KabarKito
Menilik Kampung Berseri Astra 13 Ulu Palembang, Dukung Perempuan Berdikari
"Pak numpang nanya, dimana Kampung Berseri Astra," tanyaku kepada seorang pengemudi becak yang sedang mangkal tidak jauh dari lorong menuju Kampung Berseri Astra 13 Ulu Palembang, belum lama ini.
"Masuk saja ke lorong ini, lalu ketika ketemu persimpangan lorong pilih jalan sebelah kanan, terus saja nanti ketemu," jawab lelaki setengah baya penarik becak tersebut.
Bersama sejumlah pewarta tulis dan pewarta foto, dengan menumpang sepeda motor kami pun mengikuti petunjuk penarik becak itu.
Bagi yang biasa mengenderai motor di lorong-lorong sempit mungkin tidak bermasalah, karena sebelah kanan dan kiri lorong merupakan rumah penduduk yang berada di atas rawa.
Rumah-rumah tersebut menggunakan tiang dan di bawahnya tampak rawa basah yang cukup banyak sampah. Iya sampah memang menjadi salah satu permasalahan di Kota Palembang.
Sampah pun biasa ditemukan menumpuk di bawah rumah yang berlokasi di area rawa.
Baca Juga:
- JD.ID Kembali Lakukan PHK, Merata untuk Semua Divisi
- Kemenkeu Terus Godok Roadmap Industri Hasil Tembakau
- Jin BTS Wamil, 6 Personel Lainnya Antarkan ke Pusat Pelatihan
Namun, semakin mendekati Kampung Berseri Astra (KBA) 13 Ulu Palembang, kita merasakan aura yang berbeda. Kenapa berbeda?, permukiman tersebut meskipun berada di kawasan padat penduduk tetapi kini tampak asri dan tertata rapi.
Ada pot berisi pohon-pohon dan pedagang makanan yang berjajar berdekatan dengan lokasi Posyandu yang merupakan rumah Ketua RW setempat.
Adalah Johana perempuan lanjut usia yang sedang menyusun pempek, pempek yang disusunnya tersebut bervariasi, ada pempek telur, adaan, kulit, pistel dan lenjer juga pempek tahu.
Rombongan pun masuk ke Warung Bilqis yang menjual pempek tersebut, tidak lupa melepas alas kaki karena memang pemilik tak membiarkan warungnya kotor. Warung pempek tersebut berada di dalam lorong padat penduduk, tapi tampak bersih dan tertata rapi.
Johana mengaku dia membantu anaknya Paulin membuat pempek dan berjualan di warung tersebut.
"Yang jualan ini anak saya, tapi saya yang membuat pempek di rumah," kata dia.
Ia mengungkapkan setiap hari sekitar 1.000 pempek dibuatnya bersama sang putri, dan dijual di warung tersebut.
Harga pempek cukup terjangkau Rp 1.250 ribu per biji.
"Rasa pempeknya enak ya," kata seorang kawan, Ella yang juga sama-sama melakukan liputan di lokasi tersebut.
"Ia enak," ujar Susi kawan lainnya menimpali.
Bagi orang Palembang, menilai pempek enak atau tidak enak tersebut sangat mudah, karena memang hampir setiap hari mengonsumsi makanan yang berbahan utama daging ikan dicampur tepung tapioka atau sagu tersebut.
Kunci kelezatan pempek pun sangat tergantung pada rasa cuko atau saos khusus pempek tersebut.
Johana menambahkan sejak beberapa tahun ini, Astra secara rutin memberikan bantuan modal untuk memastikan usaha jualan pempek yang dijalani bersama anaknya tersebut tetap bertahan meskipun pandemi COVID-19.
"Bantuan modal selama pandemi rutin kami terima," ungkap perempuan yang tampak awet muda meskipun berusia di atas 50 tahun tersebut.
"Kami sangat terbantu, dan usaha bisa bertahan," kata dia lagi sumringah.
