna mendapatkan token digital sebagai imbalan atas iklan yang mereka pilih untuk ditonton.

Pada akhirnya, pilihan browser sangat tergantung pada preferensi pribadi. Namun, tidak ada salahnya menjelajahi opsi lain yang mungkin lebih sesuai dengan kebutuhan dan standar keamanan kalian.

3. Atur dan Bersihkan Cookie Secara Berkala

Di tengah kesibukan sehari-hari, banyak dari kita cenderung langsung memilih opsi “terima semua” saat muncul pengaturan cookie, apalagi karena hampir setiap situs web kini menampilkannya.

Padahal, langkah terbaik adalah mengatur preferensi cookie secara manual di setiap situs, dan hanya mengizinkan cookie yang benar-benar penting untuk fungsionalitas.

Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa mereka lebih memilih melihat iklan yang relevan dengan minat pribadi, jika memang iklan tak bisa dihindari.

Dalam kedua kasus tersebut, pilihan yang cukup bijak adalah mengatur browser agar secara otomatis menghapus cookie dan cache setiap kali ditutup. Dengan begitu, aktivitas onlinemu hanya bisa dilacak dalam jangka waktu yang terbatas.

4. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)

Untuk setiap perangkat dan aplikasi yang kalian gunakan, termasuk media sosial, iCloud, LinkedIn, dan lainnya, pastikan mengaktifkan lapisan keamanan tambahan seperti Two-Factor Authentication (2FA).

Fitur ini membuat akun kalian tetap aman meskipun kata sandi bocor, karena login tetap memerlukan kode verifikasi yang dikirim ke ponsel kalian.

Sebagai alternatif, kalian bisa menggunakan kode dari aplikasi autentikator alih-alih menerima SMS. Kekurangannya, jika ponsel kalian hilang, kalian mungkin akan kesulitan mengakses akun. Namun, sebagian besar layanan juga menyediakan backup code atau kode cadangan yang bisa kamu simpan di tempat aman untuk kondisi darurat seperti ini.

Selain itu, sebaiknya aktifkan juga pengaturan yang memberitahu saat ada perangkat baru atau tidak dikenal yang mencoba login dari lokasi lain. Ini akan membantu merespons lebih cepat jika ada upaya akses yang mencurigakan.

5. Kunci File yang Bersifat Sensitif

Untuk melindungi data yang tersimpan di desktop, iCloud, atau layanan pihak ketiga lainnya, file yang bersifat pribadi atau sensitif sebaiknya segera dianonimkan atau disamarkan. Ini berarti mengganti nama atau label file dengan kode tertentu agar informasi penting tidak langsung terlihat jelas, serta melindunginya dengan kata sandi.

Di perangkat seluler, kalian juga bisa menggunakan aplikasi khusus yang memungkinkan penyimpanan dokumen atau informasi di balik lapisan keamanan tambahan berupa password. Setelah itu, file tersebut sebaiknya dihapus dari lokasi lain di perangkat agar tidak mudah diakses tanpa izin.

6. Pertimbangkan Penggunaan Perangkat Lunak Pihak Ketiga

Seperti halnya beberapa tenaga medis yang diwajibkan menyimpan data pasien menggunakan aplikasi pihak ketiga di perangkat pribadi mereka, pekerjaan kalian mungkin juga memiliki rekomendasi perangkat lunak standar industri yang sejenis.

Untuk urusan pemindaian dan pemantauan ancaman atau gangguan di perangkat, salah satu program yang saat ini direkomendasikan oleh Apple adalah Malwarebytes. Namun, layanan ini tidak gratis dan memerlukan biaya langganan tahunan. Selain itu, ada juga opsi populer lainnya seperti Norton Anti-virus yang dikenal luas sebagai penyedia layanan keamanan siber.

7. Rutin Periksa Aktivitas Perangkat yang Terhubung

Baik di ponsel maupun komputer, kalian bisa secara rutin memeriksa dan mengelola perangkat apa saja yang sedang terhubung ke akun dan layanan kalian. Di ponsel, kalian bisa mengeceknya melalui menu pengaturan dan melihat detail Apple ID, sementara di desktop bisa memeriksanya lewat pengaturan aplikasi seperti akun email.

Jika kalian sudah mengaktifkan autentikasi dua faktor dan fitur pengenalan perangkat seperti yang disarankan sebelumnya, risiko akses tidak sah bisa ditekan.

Meski begitu, sistem pengenalan perangkat terkadang tidak akurat, misalnya, meski kalian menggunakan perangkat sendiri, lokasi login terakhir yang tercatat bisa saja keliru. Jika merasa ragu, langkah paling aman adalah segera mengganti kata sandi.

