Janjikan Subsidi sampai Bantuan Finansial, Langkah Jepang Keluar dari Stagnasi Ekonomi

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (Reuters/Bing Guan)

JAKARTA - Langkah Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam upaya keluar dari stagnasi ekonomi berjanji memberikan kompensasi kepada rumah tangga yang terdampak oleh kenaikan biaya hidup dengan memberikan subsidi dan bantuan finansial. 

Ia menegaskan tekad pemerintahnya untuk secara permanen mengeluarkan ekonomi dari stagnasi.

Inflasi yang dipicu oleh kenaikan biaya bahan baku telah berada di atas target bank sentral sebesar 2% selama lebih dari setahun. Ini memberikan tekanan pada konsumsi dan mengaburkan prospek pemulihan ekonomi yang tertunda akibat dampak COVID-19.

Baca Juga:

Dengan kenaikan upah yang terbukti terlalu lambat untuk mengimbangi kenaikan harga yang cepat, pemerintah akan meredam pukulan tersebut dengan mengembalikan ke rumah tangga sebagian dari perkiraan kenaikan pendapatan pajak yang dihasilkan oleh pertumbuhan ekonomi yang solid.

“Kita melihat tanda-tanda perubahan dalam ekonomi yang telah berfokus pada pemangkasan biaya selama tiga dekade,” kata Kishida dalam sidang parlemen luar biasa, dikutip dari Reuters, Senin, 23 Oktober 2023.

“Untuk memastikan perubahan ini terjadi, kita harus mencapai kenaikan upah struktural yang berkelanjutan dan mendorong investasi melalui kerja sama sektor swasta dan publik. Saya menempatkan prioritas tertinggi pada masalah ekonomi," ujarnya. 

Meskipun perusahaan besar telah berjanji meningkatkan gaji, upah riil yang disesuaikan dengan inflasi, yang merupakan indikator daya beli konsumen, turun 2,5% secara tahunan pada bulan Agustus untuk bulan ke-17 berturut-turut. Ini karena kenaikan harga yang persisten melampaui pertumbuhan gaji.

“Dalam upayanya, pemerintah akan memperpanjang hingga subsidi musim semi berikutnya diadopsi untuk mengekang biaya bensin dan utilitas,” kata Kishida, seraya menambahkan bahwa rincian langkah-langkah lain akan diselesaikan setelah diskusi oleh panel pajak dari partai yang berkuasa.

“Langkah-langkah tersebut akan menjadi penopang sementara untuk memastikan Jepang keluar sepenuhnya dari deflasi, dan akan disertai dengan pemotongan pajak bagi perusahaan yang meningkatkan upah dan investasi,” kata Kishida, yang dilansir melalui Reuters, pada Senin, 23 Oktober 2023.

Ketika inflasi yang meningkat merugikan ekonomi dan tingkat persetujuan dirinya, Kishida telah mengungkapkan rencana untuk menyusun paket stimulus ekonomi yang mungkin mencakup pemotongan pajak penghasilan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 23 Oct 2023 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories