Ekonomi dan UMKM
Pegadaian Dorong Generasi Muda Melek Investasi Emas
PALEMBANG, WongKito.co – Pegadaian Kanwil III Sumbagsel menggelar seminar literasi finansial bertajuk “Cara Cerdas Investasi Emas bagi Pemula” di Palembang, Jumat (31/10/2025). Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber kompeten dari dunia akademik, regulator, dan industri keuangan.
Prof. Maya Panorama, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Raden Fatah, membuka sesi dengan penjelasan seputar dasar-dasar ekonomi dan waktu yang ideal untuk memulai investasi. Menurutnya, banyak masyarakat masih salah kaprah dalam melihat momen berinvestasi, khususnya pada instrumen emas.
“Seringkali orang baru mau mulai investasi ketika harga emas turun, padahal investasi bukan soal menunggu waktu yang sempurna. Justru yang penting adalah konsistensi dan disiplin,” jelas Maya.
Baca Juga:
- Jaga Stabilitas Kinerja Operasional, PGN Perkuat Fundamental Bisnis
- Urban Sneaker Society 2025 Presented by BRImo Siap Guncang JICC dengan 300 Brand Ternama
- Bukan Jaket Biasa! Kolaborasi Yamaha dan Prostreet Ini Punya Aura MAXimal Buat yang Berani Tampil Beda
Ia menambahkan, dua strategi yang bisa digunakan investor pemula adalah metode buy on dip — membeli ketika harga turun 3–5 persen — dan metode dollar cost averaging (DCA), yaitu berinvestasi secara rutin setiap bulan dengan nominal tetap, misalnya Rp500 ribu hingga Rp1 juta.
“Investor sejati bukan yang menebak harga, tapi yang konsisten mencicil investasinya dan disiplin menjaga mental agar tidak panik saat harga berfluktuasi,” ujarnya.
Sesi berikutnya diisi oleh Winda Dinniyah Handarini, Pengawas PUJK dan Edukasi Perlindungan Konsumen dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia menekankan pentingnya pemahaman produk sebelum berinvestasi agar masyarakat terhindar dari investasi bodong.
“Sebelum membeli produk investasi, pahami dulu fiturnya, manfaatnya, dan risikonya. OJK telah mengatur mekanisme perlindungan konsumen agar masyarakat lebih aman bertransaksi,” tegas Winda.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap tawaran investasi cepat untung yang tidak terdaftar di OJK.
“Tidak ada investasi yang tanpa risiko, apalagi yang menjanjikan keuntungan tinggi dalam waktu singkat,” katanya.

Investasi Emas mulai Rp10 ribu
Sementara itu, Taufik Diya, Kepala Bagian Pemasaran dan Penjualan PT Pegadaian Kanwil Sumbagsel, memperkenalkan produk inovatif Pegadaian yang memudahkan masyarakat, termasuk mahasiswa, untuk mulai berinvestasi emas dengan modal kecil melalui aplikasi Pegadaian Digital dan Tring.
“Di Pegadaian, investasi emas bisa dimulai hanya dari Rp10 ribu melalui fitur Tabungan Emas. Ini cocok untuk mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin belajar menabung emas tanpa perlu modal besar,” jelasnya.
Taufik juga menjelaskan berbagai skema yang disediakan, mulai dari cicil emas, Arisan Emas dengan tenor 6 hingga 36 bulan, hingga sistem DP 15 persen yang memungkinkan konsumen mengunci harga emas di awal transaksi.
Selain itu, aplikasi Tring kini hadir dalam versi terbaru dengan sistem keamanan yang lebih kuat menggunakan user ID dan PIN pribadi, serta terintegrasi langsung dengan pengawasan OJK.
Dalam sesi tanya jawab, peserta aktif berdiskusi mengenai strategi investasi di daerah, keamanan transaksi digital, hingga perbedaan antara emas perhiasan dan emas murni sebagai instrumen investasi.
Baca Juga:
- Intip Yuk Review Film No Other Choice yang Dibintangi Lee Byung Hun
- Segunung Derita Petani di Lingkar PLTU, Terdampak Praktik Energi Kotor
- Cerita Sumhayana, Setiap Hari Melawan Debu hingga Rutin Pantau Anak yang ISPA karena Batu Bara
Menanggapi pertanyaan peserta, Maya panorama menjelaskan bahwa emas perhiasan lebih cocok untuk kebutuhan gaya hidup, sedangkan emas batangan atau tabungan emas lebih menguntungkan untuk tujuan investasi jangka panjang.
“Kalau mau nilai asetnya stabil, pilih emas batangan atau tabungan emas. Jangan ikut-ikutan tren, tapi pahami tujuan finansial kita,” katanya.
Melalui seminar ini, Pegadaian bersama OJK berupaya memperkuat literasi keuangan generasi muda agar lebih cerdas, disiplin, dan bijak dalam berinvestasi.
“Investasi bukan hanya soal uang, tapi soal membangun kebiasaan dan mental untuk menyiapkan masa depan,” tutup prof. Maya di akhir acara.(Mg/Kgs M Haikal Muharam)

