Sri Mulyani Ungkap Jurus Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Tekan Inflasi

Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang juga menjabat Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengungkapkan langkah mitigasi untuk menghindari resesi dan stagflasi di dalam negeri (ist)

JAKARTA -  Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang juga menjabat Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengungkapkan langkah mitigasi untuk menghindari resesi dan stagflasi di dalam negeri.

“Pemerintah akan fokus memperkuat sumber pertumbuhan dalam negeri atau domestik guna menghindari stagflasi.,” kata dia, kemarin.

 Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih cukup kuat. Ia memperkirakan hingga kuartal II-2022, pertumbuhan ekonomi RI akan tumbuh di atas 5% atau sekitar 5,05%.

"Pertumbuhan ekonomi yang positif masih akan bertahan sampai kuartal III-2022," ujar dia.

Untuk mewaspadai ancaman eksternal yang dapat memicu resesi dan stagflasi, pihaknya terus memperkuat sumber pertumbuhan dalam negeri atau domestik. Fokusnya pada sektor-sektor yang belum sepenuhnya pulih imbas pandemi COVID-19 dan dampak scaring effect.

Baca Juga:

Sektor yang dimaksud Menkeu salah satunya sektor manufaktur di dalam negeri yang telah melonjak dari tahun lalu, dilihat dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari manufaktur dan perdagangan yang telah tumbuh double digit di atas 50%.

Sektor lainnya yang ikut disorot ialah akomodasi dan sektor makanan dan minuman.

Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan inflasi dan melindungi daya beli juga ditempuh melalui instrumen fiskal dengan menjaga harga jual BBM, LPG, dan listrik (administered price) tidak naik, lalu adanya pemberian insentif selisih harga minyak goreng agar harganya tetap terjangkau bagi masyarakat.

Disisi lain pemerintah melakukan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Pangan, upayakan stabilitas harga kebutuhan pokok dalam negeri melalui cadangan stabilisasi harga pangan (CSHP), antara lain kedelai dan jagung.

Baca Juga:

Terakhir, membuat kebijakan penurunan pungutan ekspor untuk mendorong peningkatan ekspor dan sekaligus kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) di level petani yang diatur pada PMK No.115/PMK.05/2022).

Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, KSSK juga menjaga pelaksanaan APBN 2022 tetap fleksibel untuk antisipasi ketidakpastian, antara lain dengan penerapan automatic adjustment, mendorong program PEN tetap responsif dan antisipatif diselaraskan dengan perkembangan COVID-19 dan tren pemulihan ekonomi, serta program KUR dan penjaminan untuk dukungan untuk UMKM.

Dari sisi energi, Kemenkeu mengatakan akan menjaga pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri  yang diatur dalam PMK No.17/PMK.02/2022, dukungan untuk proyek padat karya, pariwisata, ketahanan pangan dan insentif perpajakan PPh pasal 22 impor.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 02 Aug 2022 

Bagikan

Related Stories