Di Gadang jadi Tempat Upacara HUT RI ke-79, Proyek Istana Negara di IKN Baru 69 Persen

Di Gadang jadi Tempat Upacara HUT RI ke-79, Proyek Istana Negara di IKN Baru 69 Persen (ist)

JAKARTA – Salah satunya adalah Proyek Pembangunan Istana Negara dan Lapangan Upacara Kawasan Kepresidenan. Proyek yang akan dijadikan tempat menggelar upacara HUT RI ke-79 ini mencapai 69,4% atau melampaui 1,3% dari target progres yang direncanakan. 

Beberapa proyek dengan progres 100% yaitu Proyek Penyiapan KIPP Fase 1, Proyek Penyiapan KIPP Fase 2, Proyek Dermaga Logistik IKN dan Proyek Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Tahap 1. 

Selanjutnya Proyek Gedung Kantor Presiden juga menunjukkan progres positif dengan realisasi progres sebesar 89,9% atau melampaui 0,7% dari target yang direncanakan. 

“PTPP terus berkomitmen mendukung pemerintah untuk menyelesaikan proyek – proyek strategis nasional terutama yang akan segera difungsikan pada tahun ini,” ujar Senior Vice President Corporate Secretary PTPP Bakhtiyar Efendi dalam keterbukaan informasi Minggu 9 Juni 2024.

Nilai Kontrak Baru

Di saat bersamaan, PTPP mencatatkan nilai kontrak baru senilai Rp8,9 triliun hingga Mei 2024. 

Realisasi tersebut meningkat sebesar 31,35 % dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (yoy) senilai Rp6,7 triliun. Perolehan nilai kontrak tersebut didominasi oleh proyek dengan sumber dana Pemerintah sebesar 53,02%, BUMN sebesar 32,49% dan dari sumber dana Swasta sebesar 14,49%. 

Adapun perolehan nilai kontrak tertinggi yaitu pada sektor Jalan dan Jembatan dengan presentase mencapai 55,06%, Sektor Gedung sebesar 39,30%, Pelabuhan sebesar 3,84%, Industri sebesar 1,09%, Oil & Gas sebesar 0,53% dan Power Plant sebesar 0,18%. 

Perolehan nilai kontrak PTPP pada Mei 2024 adapun di antaranya yaitu Proyek Peningkatan Jalan di dalam KIPP Ibu Kota Nusantara; Kawasan West Residence sebesar Rp732 miliar, Proyek Portsite Accomodation Complex Construction Freeport sebesar Rp326 miliar, serta perolehan kontrak baru dari anak perusahaan sebesar Rp1,36 triliun.

Progres Merger PTPP - WIKA

Beberapa waktu lalu Direktur Utama PTPP Novel Arsyad buka suara terkait rencana penggabungan atau merger PTPP dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Hingga saat ini serangkaian evaluasi tengah dilakukan.

Baca Juga:

Novel menyebut, perseroan juga tetap menunggu arahan dari Kementerian BUMN yang digawangi oleh Erick Thorir dalam masalah merger tersebut.

"Terkait merger sekali lagi sedang proses nanti akan dilakukan evaluasi dengan kami dan Kementerian BUMN ada data-data yang dievaluasi cukup banyak. Tentunya dari sana nantinya kita bisa ketahui konsep seperti apa stuktur seperti apa merger, subholding atau holding," katanya dalam Konpers RUPST untuk Tahun Buku 2023 pada Rabu (24/4/2024).

Menurut Novel, setelah evaluasi dengan kementerian BUMN dengan melibatkan konsultan hasil akhir tetap pada Kementerian BUMN.

Sehingga baik PTPP maupun WIKA juga tengah memperbaiki kinerja sehingga dengan konsep apapun yang diberikan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik untuk kedua perseroan.

Adapun, sepanjang 2023 PTPP mencatatkan laba bersih tercatat sebesar Rp127 miliar atau turun 65,2% dari tahun sebelumnya di angka Rp366 miliar.

Pendapatan sepanjang tahun 2023 mencapai Rp18,4 triliun. Hasil itu minus 2,42% dibanding tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp18,92 triliun.

Sebelumnya di 2022, emiten konstruksi BUMN ini membukukan laba bersih menjadi Rp271,69 miliar atau tumbuh 2,5% secara YoY. Hal ini sejalan dengan pendapatan perseroan yang juga naik menjadi membukukan perolehan sebesar Rp18,92 triliun. Realisasi itu tumbuh 12,88% dibandingkan tahun 2021 sebanyak Rp16,76 triliun.

Baca Juga:

Namun, beban pokok pendapatan perseroan naik 11,38% secara tahunan menjadi Rp16,24 triliun. Menghasilkan laba kotor sebesar Rp2,67 triliun, tumbuh 23,04% secara tahunan.

Masih Digodok

Sebelumnya, Rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menggabungkan (merger) BUMN Karya PT PP Persero) Tbk (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) masih terus digodok.

Adapun PT PP (Persero) Tbk (PTPP) merupakan BUMN konstruksi dan investasi, yang tengah menggarap sejumlah proyek infrastruktur. Sedangkan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi.

Upaya konsolidasi badan usaha milik negara sektor kontruksi semakin nyata. Tak hanya PTPP dan WIKA, Erick Thohir juga akan melebur tujuh perusahaan BUMN Karya menjadi tiga perusahaan, salah satunya PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Erick menuturkan masing-masing tugas yang akan diemban 3 klaster BUMN Karya tadi. Yakni, HK dan Waskita akan fokus pada jalan tol, jalan non tol, gedung institusi, hingga residen komersial.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 09 Jun 2024 


Related Stories