Dr Riza: Setiap IRT Berpotensi Terpapar HIV, Simak Cara Penularan Bukan karena Hubungan Sosial

Ilustrasi (ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Dr Riza Chandra Wijaya, dari Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) mengungkapkan kekinian setiap ibu rumah tangga (IRT) berpotensi terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Premis tersebut, tambah Riza berdasarkan data terbaru kini semakin banyak penyandang HIV merupakan lelaki seks lelaki (LSL).

Dimana, LSL ini diketahui biasanya juga memiliki istri atau anak, kata dia, akhir pekan lalu dalam Diskusi Publik Bersama Pakar yang diselenggarakan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Selatan.

Karena itu, ia mengungkapkan IRT sangat rentan terinfeksi HIV dari suaminya yang  berprilaku LSL.

"Penting sekali untuk lebih memahami bagaimana cara penanganan HIV baik penularan dan pengobatan," ujar Riza.

Dia menjelaskan Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan pintu masuk HIV.

Baca Juga:

Penyakit IMS penularannya melalui hubungan seksual, yang penyebabnya bermacam-macam, seperti bakteri, virus, protozoa, jamur, dan ektoparasit.

Penularan penyakit infeksi  menular seksual akan lebih berisiko  bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal, kata dia lagi.

Ketika seorang istri mengetahui kalau suaminya menderita IMS, secepatnya untuk memeriksakan diri.

Meskipun, pasangannya tidak mengungkapkan tetapi potensi terinfeksi HIV sangatlah tinggi karena itu penting untuk memeriksakan diri, tambah dia

Sejauh ini, masih banyak orang terinfeksi HIV terlihat dan merasa sehat.  

Baca Juga:

Kemudian, ada juga orang yang terinfeksi HIV tidak tahu bawah dirinya terinfeksi, karena satu-satunya cara untuk memastikan terinfeksi atau tidak dengan melakukan tes HIV.

Dimana HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, ditandai dengan penurunan sel bagian dari sistem imun yang berperan vital untuk menghadang infeksi atau CD4.

Hingga kini, tambah Riza kasus HIV bagaikan gunung es yang  nampak  hanyalah permukaan belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang terungkap.

Gejala AIDS

Sejauh ini, sudah banyak literasi berkaitan dengan gejala terpapar HIV, kata Riza.

Pun begitu dengan gejala Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) yang merupakan kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem imun yang timbul akibat infeksi HIV.

Gejalanya dapat terjadi secara akut yaitu 2-4 minggu setelah terpapar, diantara demam, muncul ruam pada kulit, adanya pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri sendi atau otot, nyeri kepala, dan nyeri tenggorokan atau sariawan.

Pada jangka waktu yang lama juga dapat menimbulkan gejala kronis, seperti penurunan berat badan tanpa sebab, diare berulang, herpes berulang, serta infeksi jamur berulang, akibat penurunan kekebalan tubuh dari infeksi virus yang menyerang sistem imun.

Hindari HIV dengan cara ini

Sebenarnya, hingga kini masih banyak penyintas HIV yang bisa hidup dengan sehat dan berdamai dengan virus di dalam tubuhnya dengan meminum ARV seumur hidup.

Namun, untuk menghindari terpapar HIV. Hal berikut ini, cara yang tepat mesti dilakukan:

1. Tidak berhubungan seks yang tidak aman dengan penderita IMS (tanpa menggunakan pelindung / kondom)
2. Setia pada pasangan alias tidak bergonta ganti hubungan seksual.
3. Tidak melakukan hubungan seks secara anal, karena hubungan ini lebih 
4. Tidak menggunakan jarum suntik yang tak steril
5. Pastikan melakukan transfusi darah dengan layanan kesehatan profesional 
6. Ibu yang positif HIV, jangan menyusui anak

Demikian, langkah hebat untuk mengantisipasi terpapar HIV bagi kelompok rentan, termasuk kaum IRT, tambah dia.

Penularan tidak mudah

Stigma yang berdampak pada perlakuan diskriminatif kepada penyintas HIV sampai kini masih terus terjadi. Meskipun kasus HIV pertama kali ditemukan sejak tahun 1987. 

Kekinian, penyintas masih saja mendapat perlakuan yang tidak baik termasuk saat ingin mendapatkan pelayanan kepemilikan identitas.

Padahal, telah lama dipastikan penularan HIV tidak mudah. Penularannya cenderung sangat eksklusif yaitu melalui hubungan seksual, persalinan, tranfusi darah dan jarum suntik yang tidak steril.

"Jadi tidak benar kalau penularan HIV sangat mudah," tegas Riza.

Penularan tidak akan terjadi meskipun hidup serumah dengan penyintas HIV. Lalu, ketika berenang, berjabat tangan dan makan bersama tidak akan menularkan virus tersebut.

Begitu juga memeluk penyintas, mencium dan gigitan nyamuk tidak akan menularkan HIV, tambah dia lagi.

Hal itu, hendaklah menjadi catatan  bagi masyarakat untuk tidak men-stigma penyintas.

Walaupun sesama virus, HIV tidak sama dengan COVID-19 atau virus lainnya, seperi influenza, tutur Riza.(Nila Ertina)
 

Editor: Nila Ertina

Related Stories