Nilai Ekspor Sumsel Juni Turun 4,50 Persen

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan, Zulkipli (Ist BPS Sumsel)

PALEMBANG, WongKito.co, - Nilai ekspor Sumatera Selatan pada Juni 2022 turun 4,50 persen bila dibandingkam Mei 2022, yakni dari US$618,92 menjadi US$591,04 juta.

Sementara jika dibanding Juni 2021, naik 47,31 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan, Zulkipli  di Palembang, Senin.

Menurut dia, penurunan ekspor Juni 2022 dibanding Mei 2022 disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar US$73,21 juta, yaitu dari US$589,72 juta menjadi US$516,50 juta, yang mereduksi 
peningkatan ekspor migas sebesar US$45,33 juta, yaitu dari US$29,21 juta menjadi US$74,54 juta.

Baca Juga :

Penurunan ekspor nonmigas disebabkan turunnya ekspor batubara sebesar 21,56 persen menjadi US$256,27 juta, katanya.

Ia mengatakan, secara kumulatif, nilai ekspor Sumatera Selatan periode Januari–Juni 2022 mencapai US$3.346,75 juta atau naik 44,64 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, demikian juga nilai ekspor kumulatif nonmigas mencapai US$3.141,66 juta atau naik 39,65 persen.

Penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada komoditas bahan bakar mineral (batubara dan lignit) sebesar US$70,45 juta (21,56 persen), sedangkan peningkatan terbesar ekspor nonmigas Juni 2022 terhadap Mei 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$33,20 juta.

Adapun menurut sektor, ekspor nonmigas hasil pertanian Januari–Juni 2022 naik 49,05 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, ekspor hasil industri pengolahan naik 2,53 persen, dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 152,33 persen.

Ekspor Juni 2022 terbesar adalah ke India sebesar US$120,13 juta, disusul ke Tiongkok sebesar US$112,24 juta, dan ke Malaysia US$63,04 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 49,98 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$190,67 juta dan US$36,82 juta.

Secara kumulatif, nilai ekspor terbesar Sumatera Selatan Januari-Juni 2022 
ditujukan ke Tiongkok, India, dan Malaysia, dengan nilai masing-masing sebesar 
US$891,66 juta, US$499,93 juta dan US$270,26 juta, katanya. (Usi)

Bagikan

Related Stories