Bantu Perempuan Berdikari
Tak hanya usaha pempek yang didorong untuk bertahan dan berkembang sebagai salah satu upaya menghidupkan roda perekonomian di Kampung Berseri Astra 13 Ulu.
Barnayanti tokoh masyarakat di Kampung Berseri Astra 13 Ulu mengungkapkan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan permukiman tersebut telah dilakukan Astra dengan menerapkan, program empat pilar yaitu Pendidikan (Astra Cerdas), Kewirausahaan (Astra Kreatif), Lingkungan (Astra Hijau), dan Kesehatan (Astra Sehat).
"Di sini, di kampung kami, ia mengungkapkan empat pilar tersebut diaplikasikan," kata dia.
Khusus untuk program kewirausahaan, ia menjelaskan Astra memberikan pembinaan dan bantuan modal untuk beragam usaha rumahan, seperti m embuat keripik, dan kerajinan.
Kekinian, usaha yang telah digeluti kaum perempuan telah membantu perekonomian mereka.
Keripik dan makanan lainnya tersebut biasanya dijual langsung dan dititipkan ke warung-warung.
"Daerah kami ini kebetulan dekat dengan sejumlah perguruan tinggi swasta, dan banyak kos-kosan," kata dia.
Tak hanya sebatas memberikan pembinaan dan bantuan modal, Astra juga memantau secara rutin bagaimana perkembangan usaha yang digeluti mayoritas perempuan di kampung tersebut.
"Pokoknya kami sangat terbantu," kata perempuan yang juga bekerja di Kelurahan 13 Ulu tersebut.
Bantuan Beasiswa
Paulin warga lainnya, mengungkapkan bersyukur bisa menjadi salah satu keluarga beruntung karena anaknya mendapat beasiswa dari Astra.
"Anak saya mendapat beasiswa dari Astra, saat ini sedang bersekolah di SD Negeri dekat sinilah," kata perempuan tiga anak ini.
Dia bercerita di tengah kesusahan yang mendera keluarganya akibat pandemi COVID-19, ada tangan malaikat melalui program beasiswa Astra.
Selama dua tahun pandemi, ia menuturkan merasa senang karena bisa memenuhi kebutuhan sekolah anaknya dari dana beasiswa Astra.
Barnayanti membenarkan sejumlah anak di Kampung Berseri Astra 13 Ulu mendapatkan beasiswa.
Ada juga, sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dibantu Astra, puluhan siswa PAUD tersebut secara rutin mendapatkan makanan tambahan, tambah Barnayanti.
Di bidang kesehatan pun, ia menjelaskan kalau setiap bulan, setiap tanggal 10 menyelenggarakan Posyandu. Posyandu yang identik dengan menimbang anak-anak tersebut tak hanya sebatas melayani anak-anak.
Tetapi posyandu juga melayani lansia dan warga lainnya yang membutuhkan layanan kesehatan, seperti pengecekan tensi darah dan pemberian vitamin, tutur dia.
Sulap Ban Bekas
Tak ketinggalan, sebagai entitas yang juga peduli lingkungan yang tercermin dalam program Astra hijau.
Upaya meningkatkan barang bekas menjadi bernilai ekonomi dilakukan Astra di Kampung Berseri Astra 13 Ulu tersebut.
Dimana ban bekas yang biasanya hanya menumpuk di gudang, kini telah disulap menjadi pot dan tempat sampah.
Ketua Kampung Berseri Astra 13 Ulu, Palembang, Taufick Zainurrahmadhani mengatakan sebanyak 23 perusahaan dalam naungan Astra Group berkontribusi dalam program yang dilaksanakan di Palembang dan daerah lainnya di Sumatera Selatan.
Sesuai dengan tagline "Satu Indonesia" secara nasional implementasi program tersebut untuk mendukung perkembangan masyarakat menjadi lebih baik dengan empat pilar yang telah diterapkan, kata dia.(Nila Ertina)