Kuartal I-2025, Realisasi Investasi Tembus Rp465,2 Triliun

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani. (Trenasia/Debrinata )

JAKARTA - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM ) melaporkan realisasi investasi hingga kuartal I-2025 tembus Rp465,2 triliun atau tumbuh 15,9 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2024 (YoY). 

Sementara jika dilihat secara kuartalan (QoQ) naik 2,7% dibandingkan kuartal sebelumnya Rp452,8 Triliun.

"Alhamdullilah kuartal I-2025 ini sesuai target yang dicanangkan Bappenas, target investasi sebesar Rp1.905,6 trilun. Pada kuartal I ini investasi yang sudah masuk dan direalisasikan sudah dikeluarkan adalah Rp465,2 triliun atau kurang lebih 24,4 persen," kata Menteri Invetasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani  dalam Konpers di Istana Negara pada Rabu, 23 April 2025.  Dia menambahkan penyerapan tenaga kerja Indonesia mencapai 594.104 Orang atau nain 8,5% secara tahunan (YoY)

Realisasi invetasi ini berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode ini mencapai Rp230,4 Triliun, dengan porsi mencapai 49,5% dari total investasi. Sedangkan Penerimaan Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp234,8 Triliun dengan porsi 50,5%.

Baca juga:

Lebih lanjut kata Rosan, investasi yang masuk di Pulau Jawa mencapai Rp229,3 Triliun, dengan prosi 49,3% dari total investasi. Sedangkan luar Jawa Rp235,9 Triliun atau setara 50,7%.

Roshan mengaku Pede realisasi investasinya terpenuhi sesuai dengan keinginan presiden Prabowo Subianto. Hal ini menunjukkan keyakinan dunia internasional maupun dalam negeri untuk tetap berinvestasi di Indonesia karena terjaga.

Jika dilihat dari asal investasi asing Singapura masih menempati posisi pertama dengan raihan sebesar US$4,6 miliar, diikuti oleh Hong Kong US$2,25 miliar, China US$1,8 miliar, Malaysia US$1 miliar, dan Jepang US$1 miliar.

Sementara jika dilihat berdasarkan lokasi investasi di Indonesia DKI Jakarta masih menempati posisi pertama dengan porsi sebanyak 15% atau Rp69,8 triliun, kemudian Jawa Barat 14,7% atau Rp68,5 triliun, Jawa Timur 7,8% atau Rp36 triliun, Sulawesi Tengah 7% atau Rp32,7 triliun, serta Banten 31% atau sebesar Rp6,7 triliun.

"Sektor 5 besarnya adalah industri logam dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatannya smelter dan lain-lain itu 14,5 persen paling besar, dilanjutkan 14,3 persen di bidang transportasi gudang dan telekomunikasi, pertambangan 10,4 persen, jasa lainnya 8,8 persen, dan kawasan industri dan perkantoran itu 8,1 persen," tutup Rosan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 24 Apr 2025 

Bagikan

Related Stories