Eksistensi Pasar 16 Ilir Palembang di Tengah Gempuran Marketplace

Pengunjung sedang memilih berbagai jenis pakaian batik di dalam gedung Pasar 16 lIlir, Lantai I, Jumat (03/01/2025) (Foto WongKito.co/Magang2/Angie)

PALEMBANG, WongKito.co - Memasuki awal tahun 2025, suasana di Gedung Pasar 16 Ilir Palembang tampak ramai pengunjung yang datang untuk berbelanja.

Eksistensi pasar tradisional yang telah menjadi ikon kota ini terus menarik perhatian masyarakat lokal maupun warga dari luar daerah karena keberagaman produk dan harga yang kompetitif.

Di tengah maraknya marketplace berbasis online, Pasar 16 Ilir yang lokasinya persis di tepi Sungai Musi dan tidak jauh dari Jembatan Ampera itu tetap menjadi pilihan masyarakat.

Salah satu pembeli, Zurwana (56) mengungkapkan bahwa Pasar 16 merupakan tempat belanja favoritnya karena pilihannya banyak dan beragam.

"Selain itu saya juga bisa  menawar harga di pasar ini, berbeda dengan belanja online yang berisiko penipuan karena kita tidak bisa melihat barang langsung  dan tidak bisa ditawar," ungkapnya, dibincangi WongKito.co, Jumat (3/1/2025).

Baca Juga:

Ia menambahkan selain berbelanja pakaian, ia juga kerap membeli perhiasan, seperti anting, cincin dan manik-manik di pasar tersebut. Menurutnya pengalaman berbelanja langsung ke pasar memberikan kepuasan tersendiri.

Namun, disayangkan kadang-kadang ada penjual yang kurang ramah melayani pembeli, tambah dia.

Uni Ade salah seorang penjual pakaian mengungkapkan di tengah maraknya pasar online, Ia dan ratusan pedagang masih bertahan mengais rejeki di pasar tradisional terbesar di Sumatera Bagian Selatan itu.

"Kami masih bertahan, karena memang tidak ada alternatif usaha lain. Alhamdulillah juga pembeli masih banyak meskipun cenderung dari waktu ke waktu menurun pelanggan kami," kata dia.

Ia berharap Pemkot Palembang memberikan perhatian khusus dan mempertahankan pasar tradisional. Pasar tradisional bukan hanya tempat pedagang dan pembeli berjumpa dan bertransaksi tetapi juga merupakan bukti perekonomian masyarakat bertahan.

Dari pasar tradisional dapat menjadi parameter bagaimana kondisi perekonomian masyarakat tumbuh karena mayoritas penjual dan pembeli adalah kelompok masyarakat dengan menengah.

Sementara sebagai pusat perbelanjaan tradisional terbesar di Sumbagsel, Pasar 16 Ilir dikenal juga sebagai pusat grosir pakaian, baik berupa baju, celana, rok dan sepatu atau sandal.

Di sudut lain pasar tersebut juga bisa dijumpai pedagang  kelontong yang menjual beras, gula dan jeni sembako lainnya.

Lalu, pedagang sayuran, ikan dan ayam pun bisa dijumpai di Kawasan Pasar 16 Ilir.

Destinasi Wisata

Pasar 16 Ilir menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Palembang. Letaknya berada tak jauh dari Jembatan Ampera yang menjadi penghubung wilayah Ilir dan Ulu kota Pempek membuat pasar ini juga jadi tujuan wisatawan.

Tak hanya menjadi lokasi belanja beragam kebutuhan sandang dan pangan tetapi bisa juga membeli berbagai macam kain khas Palembang, seperti songket, blongsong dan  jumputan.

Bahkan, pencinta kopi juga bisa menikmati secangkit minuman hangat atau dingin di kedai kopi  yang mudah dijumpai di Kawasan tersebut.

Salah satunya adalah rumah makan Pak Din, yang menawarkan beragam menu khas yaitu martabak telur, sate, sop dan pindang tulang.

Ira seorang wisatawan asal Banyuwangi mengaku senang bisa berkeliling pasar tradisional, apalagi banyak destinasi wisata kuliner yang asli menyajikan menu lokal.

"Saya sering berkunjung ke daerah-daerah dan biasana minta diantar ke pasar tradisional untuk mencicipi ragam kuliner lokal," kata dia.

Baca Juga:

Ia bercerita dari hasil penjelajahannya selama ini, pasar tradisional menyajikan masakan lokal yang autentik dan sangat khas.

Karena itu, kelezatan makanan yang disajikan pedagang di pasar tradisional tak bisa disandingkan dengan restoran di pusat perbelanjaan modern, ujarnya.

Mengunjungi Pasar 16 Ilir berarti juga bisa menjelajahi wisata tepi Sungai Musi, terdapat sejumlah warung terapung yang menawarkan masakan khas Sumatera Selatan, seperti pindang patin dan pindang tulang serta pepes ikan.

Terbaru juga bisa menikmati kopi dengan beragam varian kekinian di kedai atau kafe terapung.(magang2/Angi/Nila)


Related Stories