Daya Tarik 3 Kelenteng di Tepian Sungai Musi Palembang

Pemandangan kelenteng dan pagoda di Pulau Kemaro Palembang. (ist/indonesiatraveler.id)

PALEMBANG, WongKito.co - Masih dalam suasana Imlek 2023, terutama menjelang perayaan malam ke-15 atau Cap Go Meh, tiga tempat ibadah umat Tri Dharma yang berada di tepian Sungai Musi Palembang sibuk berbenah menyambut umat yang datang. Ketiganya yakni Kelenteng Hok Tjing Rio di Pulau Kemaro, Kelenteng Hok Tiong Bio di 16 Ilir, dan Kelenteng Chandra Nadi di 10 Ulu.

Selain sebagai tempat beribadat, tiga kelenteng ini menjadi tempat wisata budaya di Kota Palembang. Apalagi lokasi ketiganya yang dekat dengan aliran Sungai Musi menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. 

1. Kelenteng Hok Tjing Rio Pulau Kemaro

Kelenteng Hok Tjing Rio dipasang lampion jelang Cap Go Meh. (wongkito.co/yuliasavitri)

Kelenteng Hok Tjing Rio berada di Pulau Kemaro. Pulau ini akan sangat ramai saat perayaan Cap Go Meh. Umat Tri Dharma dari sejumlah daerah di Sumatra Selatan bahkan dari luar daerah dan luar negeri akan datang ke kelenteng yang dibangun pada 1962 tersebut.

Pengurus Yayasan Toa Pekong Pulau Kemaro biasanya tidak hanya mempersiapkan peribadatan, mereka juga menghias kelenteng dengan lampion dan mengadakan berbagai acara perayaan di area pagoda yang berdampingan dengan kelenteng.

Pagoda itu berlantai 9 dengan tinggi sekitar 45 meter. Di sampingnya terdapat patung Budha Tertawa bercorak emas setinggi 5 meter yang membuat kelenteng ini semakin menarik untuk dikunjungi.

Tidak heran, saat puncak Cap Go Meh, pengunjung Pulau Kemaro akan sangat padat. Bukan hanya dari umat yang akan berziarah dan berdoa tapi juga warga yang ingin berwisata. Apalagi ada gelaran kesenian barongsai dan wayang potehi, serta tersedianya banyak stand UMKM makanan hingga souvenir yang dijual oleh warga Pulau Kemaro.

“Saat Cap Go Meh biasanya pengunjung berburu souvenir yang berkaitan dengan Pulau Kemaro, seperti kaos, magnet, dan gantungan kunci bergambar pagoda. Tidak jarang pengunjung asing seperti bule yang membeli,” tutur Tari, warga Pulau Kemaro yang berdagang souvenir di area perayaan Cap Go Meh 2023.

2. Kelenteng Hong Tiong Bio  16 Ilir

Lokasinya berdampingan dengan Pasar 16 Ilir. (wongkito.co/yuliasavitri)

Kelenteng Hong Tiong Bio biasanya menjadi lokasi awal umat Tri Dharma untuk menghadiri perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro. Saat ini, pengurus kelenteng sudah melakukan persiapan Cap Go Meh 2023, seperti membangun tenda di dermaga depan kelenteng. Dermaga tersebut akan menjadi tempat parkir tongkang yang akan mengangkut pengunjung dan warga ke Pulau Kemaro.

“Biasanya saat Cap Go Meh ramai umat daerah lain seperti dari Jambi, mereka datang dan mampir ke sini dulu baru ke Pulau Kemaro,” ujar Aping, pengurus kelenteng.

Baca Juga:

Kelenteng Hong Tiong Bio berada di kawasan Pasar 16 Palembang. Bangunannya satu tingkat, sederhana, dan berpagar rendah. Di halamannya terdapat bangunan kecil bercat merah sebagai tempat membakar kertas sembayang. Tentu menyenangkan bagi umat Tri Dharma melakukan pembakaran kertas sembayang sambil menikmati pemandangan Sungai Musi.

Meski berdampingan dengan Pasar 16, tempat ibadah ini terpantau terawat. Dari pintu depan, terlihat di bagian kanan loket tempat pengambilan garu dan kertas sembayang. Di bagian tengah terdapat altar Dewa Kong Tek Cun Cong sebagai dewa utama di Kelenteng Hong Tiong Bio.

3. Kelenteng Chandra Nadi atau Soei Goeat Kiong 10 Ulu

Kelenteng Soei Goeat Kiong ramai dikunjungi selama Imlek 2023. (wongkito.co/yuliasavitri)

Klenteng Chandra Nadi (Soei Goeat Kiong) lebih dikenal dengan Klenteng Dewi Kwan Im dan merupakan klenteng tertua di Palembang. Kelenteng yang terletak di Kampung 10 Ulu ini merupakan pengganti dari kelenteng yang terbakar di kawasan Kampung Kapitan 7 Ulu.

Dibandingkan kelenteng lainnya, Kelenteng Chandra Nadi lebih ramai didatangi saat Imlek. Ia cukup populer karena terletak tepat di pinggir Sungai Musi dan bangunan khasnya dapat dilihat dari atas Jembatan Ampera. Pintu gerbang dengan patung naga juga menjadi ciri unik dari kelenteng ini.

Sebagai tempat peribadatan, kelenteng Dewi Pengasih memiliki konsep pemujaan terhadap Dewa atau Dewi dengan hirarki atau suatu pantheon tertentu. Berdasarkan informasi dari pengurus, di kelenteng Dewi Pengasih merupakan penghormatan atau pemujaan terhadap Dewi Kwan Im sebagai Dewi utama. (yulia savitri)

Editor: Redaksi Wongkito

Related Stories