Meniti Asa untuk Wujudkan Three Zero HIV/AIDS, di Tengah Tingginya Temuan Kasus Penyintas Anak

Meniti Asa untuk Wujudkan Three Zero HIV/AIDS, di Tengah Tingginya Temuan Kasus Penyintas Anak (ist)

"Kondisi saat ini sangat krusial, penyebaran HIV semakin banyak menyasar anak-anak," kata Dedi dari Sriwijaya Plus.

Ia bercerita sebanyak 66 orang anak dengan HIV kini menjadi pendampingan lembaga tempat ia dan belasan rekannya bekerja. Data tersebut dihimpun sejak Januari hingga Mei 2024.

Anak-anak penyintas tersebut berasal dari Kota Palembang. Mereka yang berhasil diidentifikasi dan didampingi tersebut berusia antara 6 tahun sampai dengan 18 tahun.

Kini anak-anak penyintas yang didampingi Sriwijaya Plus secara rutin meminum "vitamin", diksi vitamin digunakan pada anak-anak yang belum mengetahui kondisi mereka sesungguhnya.

"Kami dan orang tua terpaksa menyebutkan kalau ARV sebagai vitamin, untuk sementara sampai Waktu yang pas menyampaikan kepada anak kalau mereka adalah penyintas HIV," kata Dedi.

Baca Juga:

Seperti diketahui terapi antiretroviral (ARV) merupakan langkah untuk mengobati infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), dimana setiap penyintas harus mengonsumsi obat tersebut setiap hari seumur hidup.

Hal senada diungkapkan Fadillah dari Yayasan Intan Maharani, sejak Januari tahun ini pihaknya telah melakukan tes terhadap anak-anak yang berisiko tinggi terkena HIV. Dari puluhan tersebut terdapat seorang anak yang dinyatakan positif HIV.

"Anak-anak yang kami jumpai bukan hanya berasal dari orang tuanya yang memang penyintas, tetapi mereka berasal dari keluarga yang cenderung tidak berisiko atau bukan dari bagian populasi kunci," kata dia diungkapkan dalam forum kegiatan Quarterly Multi-stakeholders Meeting yang bertujuan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam pelaksanaan program HIV di Kota Palembang, dalam rangka upaya menghilangkan Stigma dan Diskriminasi serta penangggulangan HIV/AIDS di Kota Palembang, yang diselenggarakan Yayasan Intan Maharani, Senin (20/5/2024).

Fadillah mengungkapkan kolaborasi antar Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) saat ini sangat mendesak untuk dilaksanakan lebih optimal dengan melibatkan semua stakeholder yang berkaitan.

Karena penanggulangan ini harus dilakukann secara bersinergi dengan melibatkan sebanyak-banyaknya kelompok masyarakat dan pemerintah, ungkap dia.

Mendesak

Tingginya angka penyintas HIV usia anak-anak di Kota Palembang hendaknya menjadi perhatian khusus, masih rendahya kesadaran terkait dengan Kesehatan reproduksi (Kespro) disinyalir menyebabkan anak-anak mudah terpapar virus HIV.

Meskipun data menunjukan anak-anak penyintas juga karena diturunkan orang tuanya, tetapi kondisi kekinian justru ditemukan anak terinfeksi HIV karena perilaku seksualnya yang tidak baik akibat belum adanya edukasi terkait Kesehatan reproduksi yang disampaikan secara massif baik dari keluarga maupun lembaga Pendidikan.

Di sisi lain, ada kasus anak terinfeksi juga karena predator seks yang menyasar mereka, karenanya edukasi kespo sangat mendesak untuk diselenggarakan secara intens.

Kekinian, semakin rumit lagi, Ketika kekerasan gender berbasis online juga semakin marak, yang mesti menjadi perhatian secara khusus untuk ditandangani Bersama secara kolektif dan komperhensif dalam perspektif setara yang berkeadilan.

Baca Juga:

Perwakilan dari Lembaga Dompet Dhuafa, Ayu menjelaskan kalau telah menyiapkan program untuk edukasi kespo kepada generasi muda di Sumatera Selatan.

"Kami telah mendapatkan modul terbaru untuk edukasi kespro, tapi juga sangat membutuhkan kolaborasi dengan stakeholder guna menyelenggarakan," kata dia dalam kesempatan di forum yang sama.

Sementara perwakilan dari Himpunan Psikologi Sumatera Selatan, Erma mengungkapkan penting sekali untuk memberikan perlakuan khusus kepada anak-anak dalam menyampaikan pemahaman terkait bahaya terinfeksi HIV.

Menggunakan model interpersonal menjadi langkah yang bisa dipilih untuk menyampaikan edukasi sehingga tepat sasaran, karena setiap anak memiliki latar belakang dan tentuny masalah yang berbeda pula, tutur dia.(Bersambung)
 


Related Stories