GayaKito
Mengenal Istilah Doom Spending yang Ramai Dibahas
APA itu doom spending? istilah ini sedang ramai-ramainya jadi pembahasan yang menggambarkan fenomena di mana seseorang menghabiskan uang secara impulsif atau berlebihan sebagai cara untuk mengatasi perasaan negatif, kecemasan, atau ketidakpastian akan masa depan.
Konsep ini mirip dengan "retail therapy" (terapi berbelanja) namun lebih dalam kaitannya dengan kondisi sosial, ekonomi, dan psikologis yang lebih berat, seperti saat krisis ekonomi, bencana alam, atau situasi penuh tekanan lainnya.
Dalam situasi doom spending, orang cenderung mengeluarkan uang untuk barang atau pengalaman yang memberikan kebahagiaan sementara atau rasa pelarian dari stres.
Baca Juga:
- IHSG pada 31 Oktober 2024 Ditutup Menguat Tipis 4 Poin
- Hadiri Cabang Ranting Masjid Awards dan Expo 2024 di Palembang, PCM Kampung Dadap Masuk Dalam Beberapa Nominasi
- Bukukan Pendapatan Sebesar USD 2,8 Miliar, PGN Jaga Kinerja Positif Triwulan III 2024
Meskipun tujuan awalnya untuk mengurangi ketidaknyamanan emosional, pola ini dapat menyebabkan konsekuensi finansial yang lebih besar, seperti tumpukan utang, pengeluaran di luar anggaran, dan bahkan kebangkrutan pribadi.
Alasan yang mendorong perilaku ini bisa bermacam-macam, diantaranya adalah:
- Ketidakpastian akan Masa Depan: Ketika seseorang merasa bahwa masa depan tidak pasti atau bahkan suram, dorongan untuk menikmati hidup saat ini menjadi lebih kuat, mengabaikan risiko keuangan jangka panjang.
- Rasa Putus Asa atau Tidak Berdaya.
Dalam kondisi yang terasa tidak terkendali, beberapa orang merasa bahwa berbelanja adalah satu-satunya hal yang bisa mereka kendalikan, sehingga mereka melakukannya untuk mendapatkan kembali perasaan memiliki kuasa.
- Pengaruh Sosial dan Media.
Media sosial, iklan, dan pengaruh sosial dapat memperkuat keinginan untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan, karena melihat orang lain melakukan hal yang sama dapat membuat seseorang merasa perlu melakukan hal serupa.
Doom spending sering terjadi selama masa-masa ketidakstabilan ekonomi atau sosial. Contohnya, saat pandemi COVID-19, banyak orang melakukan doom spending untuk mengatasi kecemasan dan ketidakpastian. Namun, ini adalah reaksi sementara yang dapat membawa konsekuensi jangka panjang jika tidak dikendalikan.
Baca Juga:
- Mengapa Harga Beras masih Mahal, Padahal Panen Meningkat?
- Prakiraan Cuaca Palembang Minggu, Cerah Suhu Tertinggi Capai 34 Derajat Celcius
- Waspada Penipuan!Lowongan Kerja Besar-Besaran BPJS Kesehatan
Adapun cara mengatasi fenomena ini dengan melakukan hal berikut ini:
1. Meningkatkan Kesadaran Finansial.
Memahami situasi keuangan dan membuat perencanaan anggaran.
2. Menerapkan Kebiasaan Sehat dalam Mengatasi Stres.
Menemukan cara sehat untuk mengatasi kecemasan seperti meditasi, berolahraga, atau berbicara dengan teman.
3. Menghindari Pemicu Belanja Impulsif
Contohnya dengan membatasi waktu di media sosial atau aplikasi belanja online.
Doom spending pada dasarnya adalah cara untuk mengalihkan rasa cemas atau takut dengan kepuasan sesaat yang sering kali justru memperburuk kondisi finansial individu di kemudian hari.(*)