Ekonomi dan UMKM
Didorong Ekspor Industri Pengolahan, Neraca Perdagangan Surplus Rp65 Triliun Maret 2022
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 mengalami surplus sebesar US$4,53 miliar atau setara Rp65 triliun.
Kepala BPS Margo Yuwono mmengatakan komoditas nonmigas merupakan penyumbang surplus terbesar. Hal itu terdiri dari bahan pakan non mineral, lemak dan minyak nabati, serta besi dan baja.
"Itu adalah tiga komoditas yang memberikan andil terhadap surplus di bulan Maret 2022," ujar Margo Yuwono, dalam konferensi pers, Senin, 18 April 2022.
Baca Juga :
- Legislator: Jargas Perlu Dikebut agar Kelas Menengah tak Beralih ke LPG Subsidi
- Kementerian PUPR Kebut Perbaikan Jalintim Sumatera, Palembang-Jambi Jelang Mudik Lebaran
- Sempat Terhenti, Kemenag Buka Kembali Rekrutmen Program 5.000 Doktor
Margo menyampaikan nilai ekspor Indonesia pada Maret 2022 mencapai US$26,50 miliar atau setara Rp380,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per dolar AS), naik 29,42 % (mtm) dibandingkan dengan Februari 2022.
Sementara, nilai pertumbuhan impor pada Maret 2022 mencapai US$21,97 miliar atau setara Rp 315,41 triliun, naik 32,02 % (mtm) dibandingkan dengan Februari 2022. Jika dibagi antara migas dan non migas, maka impor non migas senilai US$ 18,48 miliar atau setara Rp 265,3 triliun dan migas US$ 3,49 miliar atau setara Rp 50.1 triliun.
Ekspor Tertinggi dalam Sejarah
Mergo menyatakan nilai ekspor Maret 2022 sebesar US$26,50 miliar atau setara Rp380,4 triliun merupakan tertinggi dalam sejarah.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu pada bulan yang sama, ekspor mengalami peningkatan sebesar 43,36 % (yoy) dari yang sebelumnya pada Maret 2021 nilai ekspornya sebesar US$18,35 miliar atau setara Rp 263,4 triliun.
"Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan baik ekspor minyak dan gas (migas) maupun ekspor non migas,” kata Margo.
Sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekspor Maret 2022 Indonesia. Sektor ini menyumbang sebesar US$19,26 miliar atau setara Rp276,5 triliun, lalu diikuti sektor pertambangan yang menyumbang nilai ekspor sebesar US$ 5,40 miliar atau setara Rp 77,5 triliun.
Sektor migas menyumbang sebesar US$1,41 miliar atau setara Rp20,2 triliun serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbang US$ 0,43 miliar atau setara Rp 6,17 triliun.
"Ekspor yang utama yang berpengaruh pada non migas ini karena meningkatnya bahan bakar mineral HS 27 54,4 % (mtm), besi dan baja HS 72 (mtm) 37,15 %, ekspor migas 41,24 % (mtm), minyak mentah naik 48,59 % (mtm), hasil minyak 40,57 % (mtm) ," jelas Kepala Badan Pusat Statistik itu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Heriyanto pada 18 Apr 2022