Ragam
Google Prediksi Potensi Ekonomi Digital Indonesia Tembus Rp2,05 Kuadrilliun
JAKARTA - Semakin meroket, potensi ekonomi digital di Indonesia diprediksi Google LLC akan mencapai US$140 miliar atau setara dengan Rp2,05 kuadriliun dalam asumsi kurs Rp14.665 per dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2025.
Proyeksi tersebut bisa dicapai apabila Indonesia mampu memanfaatkan ruang digital secara inklusif dan menekan penyalahgunaan yang marak terjadi seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johhny G Plate dalam pertemuan dengan Presiden Google Asia Pacific Scott Beamount di sela-sela acara World Economy Forum di Davos, Swiss, Senin, 23 Mei 2022.
Baca Juga:
- Menuju Global, PGN Subholding Gas Pertamina dan Afiliasi SK E&S Teken Kerjasama Jual Beli LNG Internasional
- BI Catat Kredit Perbankan di April 2022 Tumbuh Hingga 9,1 Persen
- Kuartal I-2022, Pertumbuhan Ekomoni di Seluruh Wilayah RI Catat Kinerja Positif
Salah satu aspek yang mendorong pengembangan ekonomi digital adalah pergeseran perilaku masyarakat pascapandemi COVID-19 sehingga penggunaan platform digital di berbagai sektor pun menjadi suatu hal yang lumrah.
Perkembangan ekonomi yang cukup positif pun beriringan dengan perkembangan tren investasi. Menurut studi Google, Temasek, serta Bain & Company pada tahun 2021, nilai investasi ekonomi digital Indonesia sepanjang kuartal I-2021 mencapai US$4,7 miliar (Rp68,9 triliun) dan menyentuh level tertinggi selama empat tahun terakhir.
Capaian itu pun menggiring Indonesia untuk menjadi tujuan investasi terpopuler di kawasan Asia Tenggara melampaui Singapura.
Pembangunan 3 Lapis Infrastruktur
Dalam sesi diskusi "Indonesia Pavilion: Deepening Digital Growth in The New Economic Landscape" yang merupakan salah satu rangkaian acara World Economic Forum 2022, Johnny juga menyampaikan upaya pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi digital.
"Ada tiga layer infrastruktur yang kami siapkan. Pada lapisan pertama (fiber optic/broadband layer), Indonesia telah memasang jaringan fiber optic sepanjang hampir 360 ribu km baik di darat maupun di bawah laut," kata Johhny.
Baca Juga:
- Seabank, Bank Digital tertinggi Salurkan Kredit pada Kuartal I-2022..
- Awali Kuartal II Daihatsu Dengan Kenaikan Penjualan 41,8%
- Simak Inilah Warung Paling Ekstrem di Dunia, Menempel di Sisi Tebing
Johhny pun mengatakan, di tahun ini pemerintah akan menghubungkan titik-titik yang tidak terhubung dengan membangun jaringan serat optik sepanjang 12 ribu km untuk memastikan seluruh wilayah di Indonesia terkoneksi dengan akses telekomunikasi.
Di lapisan kedua, pemerintah membangun microwave dan fiber link serta satelit untuk menyebarluaskan akses telekomunikasi ke wilayah yang sangat terpencil dan sulit dijangkau seperti Papua dan Kalimantan.
"Perlu kita gabungkan dengan microwave link dan fiber link untuk menghubungkan titik-titik tersebut,” tegas Johhny.
Baca Juga:
- Livin’ by Mandiri Hadirkan Fitur Investasi
- Hati-Hari Transaksi Kripto di Exchange yang Tidak Berizin Bappebti, ini akibatnya
- Kembali Dibuka, Simak Cara Mendaftar dan Syarat Kartu Prakerja Gelombang ke-30
Untuk layer ketiga, pemerintah saat ini sedang membangun Base Transceiver Station (BTS) yang dikhususkan untuk wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Sejauh ini, pemerintah sudah membangun setengah juta BTS yang dinilai belum cukup. Sementara itu, operator telekomunikasi pun turut andil untuk memastikan semua desa di kawasan komersial akan terjamin oleh jaringan 4G.
"Jaringan 4G akan menjadi tulang punggung jaringan telekomunikasi Indonesia. Jadi, kami berharap pada akhir masa pemerintahan ini, seluruh negara akan terlayani oleh jaringan 4G termasuk daerah yang sangat terpencil, dengan menggunakan lapisan pertama (tulang punggung) di atas Middle Miles (satelit), serta Base Transceiver Station di Last-Mile," pungkas Johhny.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 24 May 2022