Ragam
Mewujudkan Ketahanan Energi di Perlukan Transisi Energi
JAKARTA, Wongkito.co - Dalam rangka mewujudkan ketahanan energi diperlukan langkah yang inovatif dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Dalam forum Leadership Dialogue Energi Asia di Kuala Lumpur Malaysia beberapa waktu lalu Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengungkapkan, untuk menjaga ketahanan energi dan menjamin keterjangkauannya, Pertamina menempuh strategi mempertahankan bisnis minyak dan gas, dengan tetap melihat potensi energi baru terbarukan.
Nicke menyampaikan, untuk mengurangi emisi, Pertamina melakukan Dekarbonisasi dalam kegiatan operasionalnya.
Baru juga
- OJK Awasi Kredit Macet 1,3 Triliun Bank Mayapada
- Penjualan Otomotif per- Mei 2023 Naik 39,4 Persen
- Gerakan Pangan Murah Lakukan Operasi Pasar Stabilkan Harga Ayam Potong
“Hal ini untuk memastikan bahwa dalam jangka pendek, transisi energi tidak akan mengganggu ketahanan energi. Namun di sisi lain, kita masih bisa mencapai target pengurangan emisi karbon,” ungkap Nicke dilansir pada Jumat, 30 Juni 2023
Pertamina juga membangun dan memperkuat infrastruktur gas di seluruh rantai nilai, dari hulu, tengah, hingga hilir sesuai dengan target Pemerintah dimana porsi gas dalam bauran energi ditingkatkan secara bertahap. Dengan wilayah yang terdiri dari 17.000 pulau, pengembangan infrastruktur gas diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas bagi seluruh penduduk.
“Oleh karena itu, percepatan transisi energi di Indonesia bukan hanya upaya untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga untuk mewujudkan ketahanan energi,” lanjut Nicke
Di era transisi energi, negara-negara di Asia Selatan termasuk Indonesia, memiliki peluang besar karena dikaruniai alam dengan sumber energi primer hijau yang melimpah. Sumber daya ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ekosistem bisnis rendah karbon.
Untuk mewujudkan itu, Pertamina telah mengalokasikan 15% dari total Capex untuk pengembangan portofolio bisnis rendah karbon/hijau, jauh lebih tinggi dari rata-rata perusahaan energi lainnya.
Beberapa inisiatif yang telah dan akan terus laksanakan antara lain, dekarbonisasi dan efisiensi energi yang telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 31%, implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan injeksi C02 perdana di Lapangan Pertamina EP Jatibarang.
Nicke menambahkan, Pertamina juga mengembangkan Kilang Hijau, pengembangan energi Geothermal yang saat ini telah mencapai kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, memproduksi biodiesel.
Pertamina, turut melibatkan masyarakat dengan mengembangkan Desa Mandiri Energi di 47 Desa di Indonesia.
Pertamina berharap kerja sama tersebut akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk-produk budaya lokal, UMKM akan mengalami peningkatan penjualan dan pendapatan. Pertamina meyakini, kolaborasi ini mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor pariwisata, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 30 Jun 2023