Motor Listrik Berpotensi Menyerap Ribuan Lapangan Kerja

Motor Listrik Berpotensi Menyerap Ribuan Lapangan Kerja (Ist)

Jakarta, Wongkito.co - Industri motor listrik berpotensi membuka ribuan lapangan pekerjaan baru. Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan sekitar 375 ribu lapangan kerja.

Namun, Indonesia dinilai butuh investasi yang besar untuk mengembangkan sektor industri motor listrik. ADB memperkirakan Indonesia baru dapat meningkatkan kapasitas produksi motor listrik menjadi 2,3 juta unit pada 2030. Angka itu memenuhi sekitar 90% permintaan saat ini.

Untuk mencapai tingkat produksi tersebut, Indonesia butuh investasi mencapai US$610 juta atau Rp9,3 triliun dalam lima sampai 10 tahun ke depan. Sabtu, 26 agustus 2023.

Meski cukup tinggi, ADB meyakini Indonesia dapat meraih banyak manfaat dari investasi tersebut. Riset ADB menyebutkan nilai ekonomi Indonesia bisa bertambah US$ 3,5-4 miliar yang sebagian besar berasal dari tambahan nilai ekonomi secara tidak langsung. 

Mengutip laporan terbaru ADB, Jumat 25 Agustus 2023, ada potensi penciptaan lapangan kerja baru untuk 355-375 ribu orang. “Tambahan 15-20 ribu sifatnya langsung, 215-225 ribu tidak langsung dan 125-130 ribu dari manfaat yang diinduksi,” demikian laporan ADB. 

Baca juga

Riset itu juga membeberkan Indonesia bisa berhemat US$130 juta biaya dari lokalisasi produksi yakni penggunaan bahan baku lokal untuk proses manufaktur. Investasi juga bermanfaat bagi lingkungan yakni penghindaran penciptaan setengah juta ton emisi CO2. 

Riset McKinsey Center for Future Mobility memprediksi penjualan motor listrik di Asia Tenggara mencapai 4,5 juta unit pada 2030. Separuh lebih penjualan tersebut akan berasal dari Indonesia. McKinsey memperkirakan penjualan motor listrik di Tanah Air bisa mencapai 2,5 juta unit per tahun pada 2030.

Artinya, angka itu meningkat belasan ribu kali dibanding penjualan tahun 2021 yakni 17 ribu unit. Laporan ADB menyebutkan pemerintah Indonesia telah mengumumkan kombinasi ambisi dan/atau target elektrifikasi moda transportasi. 

Hal itu didorong kebutuhan untuk mengendalikan polusi, memitigasi perubahan iklim melalui pengurangan emisi dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. “Target-target ini mempunyai potensi untuk menciptakan peningkatan permintaan yang signifikan setelah tahun 2030," imbuh laporan tersebut.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara 

Editor: admin
Bagikan

Related Stories