Mau Tau, Sejarah Kudapan Ayam Kalasan

Ayam Goreng Kalasan | freepik (https://img.freepik.com/premium-photo/indonesia-traditional-cuisine-ayam-goreng-kalasan-woven-bamboo-box-wooden-table_448865-1217.jpg?w=2000)

JAKARTA,- Ada satu olahan ayam yang khas berasal dari Yogyakarta yaitu Ayam Kalasan. Ayam goreng kalasan adalah masakan ayam goreng dengan bumbu khusus yang berasal dari daerah Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Ayam kalasan mempunyai tekstur yang berbeda dengan varian ayam goreng lainnya karena punya rasa yang cenderung manis dan gurih. Tekstur dagingnya sangat empuk, membuatnya mudah untuk dimakan siapa saja. Belum lagi ditambah dengan ciri khas yang hanya ada di ayam kalasan yaitu kremesan.

Selain ciri khas kremesan, ayam goreng kalasan juga menggunakan ayam kampung sebagai bahan dasar utamanya. Ayam kampung memang terkenal dengan tekstur alot dan mampu diolah sedemikian rupa supaya hasilnya empuk. Perlu diingat juga bahwa penggunaannya juga adalah ayam kampung muda.

Baca Juga :

Selain itu untuk penyajian ayam goreng kalasan adalah tak digoreng hingga terlalu kering. Kemudian untuk membuat kremesan prosesnya adalah dengan memanfaatkan kaldu ayam yang dicampur tepung kanji dan telur.

Bila dilihat ada perbedaan antara kremesan yang dibuat menggunakan tepung terigu atau tepung beras, kremesan yang dibuat menggunakan tepung kanji ini menjadi lebih renyah dan tidak mudah melempem.

Tapi apakah anda tahu sejarah penamaan ayam goreng kalasan?

Dibalik sudah menjamurnya restoran atau rumah makan yang menyajikan ayam kalasan ternyata makanan ini punya sejarah yang panjang. Dimulai dari nama Mbok Berek. Mbok Berek awalnya lahir dengan nama Nini Ronodikromo, berjalannya waktu ia lebih dikenal dengan nama Nyi Rame.

Ketika menikah dengan seorang pria bernama Djakiman, mereka tinggal di sebuah desa bernama Candisari yang ada di Kecamatan Kalasan, Yogyakarta.

Saat menikah dan dikaruniai enam orang anak, ada satu anak yang terlahir dengan sifat rewel dan suka menangis. Dalam Bahasa Jawa, kelakuan anak kecil tersebut bisa dikenal dengan istilah berek.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup, Mbok berek membuka kedai ayam goreng dan ia membuat ayam goreng hanya dengan bumbu dan cara yang sederhana.

Tapi, dari racikan tangannya, ayam goreng yang dibuatnya tersebut memiliki cita rasa yang berbeda dengan kebanyakan rasa ayam goreng pada masa itu.

Hingga pada puncaknya sekitar tahun 1960-an kedai ini dikunjungi oleh Presiden Soekarno dan Mbok Berek kewalahan melayani pembeli yang akan datang.

Sayangnya, di tahun 1960-an juga kedai ini bangkrut dan warga yang tadinya bekera di kedai milik Mbok Berek akhirnya membuka kedainya sendiri-sendiri.

Berawal dari kejadian tersebut ayam kalasan akhirnya menyebar luas dan menjadi salah satu varian dari ayam goreng khas Indonesia. (*)

Tulisan ini telah tayang di sijori.id oleh Pungki pada 07 Nov 2022 

Bagikan

Related Stories