Selain itu, jangan lupa untuk memeriksa aplikasi yang terhubung ke akun media sosial seperti Twitter atau LinkedIn. Periksa aplikasi pihak ketiga mana saja yang telah kalian izinkan untuk mengakses akun kalian.

Biasakan untuk mencabut akses dari aplikasi yang sudah tidak kamu gunakan lagi, karena jika tidak, mereka tetap bisa memantau, menyimpan, bahkan menjual data pribadi kalian.

8. Perlindungan Kata Sandi

Menggunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap akun memang lebih aman, tetapi tentu tidak semua orang punya daya ingat sekuat gajah, apalagi saat berurusan dengan banyak akun di laptop.

Di sisi lain, membiarkan perangkat menyimpan kata sandi secara otomatis juga bukan pilihan terbaik, karena data tersebut tersimpan di tempat yang bisa berisiko terhadap keamanan.

Sama seperti jika sebuah akun digunakan oleh banyak orang di sebuah perusahaan, salah satu pilihannya adalah menggunakan pengelola kata sandi yang dapat menyimpan kata sandi secara terenkripsi sehingga keamanannya lebih terjamin dengan berbagai cara akses pembuatan kata sandi.

9. Pertimbangkan Menggunakan VPN

Meski tidak wajib, sebagian orang memilih untuk menggunakan Virtual Private Network (VPN) yang dapat menyembunyikan alamat IP komputer dan aktivitas internet mereka dengan cara mengalihkan data melalui server lain. Penggunaan VPN juga memberikan keuntungan tambahan, seperti akses ke layanan atau konten yang dibatasi berdasarkan lokasi geografis.

Namun, menemukan layanan VPN yang benar-benar andal bisa jadi cukup menantang. Beberapa kekurangannya termasuk kecepatan internet yang menurun dan biaya langganan yang cukup mahal.

Seperti halnya langkah-langkah perlindungan data lainnya, keputusan untuk menggunakan VPN bergantung pada prioritas pribadi dan seberapa besar kamu ingin menyeimbangkan antara manfaat dan potensi kekurangannya.

10. Tutup Kamera Perangkat Kalian

Menutup kamera laptop atau ponsel adalah langkah sederhana namun efektif untuk mencegah kemungkinan orang lain mengakses dan merekam kalian tanpa sepengetahuanmu melalui malware. Walaupun kejadian seperti ini tidak terlalu umum, tetap saja ada kasus di mana orang menjadi target peretasan.

11. Matikan Fitur Lokasi Jika Tidak Diperlukan

Salah satu jenis data yang paling rentan disalahgunakan di perangkat mobile adalah data lokasi. Data lokasi sangat sensitif karena jika dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu, data ini dapat membentuk pola aktivitas yang sangat pribadi.

Banyak orang kembali menggunakan alasan “saya tidak punya apa pun yang disembunyikan,” namun bayangkan jika lokasi kalian menunjukkan bahwa kalian rutin mengunjungi fasilitas medis, informasi itu bisa disalahartikan atau mengarah pada kesimpulan yang sangat pribadi.

Data lokasi juga kemungkinan besar menjadi penyebab kalian melihat iklan secara real-time berdasarkan obrolan yang baru saja kalian lakukan. Jika kalian membagikan lokasi ke aplikasi tertentu, aplikasi tersebut bisa tahu saat kalian berada dekat dengan teman kalian (yang juga membagikan lokasi), lalu mengaitkan minat atau aktivitas kalian.

Dari sana, sistem bisa menyajikan iklan kepada kalian berdua, bahkan hanya beberapa detik setelah interaksi terjadi. Ketika iklan muncul berdasarkan sesuatu yang bahkan tidak Anda cari atau klik, itu menunjukkan seberapa canggih dan cepat sistem pelacakan data ini bekerja.

12. Jangan Terlalu Mengandalkan Mode Incognito

Mode Incognito tidak bekerja seperti yang banyak orang kira. Fitur ini hanya menyembunyikan aktivitas browsing dari pengguna lain di perangkat yang sama. Namun, itu bukan berarti kalian bisa menjelajah internet secara anonim tanpa dilacak. Peramban tetap mengetahui apa yang kamu lakukan, bahkan saat menggunakan Mode Incognito.

Bahkan, pernah ada gugatan hukum terkait kesalahpahaman yang disebabkan oleh fitur ini, banyak orang merasa mode ini memberi perlindungan lebih dari kenyataannya.

Mode Incognito bisa berguna jika kalian memakai komputer umum, misalnya di perpustakaan, karena tidak menyimpan riwayat pencarian setelah kalian selesai. Tapi, itu sama sekali tidak melindungi kalian dari pelacakan oleh perusahaan-perusahaan yang memantau aktivitas online kalian.

Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Distika Safara Setianda pada 25 Juli 2025.

Editor: Redaksi Wongkito
Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories