Ragam
Kilang Pertamina Plaju Gunakan Katalis Reformulasi Karya Anak Negeri Produksi BBM
PALEMBANG, WongKito.co, - Setelah didukung oleh PT Pertamina (Persero) selaku induk holding migas RI lewat Riset & Technology Innovation (RTI) dan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) sebagai subholding refining & petrochemicals lewat riset dan inovasi, kini proses pengolahan di Kilang Pertamina Plaju telah menggunakan produk katalis buatan dalam negeri.
Sebagaimana diketahui, Fluidized Catalytic Cracking Unit (FCCU) Kilang Pertamina Plaju yang memiliki kapasitas produksi 20,5 MBSD yang berperan dalam mengkonversi produk minyak mentah bernilai rendah menjadi produk bernilai dan berkualitas tinggi, serta menjadi salah satu tulang punggung Pertamina dalam memproduksi bahan bakar jenis gasolin.
Sebagai salah satu unit produksi kilang, FCCU merupakan pemberi nilai tambah produk yang signifikan dan salah satu unit penyumbang margin keuntungan tertinggi dengan basis teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Stanvac dan terus diperbaharui teknologinya sejak tahun 1927.
Baca Juga :
- Trending Isu Hari ini, Ekspor EBT hingga Chandrika Chika
- Pembeli Daging Sapi Sepi, 3 Daerah Sumsel Ditemukan Ternak Terjangkit PMK
- Harga Emas Antam Dibanderol Rp973.000 per Gram, Naik Tipis
Beroperasinya FCCU secara aman, handal dan menguntungkan ini tak lepas dari peran kritikal katalis. Katalis merupakan suatu zat yang digunakan dalam proses pengolahan produk migas.
Zat itu berfungsi untuk mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu. Namun sebelumnya, katalis yang digunakan di FCCU Kilang Pertamina Plaju masih didominasi oleh impor, seperti katalis Sinopec dan katalis Merah Putih dari tiongkok dan katalis BASF dari Jerman.
Oleh karena itu, demi mewujudkan kemandirian suplai katalis dari dalam negeri, Pertamina melalui kolaborasi PT KPI dan RTI Pertamina terus berinovasi dalam pengembangan teknologi katalis FCCU formulasi karya anak bangsa, yang dinamai Pertamina PK-HGMAX.
Keberhasilan itu dimulai dari tahap formulasi, manufacturing, injeksi sampai telah melakukan proses uji coba secara komersial di FCCU Kilang Pertamina Plaju pada 10-12 Februari lalu. Hasil performance test-nya sesuai dengan menunjukkan beberapa parameter melebihi target yg dibutuhkan.
Dengan demikian, PT KPI telah mampu memformulasikan sendiri katalis yang dibutuhkan demi keberlangsungan proses produksi di Kilang Pertamina Plaju. Untuk diketahui, FCCU Kilang Pertamina Plaju memproduksi berbagai produk kritikal seperti Propylene dan HOMC (High Octane Mogas Component).
HOMC sendiri merupakan produk hasil pengolahan minyak mentah yang biasa dicampur dengan nafta atau LOMC (Low Octane Mogas Component) sebagai bahan baku BBM seperti Premium, Pertalite dan Pertamax.
Inovasi produk katalis yang reliabel dan kian berkualitas tinggi diharapkan dapat memaksimalkan setiap lini produksi, misalnya petrokimia yang diharapkan menjadi pencetak keuntungan yang lebih besar di kemudian hari sesuai roadmap yang telah disusun.
Upaya ini menjadi milestone kemandirian produksi katalis, dengan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang akan berdampak pada neraca ekspor/impor Indonesia.
General Manager (GM) Kilang Pertamina Plaju, Edy Januari Utama menyampaikan dukungannya atas sinergi antar fungsi ini, untuk terus berinovasi dalam mendukung optimalisasi peningkatan penggunaan TKDN dalam proses operasi kilang
Ia mengatakan, langkah ini menjadi milestone penting pencapaian pekerja Kilang Pertamina Plaju.
“Besar harapannya, kolaborasi ini bisa terus berlanjut, sehingga kita bisa terus memproduksi katalis ini untuk kebutuhan operasi normal di FCCU di Kilang Pertamina Plaju,” katanya.