Karhutla di Sumsel tak Kunjung Padam, PJ Gubernur Sebut 4 Titik jadi Prioritas Penanganan

Personel Manggala Aghni melakukan pemadaman Karhutla di Sumsel (www.bnpb.go.id)

PALEMBANG, WongKito.co - Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla di Sumatera Selatan (Sumsel) hingga kini tak kunjung padam, asap masih menyelimuti Kota Palembang dan sekitarnya, pantauan BMKG hingga Kamis (5/10/2023) kualitas udara di kota Pempek masih sangat tidak sehat atau PM2.5 lebih dari 150,5 µm/m3.

Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni pada hari pertama kerja pun langsung melakukan rapat untuk membahas penanganan Karhutla di daerah tersebut.

"Setidaknya ada empat kawasan yang menjadi sorotan khusus karena sampai kini masih terjadi Karhutla," kata dia dalam siaran pers yang diterima, Rabu (4/10/2023).

Ia menjelaskan empat titik tersebut adalah di area perkebunan sawit milik PT Waringin Agro Jaya di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Suaka Margasatwa Padang Sugihan, lahan konsesi PT Banyu Kahuripan Indonesia yang berlokasi sebagian di Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin yang berdekatan dengan Provinsi Jambi.

"Keempat lokasi kebakaran tersebut menjadi sorotan khusus untuk segera dilakukan penanganan segera," kata dia.

Baca Juga:

Sementara Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI Sigit Reliantoro mengatakan sudah mendapatkan informasi detail terkait dengan titik Karhutla.

"Jadi hari ini kami dari Pemprov bersama dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup ada Dirjen dan Tim, kita membahas terkait dengan Karhutla. Tadi sudah dijelaskan spot-spot mana, titik-titik mana yang ada kebakarannya dan penanganan apa yang sudah dilakukan,” kata dia.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), indikasi luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di provinsi Sumatera Selatan selama Januari-Agustus 2023 mencapai 4.082,82 hektare.

Terungkap 2.947,8 ha lahan mineral yang terbakar dan sisanya merupakan lahan gambut.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Thomas Nifinluri mengungkapkan Karhutla di Sumatera Selatan yang terjadi sampai dengan saat dengan akhir September 2023 sebanyak 44 titik. Delapan titik sudah berhasil dipadamkan, sedangkan sisanya masih dilakukan upaya pemadaman darat dan water bombing.

“Kejadian karhutla paling banyak terjadi di OKI 25 titik (2 padam), Musi Banyuasin 5 titik (2 padam), Ogan Ilir 3 titik, Banyuasin 6 titik (3 padam), Muara Enim 2 titik (1 padam), Ogan Komering Ulu 2 titik, dan Penukal Abab Lematang Ilir 1 titik. Manggala Agni dan Satgas Pengendalian Karhutla Sumatera Selatan masih akan terus berjuang dalam mengendalikan karhutla yang terjadi,” jelas Thomas melansir laman bnpb.go.id.

Selain pemadaman darat, Thomas juga menjelaskan upaya pengendalian karhutla melalui udara seperti water bombing dan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Water bombing saat ini masih terus dilakukan untuk menjangkau wilayah Karhutla yang sulit untuk dijangkau. Sampai dengan saat ini water bombing sudah dilakukan sebanyak 92 sortie dengan jumlah air yang ditumpahkan sebanyak 9,3 juta liter.

“TMC dengan menyemai 47,2 ton garam (NaCl) di Sumatera Selatan sudah dilakukan dengan kerja sama dari KLHK, BNPB, BMKG, BRIN, BRGM, dan mitra kerja swasta sebanyak 55 sortie. TMC dilakukan untuk membasahi gambut agar tetap basah dan mengisi embung-embung untuk cadangan ketika melakukan pemadaman di wilayah rawan karhutla,” ungkap Thomas.

Palembang paling terdampak

Meskipun data Kementerian KLH menunjukan kebakaran lahan di  Kota Palembang dari 12 kota dan kabupaten berada di posisi 10 atau 16,26 hektare yang terbakar tetapi dampaknya paling dirasakan masyarakat kota Pempek.

Data Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Dinas Kesehatan Kota Palembang selama 3 bulan berturut-turut Juli 10.123 orang, Agustus 13.137 orang dan September 5.033 orang.

Pemkot setempat pun telah menyiagakan Puskesmas untuk pelayanan kesehatan khusus penyakit infeksi.

Kekinian, PJ Walikota Palembang, Ratu Dewa mengeluarkan kebijakan untuk mengantisipasi dampak kabut asap terhadap anak-anak, sekolah dilakukan secara daring alias online.

"Kami sepakat mencari solusi terbaik agar anak-anak tidak terdampak kabut asap," kata dia akhir pekan lalu.

Sejak Senin (2/10/2023) sekolah di Kota Palembang TK, SD dan SMP belajar dilakukan secara dalam jaringan atau daring, anak-anak pun diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah.

“Kalau harus keluar rumah gunakan masker,” demikian imbau Dewa.(ert)

Editor: Nila Ertina

Related Stories