Ekonomi dan UMKM
Imbas Harga Minyak Mentah Mahal, Rupiah Berpotensi Tak Bertenaga
JAKARTA - Analis Keuangan Ariston Tjendra dalam risetnya mengungkapkan, pergerakan nilai Rupiah dipengaruhi oleh naiknya harga minyak mentah ke kisaran US$100 per barel. Karena itu, nilai tukar Rupiah (kurs Rupiah) masih berpotensi melemah pada perdagangan Rabu, 2 Maret 2022 di kisaran harga Rp14.300 - Rp14.370 per dolar AS (Amerika Serikat).
"Harga minyak mentah dan komoditas lainnya menguat karena perang Rusia dan Ukraina belum akan selesai dalam waktu dekat," kata Ariston pada TrenAsia.com, Rabu, 2 Maret 2022.
Seperti yang diketahui, Rusia telah melakukan invasi ke Ukraina dan saat ini telah bersiap merebut ibu kota Ukraina, sehingga berlanjutnya perang ini dikhawatirkan akan mengganggu suplai energi dan komoditi.
Baca Juga:
- BRI Bagikan Dividen Rp26,4 Triliun, RUPST juga Umumkan Pengurus Baru
- Revitalisasi Bahasa Daerah, Badan Bahasa Gandeng Lima Kampus di Sumatera Selatan
- Peringatkan Jebakan Neoliberalisme dalam Manajemen Perguruan Tinggi, ini Kata Rektor UII
Sementara itu, kenaikan harga minyak mentah dan komoditi dapat berpengaruh terhadap inflasi global yang dapat menahan laju pemulihan ekonomi.
Hal ini juga berdampak pada keluarnya para pelaku pasar dari aset bersiko untuk sementara waktu, sehingga berpotensi memberikan tekanan pada nilai Rupiah.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Merina pada 02 Mar 2022