Jokowi Sebut Hilirisasi Batu Bara Multiplayer Efek: Kurangi Alokasi Subsidi

Groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME (Tangkapkan layar youtube Kementerian Investasi/BPKM)

PALEMBANG, WongKito.co - Presiden Joko Widodo menyebutkan akan terjadi multiplayer efek sejak mulai dibangun sampai dengan beroperasinya proyek hilirisasi batu bara menjadi dymethil eter atau DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

"Diantaranya akan mengurangi subsidi LPG dari APBN yang sampai kini angkanya masih sangat besar berkisar Rp60 triliun sampai Rp70 triliun," kata Jokowi, saat groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022).

Ia menjelaskan sudah enam tahun dirinya menginginkan adanya hilirisasi produk minyak dan gas serta batu bara.

Namun, kali ini baru akan dilaksanakan hilirisasi batu bara, ujar dia.

"Kalau impor terus, yang untung negara lain, padahal kita memiliki bahan baku," kata dia.

Baca Juga:

Di lain sisi, Jokowi mengungkapkan jika tidak tergantung impor lagi maka akan berdampak juga pada perbaikan neraca perdagangan negara.

Hanya saja, sampai kini masih saja mengandalkan produk impor. "Impor sudah berpuluh-puluh tahun dan sangat nyaman dengan impor, karena sangat merugikan negara dan rakyat juga rugi, ujar dia.

Kerugian yang pasti akibat selalu impor tambah dia adalah subsidi terus membengkak. Lalu, rakyat juga dirugikan karena tidak bisa mendapatkan lapangan pekerjaan akibat semua produk impor.

Cukupi Kebutuhan Gas Sumsel

Sementara dengan mulai dibangunnya proyek hilirisasi batu bara menjadi gas, maka memberikan multiplayer efek untuk lapangan pekerjaan mulai dari pelaksanaan konstruksi saat ini.

Presiden juga menambahkan kalau sudah beroperasi juga pasti akan membuka peluang kerja bagi masyarakat di daerah tersebut.

Sedangkan dengan produksi sekitar 6 juta ton batu bara per tahun dan diproses menjadi 1,4 juta ton DME yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti LPG.

Maka akan mampu mencukupi kebutuhan gas di Sumatera Selatan dan sekitarnya.

Karena proyek tersebut hendaknya juga bisa dilaksanakan di daerah lain sehingga kebutuhann gas secara bertahap terpenuhi dan tidak lagi impor, otomatisi subsidi pun bisa lebih kecil.

Proyek gasitifikasi batu bara merupakan kerja sama pemerintah Indonesia, dalam hal ini PT Bukit Asal, PT Pertamina dengan menggunakan investasi dari perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products Chemicalk.(ert)
 


Related Stories