Ragam
Peneliti Asal New York Berhasil Jalankan Pengobatan HIV dengan Transplantasi Darah Tali Pusat
NEW YORK - Seorang dokter di New York, Yvonne J. Bryson melaporkan temuan mereka pada hari Selasa, 15 Februari 2022 dalam Konferensi Retrovirus dan Infeksi Oportunistik, seperti dikutip TrenAsia.com dari laporan NBC News pada 16 Februari 2022. Berhasil menyembuhkan wanita pertama, dan orang ketiga, melalui transplantasi darah tali pusat di New York, Amerika Serikat.
Penelitian oleh tim dari Bryson dilaksanakan di New York-Presbyterian Weill Cornell Medical Center di New York.
Wanita yang meminta disebut ‘Pasien New York’ dirawat setelah didiagnosis HIV pada tahun 2013 dan leukemia pada 2017.
Baca Juga:
- Terapkan PPKM Level 3, Pemkot Palembang Gelar Peluncuran Kampung Tangguh yang Dipadati Warga
- Arifin Tasrif Paparkan Roadmap Transisi Energi Indonesia, Bertemu Petinggi World Bank
- Dorong Ekspansi di Asia Tenggara, Pinjol Modalku Raih Pendanaan Rp4,21 Triliun
Pasien New York itu termasuk yang pertama menerima metode transplantasi baru dengan darah tali pusat. Darah itu selanjutnya diperkuat dengan mutasi yang akan menghalangi HIV masuk sel.
Ia juga menerima sel induk darah yang cocok dari kerabat dekat yang terdiri dari orang tua, keturunan, atau saudara kandung.
Kini, setelah 14 bulan sejak transplantasi pertama, darahnya tidak menunjukkan adanya virus. Keberhasilan terapi ini juga menghasilkan remisi pada leukemia yang dideritanya karena HIV.
Para ilmuwan meyakini bahwa darah tali pusat yang berasal dari bayi baru lahir menunjukkan kemudahan adaptasi daripada sel induk dewasa, menurut direktur layanan transplantasi di Weill Cornell Medicine, Koen van Besien.
“Ada sesuatu yang ajaib mengenai sel-sel ini dan mungkin sesuatu yang ajaib tentang darah tali pusat secara umum dengan manfaat tambahan,” ujar dosen AIDS dari Universitas California, Dr. Steven Deeks pada New York Times.
Meskipun sebelumnya telah berhasil menyembuhkan dua pria HIV, transplantasi menggunakan sel induk dewasa lebih sulit diakses, seperti dikutip dari NBC News.
Transplantasi tali pusat juga memungkinkan pasien yang hanya memiliki sebagian kecocokan golongan darah untuk menerima transplantasi.
Sekitar 73% kasus HIV masih menggunakan pengobatan HIV tradisional, terutama obat antiretroviral. Pengobatan ini tetap berhasil membantu beberapa pasien mencapai remisi.
Baca Juga:
- Yuk Nikmati, Tiga Hotel di Palembang Ini Tawarkan Berbagai Fasilitas Lebih
- Horee! Telkomsel kembali hadirkan paket Internet Unlimited Surprise Deal
- BPOM Resmi Beri Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) Perdana Vaksin Merah Putih
Transplantasi sumsum tulang belakang juga merupakan pilihan lain dalam kasus tertentu. Meskipun metode ini terbilang mahal dan invasif dengan risiko besar.
Pada tahap ini, Bryson dan rekan-rekannya masih menganggap pasien tersebut dalam keadaan remisi HIV. Ia enggan berlebihan dan lebih memilih kata remisi daripada penyembuhan.
Tanpa munculnya tanda-tanda virus aktif sampai beberapa tahun ke depan, mereka baru akan menganggap Pasien New York itu sembuh.
“Saya senang bahwa ini berhasil baik untuknya,” kata Bryson.
Ia juga berharap keberhasilan nyata dari kasus ini telah memberi lebih banyak harapan dan pilihan bagi peneliti di masa depan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Fadel Surur pada 16 Feb 2022