Ragam
Hangat dan Unik, Simak 7 Tradisi Natal di Berbagai Negara
JAKARTA, WongKito.co – Tradisi Natal sangat beragam di tiap tempat, dibentuk oleh alam, sejarah, nilai-nilai, dan iklim setempat. Meski banyak negara saling bertukar hadiah, cara dan makna ritual di sekitarnya sangat berbeda. Tradisi yang telah diwariskan lama ini menunjukkan bahwa Natal tidak harus bersifat transaksional.
Dilansir dari BBC, Natal bisa bersifat kolaboratif, kreatif, atau semangat komunitas, mulai dari bernyanyi di gereja yang diterangi lilin, mengenang keluarga dengan hening, hingga bahkan menghargai keberadaan laba-laba.
Dari mengenang orang-orang tercinta yang telah tiada hingga menikmati permainan lintas generasi, berikut tujuh tradisi Natal dari berbagai belahan dunia yang bisa menjadi inspirasi di mana pun kamu berada.
Berikut tradisi Natal di berbagai nagara:
1. Islandia: Malam Natal dengan Buku dan Cahaya Lilin
Di Islandia, penerbit merilis banyak buku baru menjelang Natal, sebuah fenomena musiman yang dikenal dengan sebutan jólabókaflóð atau “banjir buku Natal.” Tradisi ini sudah ada sejak Perang Dunia II, ketika sebagian besar barang langka kecuali kertas, sehingga buku menjadi hadiah Natal yang paling masuk akal.
Saat ini, tradisi ini turut mendukung industri penerbitan Islandia yang tergolong kecil, memperkuat kecintaan terhadap bahasa Islandia yang terancam punah, dan menghadirkan kesenangan bagi para pecinta buku di seluruh negeri.
- Jadi Korban Bencana Sumatera Jurnalis Perempuan FJPI, Tetap Terdepan Suarakan Kelompok Rentan
- OJK Sumsel: Kinerja Perbankan Syariah Pesat di Tengah Paradoks
- Cek Cara Daftar dan Syarat Sertifikat Halal Gratis untuk UMK
Pada tanggal 24 Desember, keluarga saling bertukar hadiah, menikmati makan malam Natal, dan kemudian menghabiskan malam dengan membaca buku baru di bawah cahaya lilin, mungkin ditemani sekotak cokelat dan minuman. Ritual ini terasa sangat khas Islandia, namun termasuk salah satu tradisi yang paling mudah untuk ditiru di mana saja.
2. Jepang: Natal sebagai Momen Romantis
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya non-Kristen, Jepang merayakan Natal dengan cara yang unik. Alih-alih menjadi perayaan keluarga, Malam Natal lebih mirip seperti Hari Valentine, malam romantis bagi pasangan. Jalan-jalan yang berselimut salju dipenuhi cahaya lampu Natal, restoran menyajikan menu spesial, dan hotel-hotel mewah sering penuh.
Hidangan khas Natal di Jepang juga berbeda, orang Jepang merayakannya dengan memakan kurisumasu keki, kue spons lapis ringan dengan krim dan stroberi yang dipotong rapi. Menyemangati tradisi ini, sisihkan waktu khusus untuk pasanganmu di tengah hiruk-pikuk keluarga.
3. Australia: Main Kriket Bersama Keluarga
Hari Natal di Australia berlangsung di tengah musim panas Selain berkumpul dan menyantap hidangan bersama, banyak keluarga juga menyempatkan diri bermain kriket di halaman atau taman.
Pertandingan kriket Natal ini bisa diikuti oleh segala usia dan menjadi simbol kebersamaan antar generasi. Tradisi sederhana ini menekankan kesenangan dan interaksi bersama sebagai inti perayaan.
4. Finlandia: Menghormati Leluhur
Menghormati kerabat yang telah meninggal menjadi bagian penting dari perayaan Natal di Finlandia. Pada Malam Natal, keluarga-keluarga mengunjungi kuburan untuk menyalakan lilin bagi orang-orang tercinta yang telah tiada.
Menurut This Is Finland, tiga perempat rumah tangga Finlandia menjalankan tradisi ini, mengubah pemakaman sebagai pemandangan tenang dengan salju dan cahaya lilin yang berkelap-kelip. Momen penuh perenungan ini umumnya diakhiri dengan tradisi sauna keluarga yang mempererat kebersamaan.
5. Ukraina: Pohon Natal dan Jaring Laba-laba
Di Ukraina Barat, pohon Natal sering dihiasi jaring laba-laba. Tradisi ini berasal dari Legenda Laba-laba Natal, sebuah cerita rakyat Eropa Timur tentang seekor laba-laba yang mengubah pohon Natal seorang wanita yang terlalu miskin untuk membeli hiasan. Keesokan paginya, pohon itu berkilau dengan jaring perak, dan sejak saat itu, keluarganya tak pernah kekurangan lagi.
Orang Ukraina membuat jaring halus dari kertas dan kawat, kemudian melingkarkannya di pohon seperti tinsel. Menemukan laba-laba atau jaring asli di pohon dianggap membawa keberuntungan, dan selama periode ini, biasanya jaring tersebut tidak dibersihkan. Cara termudah untuk mengikuti tradisi ini adalah dengan membiarkan jaring tetap utuh.
6. Denmark: Membuat Dekorasi Buatan Sendiri
Hari klippe klister yang secara harfiah berarti memotong dan menempel merupakan ritual penting di Denmark. Di rumah, sekolah, maupun tempat kerja di seluruh negeri, orang-orang mengadakan sesi kerajinan untuk membuat rangkaian hiasan, bintang anyaman, dan hati dari kertas guna menyebarkan keceriaan Natal ke kelas, kantor, dan ruang tamu.
Tradis Natal ini menjadi momen bersama dan membangun rasa kebersamaan melalui kreativitas, sambil menikmati æbleskiver (donat kecil khas Natal), kue-kue, dan gløgg, anggur panas Denmark yang kuat. Fokusnya bukan pada hasil sempurna, melainkan pada proses dan kebersamaan.
7. Venezuela: Menuju Gereja dengan Sepatu Roda

Ibadah Natal di Venezuela penuh sukacita, bersifat komunal, dan meriah, disertai lonceng, petasan, bahkan kembang api menjelang Natal. Namun, tradisi yang paling unik adalah cara orang-orang tiba di gereja yaitu dengan sepatu roda.
- Pembangkit Hantu, Harga Mahal Transisi Energi yang Inefisien
- Simak 15 Teknologi Baru Ini Akan Kuasai Dunia Tahun 2027
- Membaca Peradaban Lewat Fotografi di Musi Fotografi Festival 2025
Tradisi ini berpusat pada Misa de Aguinaldo pagi-pagi sekali, yang diadakan antara 16 hingga 24 Desember sekitar pukul 05.00-06.00. Anak-anak biasanya tidur lebih awal agar siap mengikuti misa fajar, sementara banyak orang dewasa meluncur sepanjang malam untuk sampai ke gereja bersama.
Ritual ini sangat disukai karena mengubah momen khidmat menjadi suasana ringan dan kebersamaan, dengan tetangga meluncur berdampingan di jalan-jalan yang sunyi
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com, jejaring media WongKito.co, pada 25 Desember 2025.

