Ragam
Meski Terkena Roket, Ka-52 Terbang Kembali ke Pangkalan
MOSKOW, Wongkito.co - Helicopter Ka-52 Alligator menunjukan keperkasaannya, tidak saja dalam pertempuran tapi disaat terkena roket juga masih bisa selamat dan kembali ke pangkalan, meski mengalami kerusakan parah, selasa 20 juni 2023.
Sebuah video menunjukkan Ka-52 Alligator terbang pada ketinggian yang relatif rendah. Bagian ekornya terkoyak, sisa-sisa sirip sayap vertical ekor menjuntai. Foto helikopter setelah mendarat mengungkapkan bagaimana bagian bagian itu berputar hingga lebih dari 90 derajat.
Video tersebut tampaknya diambil dari kokpit wingman Ka-52, atau helikopter lain yang menyertainya. Meskipun kita tidak dapat memastikan di mana video itu diambil, atau kapan, tampaknya hampir pasti itu terjadi di tenggara Ukraina. Ini terlihat dengan adanya garis pantai Laut Hitam terlihat di bagian awal.
Selain ekor yang rusak, beberapa barang terlihat jatuh dari Ka-52. Tampaknya itu adalah muatan yang sengaja dibuang. Ada klaim kru membuang gudang eksternal khususnya, tangki bahan bakar dan pod roket.
Baca juga
- Indofarma Terancam Bangkrut
- Resep Rica Daging Sapi, Simak juga Tips agar Mudah Matang
- Pengembangan Fitur, Hyundai Gandeng ITB
Bagian depan helikopter tampaknya juga rusak, dengan perkiaan kaca depan robek. Atau setidaknya beberapa bagian badan depan juga tampak hilang.
Secara keseluruhan, tampaknya Ka-52 menjadi korban pertahanan udara Ukraina yang berhasil mengenai badan pesawat. Tetapi Alligator tetap bretahan.
Desain Unik
Apapun masalahnya, dua awak helikopter serang ini memiliki alasan jelas untuk berterima kasih atas desain pesawat mereka. Salah satu fitur utama Ka-52 adalah susunan rotor utama koaksialnya yang tidak konvensional. Ini meniadakan kebutuhan akan baling-baling ekor. Di hampir semua helikopter lain, tingkat kerusakan ekor seperti ini akan menjadi peristiwa yang sangat serius.
Di helikopter konvensional, rotor ekor dipasang di ujung ekor. Fungsi dari rotor ekor adalah memberikan torsi untuk menangkal rotor utama yang berputar entah searah atau berlawanan jarum. Jika rotor ekor berhenti berfungsi, helikopter akan mulai berputar berlawanan arah dengan rotor utama.
Dalam skenario kasus terbaik, pilot kemudian akan melakukan auto-rotation dan melakukan pendaratan darurat. Dalam kasus terburuk, itu akan menyebabkan crash atau bahkan pecah di udara. Semakin rendah dan lambat helikopter terbang ketika kehilangan rotor ekornya, semakin kecil kemungkinan pilot akan dapat pulih kembali.
Dikutip dari the War Zone, rotor utama koaksial bekerja dengan cara berbeda. Ada dua set rotor utama dengan satu di atas yang lain dan , berputar berlawanan. Sangat masuk akal untuk helikopter serang yang kemungkinan akan menghabiskan sebagian besar waktunya waktu terbang rendah dan lambat. Tetapi ada juga pengorbanan besar untuk konfigurasi ini. Meski rotor utama koaksial adalah merek dagang dari desain helikopter angkatan laut biro desain Kamov, mereka juga mempertahankannya terutama untuk seri Ka-50/52 berbasis darat.
Helikopter ini juga memiliki fitur survivabilitas yang tidak biasa lainnya. Termasuk sistem penyelamatan kru.
Sering digambarkan dilengkapi dengan kursi pelontar, Ka-52 sebenarnya tidak memiliki kursi pelontar yang sebenarnya. Melainkan sistem ekstraksi awak yang tidak bergantung pada roket untuk mengeluarkan kursi dari kokpit. Melainkan untuk menyeretnya mereka keluar.
Baca juga
- Simak inilah Promo bjb KPR Pondasi dengan Berbagai Keuntungan
- Manfaatkan Liburan Sekolah, Harper Hotel Palembang Bersama Panin Bank Gelar Kelas Memasak Dan Melukis Gratis
- Akuisisi Blok Masela Bergerak, Menteri ESDM Targetkan Akhir Juni Rampung
Di Ka-52, sistem ekstraksi kru pertama membuang baling-baling utama menggunakan serangkaian baut peledak. Kaca kanopi kokpit kemudian dibuang, dan dua rakitan roket diluncurkan dari kokpit. Setiap roket terhubung melalui lanyard ke salah satu kursi yang kemudian ditarik keluar dari kokpit sebelum parasut dipasang. Sistem ini dapat dioperasikan dengan kecepatan dari nol hingga 189 knot, dan juga pada ketinggian nol.
Sejauh ini, kita telah melihat sedikit contoh konklusif dari awak Ka-52 yang menggunakan sistem ekstraksi awak selama perang di Ukraina.
Pembangunan Ka-52
Ka-52 Alligator yang oleh NATO disebut nama Hokum-B adalah versi dua kursi dari Ka-50. Ini adalah helikopter serang segala cuaca multi-peran, yang mampu beroperasi di siang dan malam hari. Pengembangan dimulai pada tahun 1994 dan tipe ini pertama kali diterbangkan pada tahun 1997.
Produksi seri skala kecilnya dimulai pada tahun 2008. Pada 2012 hanya 30 helikopter yang dikirim dan pada 2017 militer Rusia dilaporkan mengoperasikan 90 helikopter ini. Pada tahun 2020 ini jumlahnya mencapai 127 unit.
Helikopter serang Rusia ini juga ditawarkan untuk pelanggan ekspor. Pada 2017 versi angkatan laut dari helikopter ini, Ka-52K diekspor ke Mesir. Mesir memesan total 46 helikopter. Pada tahun 2021, 30 di antaranya dikirimkan. Aljazair dilaporkan memesan 12 helikopter ini. Pengiriman direncanakan akan dimulai pada 2019. Ka-52 banyak digunakan selama invasi Rusia di Ukraina, bersama saingannya, Mil Mi-28.
Hokum-B juga dikenal memiliki kemampuan manuver yang unik. Ini juga efek dari dua rotor utama coaxial. Aligator menjadi salah satu helikopter paling bermanuver di dunia.
Armor Alligator mampu menahan serangan dari proyektil 23 mm. Pilot duduk di kursi ejeksi. Helikopter dapat terbang dengan satu mesin dinonaktifkan. Sejumlah helikopter Ka-52 ditembak jatuh di Ukraina.
Ka-52 telah menjadi andalan untuk dukungan udara selama perang Rusia di Ukraina yang dimulai tahun 2022 ke Ukraina. Konsekuensinya, helicopter ini mengalami tingkat korban yang cukup tinggi. Dalam fase serangan balasan akhir-akhir ini Ukraina mengklaim telah menembak helicopter ini. Sebelumnya berdasarkan bukti visual setidaknya 35 Ka-52 menjadi korban.
Helikopter ini memiliki berat maksimum lepas landas 10,8 ton, kecepatan maksimal 310 km per jam dan jangkauan 520 km dengan beban penuh. Harga satu unit Ka-52 dikabakan sekitar US$16 juta atau sekitar Rp 240 miliar dengan kurs saat ini yakni sekitar Rp15.000.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 20 Jun 2023