Ragam
Intip Yuk Kisah Bos Xiaomi Lei Jun, Dari Penjual HP Jalanan Jadi Raja Teknologi
JAKARTA - Kisah hidup Lei Jun, pendiri sekaligus CEO Xiaomi, merupakan potret nyata bagaimana kerja keras, visi tajam, dan keberanian mengambil risiko bisa mengubah hidup seseorang.
Dari seorang insinyur sederhana hingga menjadi miliarder teknologi dengan kekayaan mencapai US$42,6 miliar (sekitar Rp680 triliun), perjalanan hidup Lei Jun menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.
Pada bulan April 2025, sebuah video lama Lei Jun kembali viral di media sosial China. Dalam klip berdurasi pendek itu, ia tampak berdiri di jalanan Beijing pada tahun 2011, menawarkan ponsel Xiaomi generasi pertama kepada orang-orang yang lewat.
Siapa sangka, lebih dari satu dekade kemudian, pria sederhana dalam video itu menjelma menjadi salah satu orang terkaya di China dengan kekayaan lebih dari US$35 miliar. Video tersebut menjadi simbol transformasi luar biasa, dari pengusaha jalanan menjadi pemimpin global di industri teknologi.
Masa Kecil Sederhana di Hubei
Lei Jun lahir pada 16 Desember 1969 di Xiantao, Provinsi Hubei, dari keluarga guru dengan penghasilan pas-pasan. Sejak kecil, ia menunjukkan ketertarikan besar terhadap teknologi dan gemar membongkar peralatan elektronik.
Ia bahkan pernah membuat lampu listrik pertama di desanya menggunakan bahan-bahan sederhana, menunjukkan bakat dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap dunia sains.
Setelah menempuh pendidikan dasar dan menengah di Hubei, Lei Jun melanjutkan kuliah di Universitas Wuhan dan lulus pada 1991 dengan gelar Sarjana Teknik Komputer.
Semasa kuliah, ia membaca buku tentang Steve Jobs, yang mengubah arah hidupnya. Ia bercita-cita membangun perusahaan teknologi kelas dunia, sebuah mimpi yang kelak terwujud lewat Xiaomi.
Baca juga:
- Semangat Sportivitas, SRCIS Bawa ES.ER.CE ke Solo Run Fest 2025
- 9 Makanan Untuk Dikonsumsi Saat Cuaca Panas Ekstrem
- UOB Indonesia Anugerahkan Eddy Susanto Penghargaan Perupa Profesional di 15th UOB Painting of the Year (Indonesia)
Langkah Awal
Karier Lei Jun dimulai pada tahun 1992 ketika ia bergabung dengan Kingsoft, perusahaan perangkat lunak besar asal Tiongkok. Berkat dedikasi dan kecerdasannya, ia naik jabatan menjadi CEO Kingsoft pada 1998, dan sukses membawa perusahaan tersebut melantai di Bursa Saham Hong Kong.
Tidak berhenti di situ, Lei Jun mendirikan Joyo.com pada tahun 2000, sebuah toko buku daring yang menjadi salah satu pionir e-commerce di China. Empat tahun kemudian, pada 2004, Joyo.com resmi diakuisisi oleh Amazon senilai US$75 juta, menandai tonggak pertama kesuksesan finansialnya.
Selain itu, Lei Jun juga aktif sebagai investor angel di berbagai startup teknologi seperti YY dan UCWeb, yang kemudian menjadi perusahaan besar di bidang media dan internet. Ia mengundurkan diri dari Kingsoft pada 2007 karena alasan kesehatan, namun masa istirahat itu justru menjadi titik refleksi untuk langkah besar berikutnya.
Pada tanggal 6 April 2010, Lei Jun bersama beberapa rekannya, termasuk mantan eksekutif Google Lin Bin, mendirikan Xiaomi dengan visi menghadirkan produk teknologi berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.
Filosofi ini dikenal dengan sebutan “harga jujur”, di mana Xiaomi menjual smartphone dengan spesifikasi premium, tetapi dengan harga jauh lebih rendah dibandingkan pesaing seperti Apple atau Samsung.
Strateginya yang disebut “perang harga” berhasil menarik perhatian pasar global. Dalam waktu singkat, Xiaomi tumbuh pesat dan menjadi salah satu produsen ponsel terbesar di dunia.
Lei Jun juga dikenal turun langsung ke lapangan untuk mendengarkan saran dari pengguna, bahkan pernah membagikan ponsel di jalanan untuk menguji respons masyarakat.
Video momen ini kemudian viral dan menjadi simbol kedekatan Xiaomi dengan konsumennya, memperkuat citra merek yang “lahir dari komunitas, untuk komunitas”.
Lei Jun memiliki filosofi yang terkenal, yaitu “Babi yang berdiri di pusat pusaran angin”, yang berarti seseorang bisa terbang tinggi jika berada di momentum pasar yang tepat. Ia percaya bahwa kesuksesan bukan hanya karena kerja keras, tetapi juga kemampuan membaca arah perubahan industri.
Xiaomi dibangun dengan konsep “Community-driven development”, di mana para pengguna ikut memberikan masukan untuk pengembangan produk. Strategi “flash sale marketing” yang diterapkannya juga berhasil menciptakan euforia dan loyalitas konsumen tinggi di seluruh dunia.
Gaya presentasi Lei Jun yang karismatik dan minimalis sering dibandingkan dengan Steve Jobs, hingga ia dijuluki “Steve Jobs-nya China”.
Ekspansi Global
Kini, Xiaomi telah berevolusi menjadi konglomerat teknologi global dengan produk yang hadir di lebih dari 100 negara. Di bawah kepemimpinan Lei Jun, perusahaan memperluas bisnis ke sektor AIoT (Artificial Intelligence of Things) dan smart home, menjadikan Xiaomi sebagai salah satu pemain utama dalam industri perangkat pintar dunia.
Pada 2021, Xiaomi mengumumkan langkah berani masuk ke industri mobil listrik (EV) dengan investasi sebesar US$10 miliar. Mobil listrik perdananya, Xiaomi SU7, resmi diluncurkan pada Maret 2024, dan langsung menuai respons positif dari pasar.
Pada tahun 2025, Lei Jun memperkenalkan SUV listrik Xiaomi YU7 dengan jarak tempuh hingga 800 km, menjadikannya pesaing serius Tesla dan BYD.
Transformasi dari “bos HP” menjadi “pemimpin revolusi kendaraan listrik” menunjukkan kemampuan Lei Jun dalam membaca tren dan menggerakkan inovasi lintas industri.
Menurut Forbes (Mei 2025), kekayaan Lei Jun mencapai US$42,6 miliar, menempatkannya di jajaran orang terkaya di China. Meski demikian, ia tetap dikenal rendah hati dan dermawan. Lei Jun aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan, termasuk donasi lebih dari US$1 miliar untuk amal dan sumbangan Rp1,3 miliar kepada almamaternya, Universitas Wuhan.
Perjalanan hidup Lei Jun membuktikan bahwa latar belakang sederhana bukanlah penghalang untuk meraih sukses besar. Dari anak desa yang membuat lampu listrik dari barang bekas hingga menjadi miliarder global yang memimpin imperium teknologi dunia, kisahnya adalah bukti nyata bahwa kerja keras, visi, dan ketekunan dapat mengubah segalanya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 18 Oct 2025