GayaKito
Harga Uniqlo Naik Dampak Tarif Trump, Saatnya Pecinta Mode Kasual Menyesuaikan Diri
JAKARTA, WongKito.co – Kabar kurang menyenangkan datang dari dunia mode kasual. Harga outfit andalan seperti jaket musim dingin, hoodie, dan T-shirt dari merek populer Uniqlo dipastikan akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat.
Hal ini buntut dari kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berdampak langsung pada biaya produksi merek asal Jepang tersebut.
Fast Retailing Co., induk usaha Uniqlo, menyatakan bahwa gelombang tarif baru ini akan memberikan dampak signifikan terhadap harga produk mereka, terutama menjelang musim gugur dan musim dingin 2025.
“Tidak dapat dihindari bahwa kami akan terdampak secara signifikan mulai musim gugur dan musim dingin,” ujar Takeshi Okazaki, Direktur Keuangan Fast Retailing dalam laporan kuartal perusahaan yang dikutip dari Reuters, Jumat, 11 Juli 2025.
- Senjakala Media dan Pentingnya Serikat Pekerja
- Intip Yuk 6 Tempat Glamping di Bandung yang Cocok Dikunjungi untuk Melepas Penat
- Lembut dan Creamy, Begini Resep Puding Busa Taro
Tarif baru Amerika Serikat yang mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 menargetkan negara-negara utama pemasok tekstil dan pakaian, seperti Vietnam, Indonesia, dan Sri Lanka. Produk dari Vietnam akan dikenai tarif sebesar 20%.
Sedangkan barang yang hanya sekadar transit melalui negara tersebut akan menghadapi tarif lebih tinggi hingga 40%. Sri Lanka dikenakan tarif 30%sementara Indonesia mengalami lonjakan tarif tertinggi, yakni 70%.
Antisipasi Kebijakan
Dengan porsi manufaktur yang besar berada di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan, Fast Retailing tidak punya banyak pilihan. Mereka memang telah mengantisipasi kebijakan ini dengan mempercepat pengiriman produk ke pasar Amerika Serikat sebelum tenggat waktu, tapi beban biaya tetap tak bisa dielakkan. Dampaknya akan dirasakan langsung oleh konsumen, khususnya kalangan muda yang selama ini menjadi penggemar setia Uniqlo.
Di tengah musim diskon atau peluncuran koleksi baru, Uniqlo selalu menjadi pilihan utama anak muda karena perpaduan antara desain minimalis, bahan berkualitas, dan harga yang ramah kantong. Terlebih, inovasi seperti HEATTECH menjadi andalan saat cuaca dingin melanda, menjadikan produk Uniqlo sebagai kebutuhan, bukan sekadar gaya.
Namun dalam waktu dekat, konsumen harus menghadapi realita baru: harga outfit favorit mereka akan mengalami kenaikan. Bagi generasi muda yang sensitif terhadap harga dan cermat dalam belanja, situasi ini bisa memicu penurunan daya beli, sekaligus memperparah tekanan yang telah dirasakan sektor retail sejak pandemi.
Dari sisi kinerja bisnis, Fast Retailing masih mempertahankan proyeksi laba operasional tahun fiskal di angka 545 miliar yen atau sekitar Rp60,47 triliun, namun laporan kuartal Maret hingga Mei 2025 menunjukkan bahwa laba hanya naik 1,4% menjadi 146,7 miliar yen (sekitar Rp16,27 triliun), jauh di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan angka Rp17,06 triliun.
- Kolaborasi Nasional untuk Pendidikan : Sampahmu, Sekolahku
- Ironi Larangan Gunakan Plastik, Tapi Masih Diandalkan: Tantangan Nyata Kebijakan Hijau di Palembang
- Nikmati Lanskap Alam dari Bukit Basah, Saksikan Samudra Awan dan City Light Kota Curup
Pelemahan pasar juga terjadi di China, salah satu pasar terbesar Uniqlo, seiring menurunnya permintaan konsumen. Penurunan ini diperkirakan berlanjut hingga kuartal berikutnya. Untuk mengimbangi tekanan tersebut, Fast Retailing kini mulai mengarahkan fokus ekspansi ke pasar Amerika Utara dan Eropa, namun rintangan besar tetap membayangi, mulai dari tekanan tarif hingga penurunan daya beli masyarakat.
Di pasar saham, kondisi tak kalah muram. Saham Fast Retailing telah merosot sekitar 8% sepanjang paruh pertama 2025, menjadikannya salah satu saham berkinerja terburuk di antara perusahaan big cap Asia-Pasifik.
Bagi konsumen, terutama para pencinta mode kasual dari kalangan muda, ini adalah saat untuk menyesuaikan diri. Ketika tren global dan kebijakan dagang lintas negara mulai masuk ke harga rak pakaian, pertanyaan yang muncul adalah: masihkah Uniqlo tetap terjangkau, atau waktunya cari alternatif baru?
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 11 Juli 2025.