Investasi Langsung Pada Semester I Mencapai Rp678 Triliun

Investasi Langsung Pada Semester I Mencapai Rp678 Triliun (Ist)

Jakarta, Wongkito.co - Di tengah ketidakpastian global saat ini, Investasi langsung atau Direct Investment mencapai Rp678 triliun atau sekitar 48,5 persen pada semester pertama.

Hal itu dikatakan oleh Staf Ahli Menteri Investasi Bidang Ekonomi Makro Imam Suyudi. Dari target tahun ini investasi yang masuk ke Indonesia Rp1.400 triliun.

“Dari Rp678 triliun itu, PMA tumbuh 17% (yoy) diiringi oleh pertumbuhan PMDN,” paparnya dalam acara TrenAsia ESG Award 2023 di Hotel Raffles Jakarta, pada, 31 Agustus 2023.

Imam Suyudi menyampaikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta target tersebut dapat tercapai meski kondisi perekonomian sedang tidak menentu agar pertumbuhan ekonomi regional meningkat dan pertumbuhan nasional mencapai 5%.

Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II-2023

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 mencapai 5,17% (yoy) di atas ekspektasi pasar. Menurut Imam Suyudi, angka tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Uni Eropa.

“Terkadang kita berpikir 5,17% kecil ya. Kalau kita lihat G20, negara-negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia, kita masih lebih baik dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat 2,56 terlebih Uni Eropa 0,68%,” jelasnya.

Baca juga

Dalam acara Sidang MPR beberapa waktu lalu, Jokowi sempat menyampaikan lima agenda besar yang berkaitan dengan ESG, di antaranya:

  1. Hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam.
  2. Optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau.
  3. Perlindungan hukum sosial, ekonomi, dan politik untuk rakyat.
  4. UMKM naik kelas.
  5. Pembangunan Ibukota Nusantara.

Berdasarkan program tersebut, sebagian besar adalah program ekonomi dan telah ditindaklanjuti oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dengan berbagai strategi-strategi dan program-program riil dalam rangka untuk mendorong hilirisasi.

“Dulu biasa kita jual tanah air beta, kita jual tanah dan kita jual air kalau perlu. Jadi kita bilang jual tanah air. Tapi sekarang, dengan kebijakan Menteri Investasi dan seluruh kementerian di kabinet ini sepakat, kita harus mengedepankan added value untuk kemakmuran dan ekonomi Indonesia,” ungkapnya.

Program Hilirisasi

Semenjak nikel di banned pada 2020, investasi smelter menjamur hingga Indonesia akhirnya sudah mulai memproduksi mobil listrik yang saat ini sedang dalam masa selesainya konstruksi pabrik baterai 10 Giga Watt hour (GWh) di Karawang.

“Akhir tahun 2023 ini sudah produksi komersial. 10 GWh itu akan memproduksi baterai 146.000 komponen untuk mobil. Karena baterai itu merupakan 47% dari komponen mobil listrik dan akan ditingkatkan menjadi 30 GWh. Tinggal dikalikan saja,” terangnya.

Imam Suyudi menuturkan bahwa negara Cina saat ini sudah melakukan persiapan konstruksi menuju 30 GWh. Berkaca dengan hal tersebut, artinya 2-3 tahun yang akan datang Indonesia akan mandiri terhadap hilirisasi khususnya mobil listrik, solar panel, hydro, semuanya menggunakan ESS (Energy Storage System).

“Kalo kita produksi dalam negeri, maka Capex dan Opex-nya bisa turun,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, di sela-sela acara G20 di Bali, ada suatu komitmen-komitmen yang telah dibangun dan pihaknya optimis dapat menyukseskan hal yang terkait dengan sustainability bussines, investasi yang berkelanjutan, investasi hijau, dan hilirisasi.

Sementara pada pertemuan Trade Investment and Industry Ministerial Meeting, negara-negara G20 menyepakati setidaknya dua isu yang berkaitan dengan investasi.

“Pertama, pentingnya investasi berkelanjutan. Berkelanjutan artinya, bisa memberikan kemanfaatan tidak hanya untuk perusahaan, tapi untuk anak dan cucu kita. Kedua, pentingnya kebijakan koordinasi strategis telah mendorong investasi hingga pemulihan ekonomi,” tuturnya.

Investasi Renewable Energy

Investasi-investasi renewable energy di Indonesia saat ini sedang dalam masa pembangunan dengan diisi rata 147 Mega Watt solar panel dan menjadi salah satu terbesar di Asia Tenggara.

“Tadinya nomor dua itu Vietnam kalo tidak salah 145 Mega Watt, dan kita 147 Mega Watt,” pungkasnya.

Imam Suyudi menjelaskan kemungkinan proyek pembangkit listrik akan dikerjakan oleh Masdar City Solar Park (Uni Emirat Arab), kemudian untuk tenaga angin dari UPC Renewable (Eropa), dan Solar PV Likupang 21 Mega Watt dioperasikan oleh Vena Energy yang merupakan venture capital antara negara Indonesia dengan perusahaan-perusahaan dari Eropa.

Baca juga

“Acara ini sangat penting, karena ini merupakan investasi yang semestinya perusahaan-perusahaan yang akan mendapat nominasi maupun jadi nomor 1 sampai 3, itu akan mengemban amanat penting dalam rangka investasi berkelanjutan,” tuturnya.

Terakhir, Imam Suyudi menyampaikan selamat bagi perusahaan yang mendapatkan penghargaan pada TrenAsia ESG Award 2023. Ia juga berterima kasih atas kontribusi perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia Maju.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizanatul Fitri pada 31 Aug 2023 

Editor: admin
Bagikan

Related Stories