Mahasiswa hingga Komunitas Pemuda Sumatera Selatan, Diajak Kawal Masa Depan Energi

Mahasiswa hingga Komunitas Pemuda Sumatera Selatan, Diajak Kawal Masa Depan Energi (ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Komitmen Sumatera Selatan dalam mewujudkan transisi energi berkeadilan,  penting sekali  melibatkan generasi muda agar prosesnya berkelanjutan. Hal ini menjadi penting mengingat hampir separuh penduduk Sumatera Selatan berusia di bawah 30 tahun.

Direktur Eksekutif Yayasan Mitra Hijau, Doddy Sukadri dalam paparannya menegaskan bahwa krisis iklim semakin nyata dengan meningkatnya suhu global.

“Saat ini, 99% bencana alam di Indonesia disebabkan oleh krisis iklim,” kata Doddy dalam Seminar Nasional bertajuk “Peran Strategis Anak Muda dalam Mendorong Transisi Energi Berkeadilan di Sumatera Selatan” yang digelar  Rabu (1/10/2025).

Baca Juga:

Menurut dia, hambatan utama terletak pada biaya energi terbarukan yang masih tinggi, keterbatasan infrastruktur, serta risiko investasi. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif generasi muda menjadi sangat penting.

“Bukan hanya para ahli, anak muda sebagai pewaris masa depan juga perlu terlibat,” tegasnya.

Sebagai provinsi penghasil batu bara terbesar ketiga di Indonesia, Sumatera Selatan menghadapi tantangan besar namun sekaligus memiliki peluang untuk mweujudkan transformasi menuju energi hijau.

Transisi ini juga diyakini mampu menciptakan lapangan kerja hijau baru, seiring dengan perkembangan teknologi.

Sementara, Ketua Serikat Hijau Indonesia Sumatera Selatan  Muhammad Husni menekankan pentingnya menjaga bumi.

“Bumi harus kita rawat agar lingkungan yang sehat bisa dinikmati sampai anak cucu kita nanti,” kata dia

Baca Juga:

Husni menambahkan bahwa pemuda memiliki banyak ruang kontribusi dalam transisi energi, yang ia sebut sebagai Gerakan 4K, yaitu Kita bisa jadi innovator, Kita bisa jadi influencer, Kita bisa jadi advocator dan Kita bisa jadi aktor langsung.

“Anak muda ibarat batang kayu api unggun. Jika bersatu, mereka akan menjadi energi besar yang mampu menerangi Sumatera Selatan,” kata dia.

Seorang peserta dari Universitas Sriwijaya mengungkapkan sangat tertarik dengan topik transisi energi berkeadilan tapi masih belum familiar.

Peserta lainnya, Molly dari Komunitas Sharing Disability Indonesia mengatakan  transisi energi itu perubahan energi, dari batu bara menjadi energi bersih.(ril)


Related Stories