Maskapai di Dunia Bersiap Lakukan Penyesuaian Penerbangan Akibat Omicron

Maskapai Penerbangan Harus Bersiap Melakukan Penyesuaian Akibat Varian Virus Corona Terbaru. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia (TrenAsia.com)

CHICAGO – Maskapai penerbangan bersiap untuk kembali melakukan penyesuaian akibat Omicron, varian terbaru COVID-19. Maskapai di dunia kemungkinan memaksa adanya penyesuaian jadwal dan tujuan dalam waktu singkat dan jika memungkinkan lebih mengandalkan pasar domestik, menurut para analis.

Banyak pelancong yang telah memesan perjalanan selama Natal yang merupakan musim puncak bagi maskapai penerbangan. Tetapi, ada kekhawatiran yang berkembang mengenai penghentian pemesanan sementara untuk ke depannya dan penundaan lebih lanjut bagi bisnis perjalanan yang masih kesulitan untuk kembali pulih.

Lembaga pemeringkat asal Amerika Serikat, Fitch Ratings, mengaku telah menurunkan perkiraan lalu lintas penumpang global untuk tahun 2021 dan 2022, dengan munculnya varian baru seperti Omicron yang menambah kemungkinan kondisi akan tetap tidak stabil bagi maskapai.

Baca Juga : Resep Kue Ketan Srikaya Bikin Ketagihan

Dampak Omicron akan bervariasi menurut negara dan wilayah karena sifat beragam maskapai penerbangan global serta model bisnis mereka.

Maskapai penerbangan di negara besar dan pasar domestik yang kuat seperti Amerika Serikat, China, dan Russia lebih terlindungi dari sifat perjalanan internasional yang tidak stabil.

United Airlines meluncurkan rute Newark-Cape Town pada hari Rabu, meskipun ada larangan masuk AS terhadap non-warga negara masuk dari Afrika Selatan. Sementara, Delta Air Lines mengatakan pemesanan selama periode Natal masih kuat. 

“Pada tahun lalu, setiap varian baru selalu membuat penurunan pada pemesanan, tetapi kemudian meningkat lagi setelah mereda. Kami memperkirakan pola yang sama akan terjadi,” kata Helane Becker, analis dari Cowen and Co.

Laman web pemesanan perjalanan, Kayak, mengatakan pencarian perjalanan internasional dari AS turun hanya 5% pada hari Minggu. Angka ini kontras dengan penurunan sebesar 26% dalam pencarian di Inggris, yang telah memperketat syarat pengujian untuk kedatangan.

Maskapai besar Eropa jauh lebih bergantung pada perjalanan internasional dibandingkan dengan AS, membuat mereka lebih berisiko jatuh akibat varian Omicron.

Chief Executive easyJet Johan Lundgren mengatakan adanya dampak pada keberangkatan jangka pendek, walaupun tingkatnya tidak sama dengan seperti yang terjadi saat pembatasan pertama diperkenalkan.

Di Asia, negara-negara seperti Australia, Jepang, Singapura, dan Thailand baru mulai secara perlahan mencabut pembatasan perbatasan dalam beberapa pekan terakhir. Jumlah penumpang tetap berada pada tingkat pra-pandemi sebelum ditemukannya varian Omicron.

Kepala analis di perusahaan data perjalanan OAG John Grant mengatakan langkah yang diambil Jepang dan Australia untuk menunda masuknya orang asing karena Omicron “menyedihkan dan membuat frustrasi” tetapi dampak proporsional pada perjalanan “relatif tidak signifikan”.

Ia menambahkan bahwa maskapai penerbangan dunia lebih gesit dalam menyesuaikan jadwal dan tujuan mereka dengan cepat selama pandemi dan diperkirakan akan tetap berlanjut.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Fadel Surur pada 01 Dec 2021 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories