INDEF Koreksi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Naik jadi 5,1 Persen

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad (YouTube INDEF )

JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengoreksi memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan pada tahun ini menyentuh angka 5,1%, sebelumnya diperkirakan 5% secara tahunan.

"Kami optimistis, meski ini jelas jauh di bawah perkiraan pemerintah yang berada di angka 5,2%," kata  Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad dalam acara Respon INDEF terhadap Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2022 secara daring, Selasa (8/11/2022).

Ia juga menambahkan, meski pada kuartal ke III pertumbuhan ekonomi jauh lebih tinggi dari kuartal kedua yaitu 5,44%, namun, ia mewanti-wanti akan adanya potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat mendatang menjadi 5,3% secara moderat.  

Lebih lanjut, Tauhid juga menyampaikan penyebab dari potensi melambatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal empat adalah karena peningkatan inflasi yang lebih tinggi dan juga belum melandainya harga pangan serta diikuti dengan pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Juga:

Oleh karena itu, Tauhid juga merekomendasikan tiga hal yang harus dilakukan oleh pemerintah antara lain:

Pertama, mempercepat belanja modal dan belanja barang. Seperti yang diketahui, hingga Oktober 2022, untuk belanja modal baru sekitar 66,83% dan belanja barang menyentuh angka 66,44%.

"Saya kira perlu ada terobosan yang strategis agar dengan waktu yang terbatas, yang menyisakan 2 bulan, itu bisa diselesaikan," ungkapnya.

Kedua, dilakukan penyesuaian secara moderat, seperti suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR). INDEF merasa bahwa penyesuaian suku bunga kebijakan Bank Indonesia termasuk lamban.

"Karena itu perlu dilakukan moderasi suku bunga BI7DRRR mengikuti perkembangan inflasi yang terjadi selama ini dan memang dipengaruhi pula oleh dinamika kondisi global," imbuhnya.

Ketiga, perlunya penguatan pasar domestik untuk berbagai produk-produk yang memiliki daya saing di pasar global serta mempercepat berbagai industri impor di tengah kuatnya arus importasi beragam produk industri agar perlambatan ekonomi bisa dihindari. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Feby Dwi Andrian pada 08 Nov 2022 


Related Stories