Orang Sudah Membuat Daftar Belanja Ternyata Dilakukan 3.500 Tahun Lalu

Prasasti tanah liat yang berisi daftar belanja (Turkish Ministry of Culture and Tourism)

JAKARTA- Menuliskan daftar belanja ternyata tidak hanya dilakukan oleh manusia modern. Bukti menunjukkan hal tersebut juga telah dilakukan sekitar 3.500 tahun yang lalu.

Para arkeolog di Turki telah menemukan dan menguraikan sebuah prasasti tanah liat berusia 3.500 tahun. Mereka mendapati bahwa prasasti itu memuat daftar belanja untuk sejumlah besar furniture. Sesuatu  yang tidak jauh berbeda dari inventaris saat ini. 

Baris pertama dari lempengan yang berasal dari abad ke-15 SM itu  merinci pembelian besar meja, kursi, dan bangku kayu. Tidak jelas siapa yang menulis prasasti tersebut dan siapa yang melakukan transaksi. 

“Tetapi lempengan ini berguna untuk memahami struktur ekonomi dan sistem negara pada Zaman Perunggu Akhir," kata Mehmet Ersoy , Menteri Budaya dan Pariwisata Turki dalam sebuah pernyataan Rabu 31 Juli 2024.

Baca juga:

Daftar perabotan berisi aksara paku Akkadia , bentuk tulisan logo-suku kata yang umum di Timur Tengah kuno. Akkadia yang sekarang dianggap punah adalah salah satu bahasa Semit paling awal yang diketahui  dituturkan dan ditulis sejak milenium ketiga SM hingga abad pertama Masehi. Bahasa ini berkerabat dengan bahasa Arab dan Ibrani dan digunakan di wilayah geografis yang luas yang membentang dari Iran hingga Mesir dan Irak selatan hingga Turki tengah. 

Tim penggali menemukan lempengan tanah yang berukuran4 kali 1,6 sentimeter dan berat 28 gram tersebut  selama pekerjaan restorasi setelah gempa bumi mengguncang Kota Tua Alalakh di distrik Reyhanlı, Hatay. 

Alalakh , yang sekarang menjadi situs arkeologi yang dikenal sebagai Tell Atchana, terletak di dekat Antakya di Turki selatan. Pada milenium kedua SM, Alalakh adalah ibu kota Kerajaan Mukish dan pemukiman terbesar di wilayah tersebut. Bangsa Amori , bangsa berbahasa Semit dari Mesopotamia barat (Suriah modern), menduduki wilayah tersebut, yang sekarang ditutupi dengan gundukan besar, atau "tell." 

Pada abad ke-15 SM , kota Alalakh menjadi milik Kekaisaran Mittani . Wilayah ini dikenal karena produksi tembikar, logam, dan kaca. Pada tahun 1350 SM, Raja Shattiwaza dari Kerajaan Mittani menyerahkan Alalakh dan wilayah di sebelah barat Sungai Efrat kepada raja Het Suppiluliuma. Para arkeolog kini tengah mempelajari prasasti yang ditemukan di kastil dan istana kuno untuk memahami dinamika sosial di wilayah tersebut.

Tim penggali di Turki bekerja sama dengan ahli Asiriologi Universitas Johns Hopkins Jacob Lauinger dan mahasiswa doktoralnya Zeynep Türker untuk mempelajari lebih lanjut tentang tablet tersebut. "Kami yakin ini akan menawarkan perspektif baru," kata Ersoy.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 01 Aug 2024 

Bagikan

Related Stories